Inhibisi Enzim Alfa Amilase Thalapaneni et al. 2008
12
sederhana. Semakin banyak gula-gula sederhana seperti glukosa dan maltosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis pati, hal ini menggambarkan semakin tingginya daya cerna pati. Glukosa
dan maltosa dapat bereaksi dengan DNS asam dinitrosalisilat sehingga kadar keduanya dapat diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm.
B Pengujian inhibisi enzim alfa-glukosidase Mayur et al. 2010
Pada penelitian ini enzim alfa-glukosidase yang digunakan berasal Saccharomyces cerevisiae tipe I. Aktifitas penghambatan enzim alfa-glukosidase dilakukan secara in vitro
dengan melihat pemecahan substrat p-nitrofenil- α-D-glukofiranosa menjadi p-nitrofenil yang
berwarna kuning dan glukosa. Aktifitas penghambatan enzim diukur berdasrkan jumlah p- nitrofenil yang dihasilkan dengan mengukur nilai absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.
C Pengujian kadar total fenol Strycharz dan Shetty 2002 dengan modifikasi diacu Zega
2010
Analisis kadar total fenol dilakukan dengan menggunakan reagen folin-ciocelteau. Pengukuran dilakukan dengan cara melihat kemampuan reduksi dari komponen fenol dengan
standar yang digunakan adalah asam galat. Prinsip dari metode ini adalah reduksi dari reagen fosfomolibdat MoO
4 2-
dan fosfotungstat WO
4 2-
sehingga terbentuk kompleks warna biru yang dapat terukur secara spektrofotometri sinar tampak. Pengukuran dilkukan pada panjang
gelombang 725 nm.
D Pengukuran kadar tanin Nugraha 1999
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar tanin yang ada pada sampel, yaitu ekstrak teh hijau. Pengukuran kadar tanin ini di lakukan dengan metode gravimetri. Menurut
Ummah 2010 reaksi yang terjadi didasarkan pada kereaktifan struktur flavonoid dari tanin terkondensasi terhadap formaldehida. Hasil dari reaksi ini akan membentuk endapan sehingga
secara kualitatif dapat diketahui adanya tanin terkondensasi.
E Analisis