Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase dari Ekstrak awal Teh Hijau

25 Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p 0,05 dengan uji lanjut Duncan. Gambar 9. Nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase dari ekstrak pH awal dan ekstrak pH 6,8

1. Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase dari Ekstrak awal Teh Hijau

Berdasarkan analisis statistik, didapatkan bahwa pada pengujian nilai inhibisi enzim alfa- glukosidase pada pH awal ekstrak teh hijau menunjukkan bahwa faktor suhu berpengaruh terhadap nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase p0.05 sehingga diperlukan adanya uji lanjut. Sedangkan untuk faktor waktu memberikan hasil bahwa, faktor waktu ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase p0.05 pada pH awal ekstrak teh hijau Lampiran 14. Dapat dilihat pada Gambar 5, bahwa nilai inhibisi pada suhu penyeduhan 100 o C mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai inhibisi pada suhu penyeduhan 70 o C. Hal ini dikarenakan pada suhu 100 o C komponen-komponen bioaktif yang diduga mempunyai sifat menghambat kerja enzim alfa-glukosidase telah mulai banyak yang teroksidasi sehingga menurunkan kemampuan dalam menghambat nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase. Interaksi antara suhu dan lamanya penyeduhan ekstrak teh hijau pada pH awal memberikan pengaruh terhadap nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase p0.05 untuk itu digunakan uji lanjut Duncan sebagai uji lanjutan Lampiran 15. Pada uji lanjut didapatkan bahwa nilai inhibisi enzim alfa-amilase pada sampel teh hijau pada penyeduhan 70 o C selama 30 menit memberikan respon yang tidak berbeda nyata dengan nilai inhibisi dari acarbose sebagai kontrol positif pada taraf kepercayaan 5. Sedangkan nilai dari inhibisi sampel lainnya memberikan nilai yang lebih rendah dari nilai inhibisi acarbose sebagai kontrol positif. Nilai inhibisi enzim alfa-glukosidase pada sampel teh hijau dengan penyeduhan 70 o C selama 30 menit sebesar 99.63, mempunyai nilai yang tidak berbeda nyata dengan nilai inhibisi dari acarbose yang mempunyai nilai 99.87. Hal ini disebabkan karena pada penyeduhan teh hijau dengan suhu 70 o C selama 30 menit memberikan kombinasi terbaik antara waktu dan suhu, sehingga komponen bioaktif yang diduga mempunyai 88 90 92 94 96 98 100 70 C, 5 70 C, 15 70 C, 30 100C, 5 100C, 15 100C, 30 acarbose 95,93 ab 98,26 c 99,63 d 98,51 c 96,82 b 95,09 a 99,87 d 95,63 pq 93,99 pq 96,78 qr 95,28 pq 92,60 p 92,25 p 99,49 r d a y a in h ib is i α -g lu k o sid a se perlakuan suhumenit rat aan pH aw al rat aan pH 6,8 26 kemampuan dalam menghambat kerja dari enzim alfa-glukosidase yang terdapat dalam teh hijau masih dapat terekstrak dan bekerja dengan baik, sehingga kemampuan yang dimiliki komponen bioaktif tersebut masih setara dengan acarbose sebagai kontrol positif. Tadera et al. 2006 melaporkan bahwa enzim alfa glukosidase dapat dihambat secara efektif oleh naringenin, kaemferol, luteolin, apigenin, katekin dan epikatekin, diadzein dan epigalokatekin galat. Kandungan kaemferol, luteoin, katekin, epikatekin, dan epigalokatekin galat yang terdapat dalam teh hijau yang telah diseduh adalah sebesar 1.42, 0.17, 2.73, 8.47, dan 82.89 mg100 g United States Departement of Agriculture 2003. Tadera et al. 2006 juga menambahkan bahwa senyawa flavonoid lain yang berpotensi menghambat enzim alfa glukosidase yang berasal dari khamir adalah antosianidin, isoflavon, dan kelompok flavonol. Valant-Vetschera dan Wollenweber diacu dalam Andersen dan Markham 2006 memaparkan bahwa quersetin, kaemferol, dan myricetin termasuk ke dalam golongan flavonol. Minuman teh hitam mengandung kaemferol, myricetin dan quersetin masing-masing sebesar 1.42, 1.1, dan 2.69 mg100 g United States Departement of Agriculture 2003.

2. Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase dari Ekstrak Teh Hijau setelah melalui