Kerangka Berfikir Rancangan Penelitian Pemilihan Usulan Tata Letak Terbaik

2. Variabel Dependen Variabel dependenterikat dependent variable sering juga disebut variabel kriteria criterion variable adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Dalam penelitian ini adalah tata letak fasilitas pabrik yang efektif pada PT. Pusaka Prima Mandiri.

4.5. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan langkah-langkah penelitian yang tergambar secara sistematis supaya penelitian terarah dan memiliki suatu fokus untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.

4.6. Rancangan Penelitian

Tahapan proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. yang menggambarkan dari tahap identifikasi permasalahan sampai penarikan kesimpulan. Universitas Sumatera Utara Studi Pendahuluan Melakukan pengamatan dengan melihat proses produksi pabrik, departemen-departemen yang terdapat pada pabrik, dan informasi pendukung Studi Literatur Teori buku, jurnal dan internet Identifikasi Masalah Tidak tercapainya target produksi disebabkan oleh tata letak pabrik yang belum teratur Pengumpulan Data Data Primer - Layout awal lantai produksi - Luas dan jarak antar departemen di lantai produksi - Frekuensi perpindahan bahan Data Sekunder - Uraian proses produksi - Volume Produksi Pengolahan Data - Menggambar Block Layout - Menentukan Jarak Antar Departemen - Menentukan Frekuensi Perpindahan Material - Menghitung Total Momen Perpindahan - Membuat form to chart - Mengolah Data dengan Graph-Based Construction - Mengolah Data dengan travel chart Analisis Pemecahan Masalah - Analisis Kondisi Awal pada Lantai Produksi - Analisis Hasil Rancangan yang Diusulkan - Evaluasi Hasil Rancangan yang Diusulkan Kesimpulan Mulai Gambar 4.1. Block Diagram Metodologi Pemecahan Masalah Universitas Sumatera Utara BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan masalah perencanaan ulang layout ini, maka data yang dibutuhkan adalah yang berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung atau pengukuran langsung pada lantai produksi dengan bantuan alat dan panduan dari pembimbing lapangan. Selain pengukuran langsung, data juga dapat diperoleh dari dokumen perusahaan seperti layout perusahaan. Layout perusahaan PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada halaman lampiran L-1.

5.1.1. Ukuran Departemen Produksi

PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki 12 departemen pada bagian produksinya. Setiap departemen terdiri dari satu atau beberapa elemen kerja. Data setiap departemen dan luasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

5.1.2. Urutan Proses Produksi

Urutan proses produksi PT. Pusaka Prima Mandiri dapat digambarkan dalam bentuk blok diagram. Blok diagram urutan proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Gambar 5.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Data Departemen dan Ukurannya No Departemen Ukuran Departemen p x l m Luas Area m 2 A Gudang 50 x 20 1000 B Peleburan 12 x 8 96 C Penampungan 16 x 12 192 D Pembuatan kertas 40 x 12 480 E Penggulungan kertas 12 x 4 48 F Repping 18 x 5 90 G Roll Slitter 12 x 5 60 H Ream Cutter 8 x 5 40 I Bobbin Slitter 23 x 8 184 J Ream Packaging 11 x 4 44 K Bobbin Packaging 23 x 4 92 L Gudang Sementara 35 x 28 + 14 x 12 1148 Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Universitas Sumatera Utara Bahan Peleburan Penampungan Pembuatan Kertas Penggulungan Kertas Repping Roll Slitter Ream Slitter Bobbin Slitter Ream Packaging Bobbin Packaging Gudang Sementara Gudang Penyimpanan Gudang Sementara Gambar 5.1. . Blok Diagram Urutan Proses Pembuatan Kertas Rokok Universitas Sumatera Utara Urutan proses produksi pembuatan kertas rokok pada lantai produksi yang menunjukkan keterkaitan antar departemen pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.2. berikut. Tabel 5.2. Urutan Proses Komponen Produk Komponen Urutan Proses Inti A – B – C – D – E – L – F – G Ream G - H – J Bobbin G - I – K Packing J – L – A K – L – A

5.1.3. Volume Produksi Produk

PT. Pusaka Prima Mandiri memproduksi kertas rokok berdasarkan jumlah pesanan make to order dan jumlah stok make to stock. Volume produksi produk kertas rokok dalam satu tahun diperoleh yaitu 3098 jumbo roll per tahun. 5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Penggambaran Block Layout Departemen Lantai Produksi Letak masing-masing departemen dibuat dalam bentuk block layout sesuai dengan ukurannya seperti pada keadaan sebenarnya tanpa memperhitungkan gang antar departemen. Block layout lantai produksi PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Block Layout Lantai Produksi Awal

5.2.2. Penentuan Jarak Antar Departemen

Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear, dimana jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Jarak antar departemen dihitung berdasarkan jarak antara titik pusat departemen. Cara perhitungan jarak Rectilinear ini memiliki rumus berikut: Keterangan: dij = jarak antar titik pusat fasilitas i dan j xi = koordinat x pada departemen i Universitas Sumatera Utara xj = koordinat x pada departemen j yi = koordinat y pada departemen i yj = koordinat y pada departemen j Untuk menentukan koordinat titik pusat atau titik berat dari departemen yang bentuknya bukan persegi dilakukan dengan membagi bentuk departemen departemen tersebut menjadi bentuk persegi. Kemudian digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: TB = Titik Berat M = Momen L = Luas Momen yang dimaksud dalam rumus ini adalah jumlah perkalian antara koordinat x atau koordinat y dari departemen yang dibagi dengan luas dari departemen yang dibagi. Contoh dari penentuan koordinat ini adalah penentuan koordinat untuk departemen L. Karena bentuknya bukan persegi maka untuk penentuan koordinat departemen L digunakan rumus Titik Berat. Departemen L dibagi menjadi L1 dan L2. Terlebih dahulu dicari koordinat L1 dan L2, yaitu : Koordinat X L1 = X + X1 −X0 2 = 0 + 7 −0 2 = 0 + 3,5 = 3,5 Koordinat Y L1 = Y + Y1 −Y0 2 = 0 + 6 −0 2 = 0 + 3 = 3 Universitas Sumatera Utara Koordinat X L2 = X + X1 −X0 2 = 7 + 21 −7 2 = 7 + 7 = 14 Koordinat Y L2 = Y + Y1 −Y0 2 = 0 + 17,5 −0 2 = 0 + 8,75 = 8,75 Jadi koordinat L1 adalah 3,5;3 dan koordinat L2 adalah 14;8,75. Luas departemen L1 adalah 7 x 6 = 42 cm 2 dan luas departemen L2 adalah 17,5 x 14 = 245 cm 2 . Maka koordinat x dan y dari departemen A adalah sebagai berikut: Koordinat X L : TBx = �� �� = ∑���� ∑�� = 3,5 x 42+ 14 x 245 42+245 = 3577 287 = 12,46 Koordinat Y L : TBy = �� �� = ∑���� ∑�� = 3 x 42+ 8,75 x 245 42+245 = 2269,75 287 = 7,90 Sehingga titik koordinat departemen L = x,y = 12,46 ; 7,90 Sedangkan untuk penentuan departemen yang berbentuk persegi ditentukan dengan membuat perpotongan garis diagonal pada departemen tersebut dan perpotongan garis diagonal tersebut merupakan titik koordinat departemen tersebut. Contoh penentuan titik koordinat dengan departemen yang berbentuk persegi ialah penentuan koordinat departemen A. Koordinat X A = X + X1 −X0 2 = 29,5 + 54,5 −29,5 2 = 29,5 + 12,5 = 42 Koordinat Y A = Y + Y1 −Y0 2 = 7,5 + 17,5 −7,5 2 = 7,5 + 5 = 12,5 Titik koordinat Departemen A = x,y = 42 ; 12,5. Penentuan titik koordinat untuk Departemen B,C, D, E, F, G, H, I, J dan K juga dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan bentuk departemennya. Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen dapat dilihat pada Tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Titik Koordinat Tiap Departemen Departemen Koordinat X Y A 42 12,5 B 52,5 20,5 C 46,5 20,5 D 32,5 20,5 E 21,5 20,5 F 16 18,75 G 8,5 18,75 H 2,25 19,5 I 3 11,75 J 4,5 20,25 K 6 11,75 L 12,46 7,9 Universitas Sumatera Utara Gambar .5.3. Koordinat x,y Tiap Lokasi Departemen Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Contohnya, koordinat A 42 ; 12,5 dan B 52,5 ; 20,5, maka jarak A ke B adalah: dij = |x-a| + |y-b| A-B = |42-52,5| + |12,5-20,5| = 18,5 m Perhitungan untuk jarak antar departemen lain juga dilakukan seperti contoh diatas. Hasil perhitungan jarak antar departemen secara keseluruhan untuk tata letak awal dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Jarak Antar Departemen Produksi dij meter A B C D E F G H I J K L A 18,50 12,50 17,50 28,50 32,25 39,75 46,75 39,75 45,25 36,75 34,14 B 18,50 6,00 20,00 31,00 38,25 45,75 51,25 58,25 48,25 55,25 52,64 C 12,50 6,00 14,00 25,00 32,25 39,75 45,25 52,25 42,25 49,25 46,64 Universitas Sumatera Utara D 17,50 20,00 14,00 11,00 18,25 25,75 31,25 38,25 28,25 35,25 32,64 E 28,50 31,00 25,00 11,00 7,25 14,75 20,25 27,25 17,25 24,25 21,64 F 32,25 38,25 32,25 18,25 7,25 7,50 14,50 20,00 13,00 17,00 14,39 G 39,75 45,75 39,75 25,75 14,75 7,50 7,00 12,50 5,50 9,50 14,81 H 46,75 51,25 45,25 31,25 20,25 14,50 7,00 8,50 3,00 11,50 21,81 I 39,75 58,25 52,25 38,25 27,25 20,00 12,50 8,50 10,00 3,00 13,31 J 45,25 48,25 42,25 28,25 17,25 13,00 5,50 3,00 10,00 10,00 20,31 K 36,75 55,25 49,25 35,25 24,25 17,00 9,50 11,50 3,00 10,00 10,31 L 34,14 52,64 46,64 32,64 21,64 14,39 14,81 21,81 13,31 20,31 10,31

5.2.3. Penentuan Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen

Frekuensi perpindahan bahan perlu dihitung untuk mendapatkan momen perpindahan. Frekuensi perpindahan bahan di lantai produksi diperoleh melalui jumlah dari aliran perpindahan bahan yang terjadi. Data frekuensi perpindahan bahan bergantung pada data volume produksi dan kapasitas peralatan perpindahan yang digunakan. Volume produksi perusahaan dalam satu tahun ialah 3098 jumbo roll kertas rokok. Berdasarkan pada pengumpulan data, komponen inti dipindahkan dari departemen gudang A – peleburan B – penampungan C – pembuatan kertas D – penggulungan kertas E – gudang sementara L – repping F – roll slitter G – ream cutter H – bobbin slitter I – ream packaging J – bobbin packaging K – gudang sementara L – gudang A. Untuk perpindahan bahan yang mempunyai jalur lintasan yang sama digunakan material handling berupa hoist crane dan forklift. Jalur perpindahan bahan yang menggunakan hoist crane adalah E-F dan F-G. Sementara yang menggunakan forklift adalah A-B, E-L, L-F, G-H, H -J , G-I, I-K, J-L, K-L dan L-A. Perhitungan frekuensi perpindahan material selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen per Tahun Universitas Sumatera Utara No Departmen Asal Departemen Tujuan Volume Produksi unittahun Kapasitas Angkut MH unit Frekuensi Perpindahan Material fij k lit h 1 A B 3098 1 3098 2 B C 3098 1 3098 3 C D 3098 1 3098 4 D E 3098 1 3098 5 E L 3098 1 3098 6 E F 3098 1 3098 7 F G 3098 1 3098 8 L F 3098 1 3098 9 G H 3098 1 3098 10 H J 3098 2 6196 11 G I 3098 1 3098 12 I K 3098 2 6196 Tabel 5.5. Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen per Tahun Lanjutan No Departmen Asal Departemen Tujuan Volume Produksi unittahun Kapasitas Angkut MH unit Frekuensi Perpindahan Material fij k lit h 13 J L 3098 2 6196 14 K L 3098 2 6196 15 L A 3098 4 12392

5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada Tata Letak Awal

Tata letak lantai produksi yang dipakai oleh perusahaan saat ini akan dievaluasi dan dihitung total momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi selama periode satu tahun produksi. Total momen perpindahan pada lantai produksi dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu departemen ke Universitas Sumatera Utara departemen lainnya dengan jarak antar departemen yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: Z0 = nilai total momen perpindahan awal metertahun fij = frekuensi perpindahan dari departemen i ke j dij = jarak antar departemen i dengan j Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari departemen A ke departemen B adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke B = 3098 kali Jarak perpindahan dari A ke B = 18,50 meter Maka momen perpindahan dari A ke B ZA-B = f A-B × d A-B = 3098 × 18,50 meter = 57313 meter perpindahantahun Perhitungan selengkapnya untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Perhitungan Total Momen Perpindahan Awal Universitas Sumatera Utara No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 18,50 57.313,00 2 B C 3098 6,00 18.588,00 3 C D 3098 14,00 43.372,00 4 D E 3098 11,00 34.078,00 5 E L 3098 21,64 67.040,72 6 E F 3098 7,25 22.460,50 7 F G 3098 7,50 23.235,00 8 L F 3098 14,39 44.580,22 9 G H 3098 7,00 21.686,00 10 H J 6196 3,00 18.588,00 11 G I 3098 12,50 38.725,00 12 I K 6196 3,00 18.588,00 13 J L 6196 20,31 125.840,76 14 K L 6196 10,31 63.880,76 15 L A 12392 34,14 423.062,88 Jumlah 1.021.038,12 Nilai total momen perpindahan awal Z0 adalah 1.021.038,12 metertahun.

5.2.5. Pengolahan Data dengan Menggunakan Graph Based Construction

Perancangan dengan menggunakan Graph Based Construction diawali dengan pembuatan Form to Chart berdasarkan momen perpindahan antar departemen yang dapat dilihat pada gambar berikut: To A B C D E F G H I J K L Jumlah From A 57.313 423.062,88 480375,88 B 18.588 18.588 C 43.372 43.372 D 34.078 34.078 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.4. From to Chart Momen Perpindahan E 22.460,5 67.040,72 89.501,22 F 23.235 44.580,22 67815,22 G 21.686 38.725 60.411 H 18.588 18.588 I 18.588 18.588 J 125.840,76 125.840,76 K 63.880,76 63.880,76 L Jumlah 57.313 18.588 43.372 34.078 22.460,5 23.235 21.686 38.725 18.588 18.588 724.405,34 1.021.038,84 Universitas Sumatera Utara Dari form to chart diatas, dibuat grafik kedekatan yang dibentuk melalui segitiga planar. Segitiga planar ini disusun berdasarkan pembobotan dari pasangan departemen yang mempunyai momen perpindahan terbesar. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut: 1. Memilih pasangan departemen yang mempunyai bobot terbesar. Bobot terbesar adalah departemen L dan A yaitu 423.062,88 metertahun. L A Gambar 5.5. Grafik Kedekatan Departemen L dan A 2. Memilih departemen ke tiga yang akan masuk ke dalam grafik. Caranya adalah dengan menganalisis departemen yang belum dipilih dengan menjumlahkan setiap pasangan dan pilihlah nilai terbesar pada kolom departemen yang telah dipilih dan pada baris departemen yang belum dipilih. Tabel 5.7. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tiga Departemen L A Total Keterangan B 57.313 57.313 C D E 67.040,72 67.040,72 F 44.580,22 44.580,22 G Universitas Sumatera Utara H I J 125.840,76 125.840,76 dipilih K 63.880,76 63.880,76 Nilai terbesar adalah departemen J dengan pasangan departemen A-L, yaitu sebesar 125.840,76 metertahun, maka departemen J yang terpilih untuk masuk ke dalam grafik. Sehingga dapat ditarik garis untuk dihubungkan dengan departemen J membentuk segitiga seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6. L A J Gambar 5.6. Bidang Segitiga Departemen L-A-J 3. Memilih departemen ke empat yang akan masuk ke dalam grafik. Caranya adalah menjumlahkan bobot masing-masing departemen yang belum terpilih dalam bidang segitiga L-A-J. Kemudian dipilih departemen yang mempunyai bobot terbesar. Tabel 5.8. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Empat Departemen L A J Total B 57.313 57.313 C D Universitas Sumatera Utara E 67.040,72 67.040,72 F 44.580,22 44.580,22 G H 18.588 18.588 I K 63.880,76 63.880,76 Nilai terbesar adalah departemen E dengan pasangan departemen L-A-J, yaitu sebesar 67.040,72 metertahun, maka departemen E yang terpilih untuk masuk ke dalam grafik. Penempatan departemen E tidak memotong segitiga L-A-J seperti ditunjukan pada Gambar 5.7. L A J E Gambar 5.7. Departemen E dalam Segitiga Departemen L-A-J 4. Memilih departemen ke lima yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 4 bidang segitiga yang terbentuk yaitu E-L-J, E-L-A, E-A-J, dan L-A-J. Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan Universitas Sumatera Utara menambahkan bobot departemen yang belum terpilih. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Lima Dept. E L J Total E L A Total E A J Total L A J Total B 57.313 57.313 57.313 57.313 57.313 57.313 C D 34.078 34.078 34.078 34.078 34.078 34.078 F 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 G H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I K 63.880,76 63.880,76 63.880,76 63.880,76 63.880,76 63.880,76 Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 3 bidang dengan nilai yang sama yaitu bidang E-L-J, E-L-A, dan L-A-J. Bidang yang terpilih adalah bidang L-A-J karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen K dalam bidang L-A-J dapat dilihat pada Gambar 5.8. L A J E K Gambar 5.8. Departemen K dalam Segitiga Departemen L-A-J Universitas Sumatera Utara 5. Memilih departemen ke enam yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 7 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K, A-J-K, dan A-K-E. Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot departemen yang belum terpilih. Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Enam L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E B 57.313 57.313 57.313 57.313 57.313 C D 34.078 34.078 34.078 F 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 G H 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama yaitu bidang L-A-J, L-A-K, L-A-E, A-J-K, dan A-K-E. Bidang yang terpilih adalah bidang A-J-K karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen B dalam bidang A-J-K dapat dilihat pada Gambar 5.9. Universitas Sumatera Utara L A J E K B Gambar 5.9. Departemen B dalam Segitiga Departemen A-J-K 6. Memilih departemen ke tujuh yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 10 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B. Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot departemen yang belum terpilih. Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tujuh Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B C 18.588 18.588 18.588 D 34.078 34.078 34.078 F 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 G H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah F dan bidang yang terpilih adalah bidang L-A-E karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen F dalam bidang L-A-E dapat dilihat pada Gambar 5.10. L A J E K B F Gambar 5.10. Departemen F dalam Segitiga Departemen L-A-E 7. Memilih departemen ke delapan yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 13 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, dan A-E-F. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Delapan Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B C 18.588 18.588 18.588 D 34.078 34.078 34.078 G H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dept. L-E-F L-A-F A-E-F C D 34.078 34.078 G 23.235 23.235 23.235 H I Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah D dan bidang yang terpilih adalah bidang A-E-F karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen D dalam bidang A-E-F dapat dilihat pada Gambar 5.11. L A J E K B F D Universitas Sumatera Utara Gambar 5.11. Departemen D dalam Segitiga Departemen A-E-F 8. Memilih departemen ke sembilan yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 16 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E- K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, dan D- A-E. Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sembilan Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B C 18.588 18.588 18.588 G H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dept. L-E-F L-A-F A-E-F D-E-F D-F-A D-A-E C 43.372 43.372 43.372 G 23.235 23.235 23.235 23.235 23.235 H I Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 3 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah C dan bidang yang terpilih adalah bidang D-E-F karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen C dalam bidang D - E-F dapat dilihat pada Gambar 5.12. Universitas Sumatera Utara L A J E K B F D C Gambar 5.12. Departemen C dalam Segitiga Departemen D-E-F 9. Memilih departemen ke sepuluh yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 19 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E- K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A- E, C-E-F, C-D-F, dan C-D-E. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sepuluh Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B G H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dept. L-E-F L-A-F A-E-F D-E-F D-F-A D-A-E C-E-F C-D-F C-D-E G 23.235 23.235 23.235 23.235 23.235 23.235 23.235 H I Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 7 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah G dan bidang yang terpilih adalah bidang D-E-F karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen G dalam bidang D-E-F dapat dilihat pada Gambar 5.13. L A J E K B F D C G Gambar 5.13. Departemen G dalam Segitiga Departemen D-E-F 10.Memilih departemen ke sebelas yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 22 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E- K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A- E, C-E-G, C-D-G, C-D-E, D-E-G, D-F-G, dan E-F-G. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sebelas Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 I 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dept. L-E-F L-A-F A-E-F D-E-F D-F-A D-A-E C-E-G C-D-G C-D-E D-E-G H 21.686 21.686 21.686 I 38.725 38.725 38.725 Dept. D-F-G E-F-G H 21.686 21.686 I 38.725 38.725 Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah I dan bidang yang terpilih adalah bidang E-F-G karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen I dalam bidang E-F-G dapat dilihat pada Gambar 5.14. L A J E K B F D C G I Gambar 5.14. Departemen I dalam Segitiga Departemen E-F-G Universitas Sumatera Utara 11.Memilih departemen ke dua belas yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 25 bidang segitiga yang terbentuk yaitu yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A-E, C-E-G, C-D-G, C-D-E, D-E-G, D-F-G, E-F-G, F-G-I, E-G-I, dan E-F-I. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Dua Belas Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B H 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 Dept. L-E-F L-A-F A-E-F D-E-F D-F-A D-A-E C-E-G C-D-G C-D-E D-E-G H 21.686 21.686 21.686 Dept. D-F-G E-F-G F-G-I E-G-I E-F-I H 21.686 21.686 21.686 21.686 Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 7 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah H dan bidang yang terpilih adalah bidang F-G-I karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen H dalam bidang F-G-I dapat dilihat pada Gambar 5.15. Universitas Sumatera Utara L A J E K B F D C G I H Gambar 5.15. Departemen H dalam Segitiga Departemen F-G-I Urutan pengalokasian departemen dimulai dari momen perpindahan terbesar berdasarkan metode grafik yaitu L-A-J-E-K-B-F-D-C-G-I-H. Berdasarkan urutan pengalokasian dan grafik kedekatan terakhir, maka dapat dibuat beberapa rancangan alternatif tata letak lantai produksi yang baru, seperti diuraikan sebagai berikut: 1. Rancangan alternatif I Block layout rancangan alternatif I dengan metode Graph-Based Construction dapat dilihat pada Gambar 5.16. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.16. Block Layout Alternatif I Graph-Based Construction Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif I Departemen Koordinat X Y A 26 12,5 B 19 20,5 C 25 28 D 11 26,5 Universitas Sumatera Utara E 4,5 20,5 F 5,75 13 G 3,25 14,5 H 2,5 10,25 I 11,25 21,5 J 4,25 7 K 11,25 18,5 L 12,46 7,9 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.18. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif I meter A B C D E F G H I J K L A 15,00 16,50 29,00 29,50 20,75 24,75 25,75 23,75 27,25 20,75 18,14 B 15,00 13,50 14,00 14,50 20,75 21,75 26,75 8,75 28,25 9,75 19,14 C 16,50 13,50 15,50 28,00 34,25 35,25 40,25 20,25 41,75 23,25 32,64 D 29,00 14,00 15,50 12,50 18,75 19,75 24,75 24,75 26,25 8,25 20,06 E 29,50 14,50 28,00 12,50 8,75 7,25 12,25 7,75 13,75 8,75 20,56 F 20,75 20,75 34,25 18,75 8,75 4,00 6,00 14,00 7,50 11,00 11,81 G 24,75 21,75 35,25 19,75 7,25 4,00 5,00 15,00 8,50 12,00 15,81 H 25,75 26,75 40,25 24,75 12,25 6,00 5,00 20,00 5,00 17,00 12,31 I 23,75 8,75 20,25 5,25 7,75 14,00 15,00 20,00 21,50 3,00 14,81 J 27,25 28,25 41,75 26,25 13,75 7,50 8,50 5,00 21,50 18,50 9,11 K 20,75 9,75 23,25 8,25 8,75 11,00 12,00 17,00 3,00 18,50 11,81 L 18,14 19,14 32,64 20,06 20,56 11,81 15,81 12,31 14,81 9,11 11,81 2. Rancangan alternatif II Block layout rancangan alternatif II dengan metode Graph-Based Construction dapat dilihat pada Gambar 5.17. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.17. Block Layout Alternatif II Graph-Based Construction Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.19. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif II Departemen Koordinat X Y A 26 13 B 19 22,5 C 25 28,5 D 11 28,5 E 12,5 18,5 F 5,75 10,5 G 4,25 22,5 H 5 16,25 I 11,25 23,5 J 18,25 18,5 K 11,25 20,5 L 12,46 7,9 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif II meter A B C D E F G H I J K L A 16,50 16,50 30,50 19,00 22,75 31,25 24,25 25,25 13,25 22,25 18,64 B 16,50 12,00 14,00 10,50 25,25 14,75 20,25 8,75 4,75 9,75 21,14 C 16,50 12,00 14,00 22,50 37,25 26,75 32,25 18,75 16,75 21,75 33,14 D 30,50 14,00 14,00 11,50 23,25 12,75 18,25 5,25 17,25 8,25 22,06 E 19,00 10,50 22,50 11,50 14,75 12,25 9,75 6,25 5,75 3,25 10,64 F 22,75 25,25 37,25 23,25 14,75 13,50 6,50 18,50 20,50 15,50 9,31 G 31,25 14,75 26,75 12,75 12,25 13,50 7,00 8,00 18,00 9,00 22,81 H 24,25 20,25 32,25 18,25 9,75 6,50 7,00 13,50 15,50 10,50 15,81 I 25,25 8,75 18,75 5,25 6,25 18,50 8,00 13,50 12,00 3,00 16,81 J 13,25 4,75 16,75 17,25 5,75 20,50 18,00 15,50 12,00 9,00 16,39 K 22,25 9,75 21,75 8,25 3,25 15,50 9,00 10,50 3,00 9,00 13,81 L 18,64 21,14 33,14 22,06 10,64 9,31 22,81 15,81 16,81 16,39 13,81 3. Rancangan alternatif III Block layout rancangan alternatif III dengan metode Graph-Based Construction dapat dilihat pada Gambar 5.18. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.18. Block Layout Alternatif III Graph-Based Construction Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif III Departemen Koordinat X Y A 18,5 5 B 8 13 C 3 24 D 3 10 E 7 19 F 9,25 20,5 G 11,75 23 H 11,75 18 I 20,75 29,5 J 14 18,75 K 16 21,75 L 22,46 17,9 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.22. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif III meter A B C D E F G H I J K L A 18,50 34,50 20,50 25,50 24,75 24,75 19,75 26,75 18,25 19,25 16,86 B 18,50 16,00 8,00 7,00 8,75 13,75 8,75 29,25 11,75 16,75 19,36 C 34,50 16,00 14,00 9,00 9,75 9,75 14,75 23,25 16,25 15,25 25,56 D 20,50 8,00 14,00 13,00 16,75 21,75 16,75 37,25 19,75 24,75 27,36 E 25,50 7,00 9,00 13,00 3,75 8,75 5,75 24,25 7,25 11,75 16,56 F 24,75 8,75 9,75 16,75 3,75 5,00 5,00 20,50 6,50 8,00 15,81 G 24,75 13,75 9,75 21,75 8,75 5,00 5,00 15,50 6,50 5,50 15,81 H 19,75 8,75 14,75 16,75 5,75 5,00 5,00 20,50 3,00 8,00 10,81 I 26,75 29,25 23,25 37,25 24,25 20,50 15,50 20,50 17,50 12,50 13,31 J 18,25 11,75 16,25 19,75 7,25 6,50 6,50 3,00 17,50 5,00 9,31 K 19,25 16,75 15,25 24,75 11,75 8,00 5,50 8,00 12,50 5,00 10,31 L 16,86 19,36 25,56 27,36 16,56 15,81 15,81 10,81 13,31 9,31 10,31

5.2.6. Pengolahan Data dengan Menggunakan Travel Chart

Travel Chart ini dibuat dengan menggunakan model matriks, dimana letak departemen dibuat sembarangan untuk pertama kalinya dan setelahnya dibuat análisis momen perpindahan. 1. Pembuatan ARC Activity Relationship Chart ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan material antar tiap departemen. ARC antar departemen dapat dilihat pada Gambar 5.19. Contohnya, untuk Departemen B Peleburan dengan Departemen C Penampungan. a. Departemen B Peleburan memiliki hubungan mutlak berdekatan dengan Departemen C Penampungan sehingga pada bagian belah ketupat atas dituliskan huruf A b. Penentuan hubungan nilai A untuk Departemen B ke Departemen C mempunyai alasan, yaitu kedua departemen tersebut memiliki hubungan urutan aliran proses, Universitas Sumatera Utara menggunakan catatan yang sama dan memudahkan pengawasan. Hal ini dapat dituliskan pada belah ketupat bagian bawah yaitu alasan 2, 3, 4. Begitu juga seterusnya untuk departemen-departemen yang lain. U E O I X A SIMBOL KETERANGAN Mutlak perlu berdekatan Sangat penting berdekatan Penting berdekatan Tidak jadi soal biasa Tidak perlu berdekatan Tidak diharapkan berdekatan ` AKTIVITAS No. DERAJAT KEDEKATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 5,6,7 1 2 7 6 5 4 3 12 11 10 9 8 5 2 4 3 6 1 SANDI ALASAN Memakai peralatan yang sama Menggunakan catatan yang sama Urutan aliran proses Memudahkan pengawasan Kebisingan Lembab dan basah 8 7 Debu dan kotor Getaran 1,2,3 5,6,7,8 2,3,4 - 4 A 1,2,3,4 7 7 4 O - 1 - A 1,2,3,4 U 6,7 1 1,2 O - U 6,7 - 1,2 I 1,2,3 O - U 6,7 - 7 7 O - U U U U 1,2,3 1,2,3 1,2,3,4 6,7 5,6,7 6,7 U 8 U 8 U 5,8 U 5,8 O - I 1,2,3 I 1,2,3 E 1,2,3,4 I 1,2,4 E 1,2,3,4 E 1,2,3,4 I 1,2,4 I 1,2,3 O - I 1 O - O - O - E 1,2,3,4 O - E 1,2,3,4 O - O - I 1,2,4 O - I 1,2,4 E 1,2,3,4 O - O - O - I 3 I 3 GUDANG PELEBURAN PENAMPUNGAN PENGGULUNGAN KERTAS ROLL SLITTER REAM PACKAGING REPPING REAM CUTTER BOBBIN PACKAGING BOBBIN SLITTER PEMBUATAN KERTAS E U O U U O I I E E E GUDANG SEMENTARA A I I I I O O U U 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 5.19. ARC Activity Relationship Chart Antar Departemen Universitas Sumatera Utara 2. Penggambaran diagram hubungan antar departemen Dari ARC, dapat dibuat diagram hubungan relationship diagram. Contohnya: a. Departemen B Peleburan ke Departemen C Penampungan. - Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Peleburan ke Departemen Penampungan adalah A. - Pada diagram hubungan antar departemen simbol A ditunjukkan dengan gambar - Maka, dari Departemen B Peleburan ditarik garis dengan tipe ke Departemen C Penampungan. b. Departemen A Gudang ke Departemen B Peleburan. - Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Gudang ke Departemen Peleburan adalah E. - Pada diagram hubungan antar departemen simbol E ditunjukkan dengan gambar - Maka, dari Departemen A Gudang ditarik garis dengan tipe ke Departemen B Peleburan. c. Departemen A Gudang ke Departemen D Pembuatan kertas. - Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Gudang ke Departemen Peleburan adalah O. - Pada diagram hubungan antar departemen simbol O ditunjukkan dengan gambar - Maka, dari Departemen A Gudang ditarik garis dengan tipe ke Departemen D Pembuatan kertas. Universitas Sumatera Utara Penggambaran diagram hubungan secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.20. A B C D E L K J F G H I KODE KETERANGAN A Gudang B Peleburan C Penampungan D Pembuatan kertas E Penggulungan kertas F Repping G Roll Slitter H Ream Cutter I Bobbin Slitter J Ream Packaging K Bobbin Packaging L Gudang Sementara KODE KETERANGAN SIMBOL TINGKAT HUBUNGAN A E I O U X None Gambar 5.20. Diagram Hubungan Relationship Diagram Antar Departemen Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat alternatif – alternatif rancangan. 1. Alternatif I Blok layout hasil rancangan untuk alterntif I dengan menggunakan travel chart dapat dilihat pada Gambar 5.21. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.21. Block Layout Alternatif I Menggunakan Travel Chart Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.23. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif I Departemen Koordinat X Y A 28,5 18,5 B 34,5 3 C 28,5 3 D 14,5 3 E 3,5 3 F 1,25 4,5 G 1,25 12 H 5,5 13,25 I 5,5 20,25 J 8,5 14,75 K 8,5 23 L 15 13,8 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.24. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif I meter A B C D E F G H I J K L A 21,50 15,50 29,50 40,50 41,25 33,75 28,25 24,75 23,75 24,50 18,20 B 21,50 6,00 20,00 31,00 34,75 42,25 39,25 46,25 37,75 46,00 30,30 C 15,50 6,00 14,00 25,00 28,75 36,25 33,25 40,25 31,75 40,00 24,30 D 29,50 20,00 14,00 11,00 14,75 22,25 19,25 26,25 17,75 26,00 11,30 E 40,50 31,00 25,00 11,00 3,75 11,25 12,25 19,25 16,75 25,00 22,30 F 41,25 34,75 28,75 14,75 3,75 7,50 13,00 20,00 17,50 25,75 23,05 G 33,75 42,25 36,25 22,25 11,25 7,50 5,50 12,50 10,00 18,25 15,55 H 28,25 39,25 33,25 19,25 12,25 13,00 5,50 7,00 4,50 12,75 10,05 I 24,75 46,25 40,25 26,25 19,25 20,00 12,50 7,00 8,50 5,75 15,95 J 23,75 37,75 31,75 17,75 16,75 17,50 10,00 4,50 8,50 8,25 7,45 K 24,50 46,00 40,00 26,00 25,00 25,75 18,25 12,75 5,75 8,25 15,70 L 18,20 30,30 24,30 11,30 22,30 23,05 15,55 10,05 15,95 7,45 15,70 2. Alternatif II Blok layout hasil rancangan untuk alterntif II dengan menggunakan travel chart dapat dilihat pada Gambar 5.22. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.22. Block Layout Alternatif II Menggunakan Travel Chart Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.25. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif II Departemen Koordinat X Y A 35,5 5 B 25 13 C 31 13 D 21 20,5 E 10 20,5 F 7,75 16,5 G 7,75 9 H 4,5 7,25 I 4,5 14,25 J 1 14,25 K 1 5,75 L 14,46 7,9 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.26. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif II meter A B C D E F G H I J K L A 18,50 12,50 30,00 41,00 39,25 31,75 33,25 40,25 43,75 35,25 23,94 B 18,50 6,00 11,50 22,50 20,75 21,25 26,25 21,75 25,25 31,25 15,64 C 12,50 6,00 17,50 28,50 26,75 27,25 32,25 27,75 31,25 37,25 21,64 D 30,00 11,50 17,50 11,00 17,25 24,75 29,75 22,75 26,25 34,75 19,14 E 41,00 22,50 28,50 11,00 6,25 13,75 18,75 11,75 15,25 23,75 17,06 F 39,25 20,75 26,75 17,25 6,25 7,50 12,50 5,50 9,00 17,50 15,31 G 31,75 21,25 27,25 24,75 13,75 7,50 5,00 8,50 12,00 10,00 7,81 H 33,25 26,25 32,25 29,75 18,75 12,50 5,00 7,00 10,50 5,00 10,61 I 40,25 21,75 27,75 22,75 11,75 5,50 8,50 7,00 3,50 12,00 16,31 J 43,75 25,25 31,25 26,25 15,25 9,00 12,00 10,50 3,50 8,50 19,81 K 35,25 31,25 37,25 34,75 23,75 17,50 10,00 5,00 12,00 8,50 15,61 L 23,94 15,64 21,64 19,14 17,06 15,31 7,81 10,61 16,31 19,81 15,61 3. Alternatif III Blok layout hasil rancangan untuk alterntif III dengan menggunakan travel chart dapat dilihat pada Gambar 5.23. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.23. Block Layout Alternatif III Menggunakan Travel Chart Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.27. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif III Departemen Koordinat X Y A 28 12,5 B 21 20,5 C 15 20,5 D 13 26,5 E 10 20,5 F 4,5 20,75 G 1,75 14,5 H 1,75 9,5 I 5 11,75 J 6,25 18,5 K 8 11,75 L 14,46 7,9 Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.28. Universitas Sumatera Utara VI-138 Tabel 5.28. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif III meter A B C D E F G H I J K L A 15,00 21,00 29,00 26,00 31,75 28,25 29,25 23,75 27,75 20,75 18,14 B 15,00 6,00 14,00 11,00 16,75 25,25 30,25 24,75 16,75 21,75 19,14 C 21,00 6,00 8,00 5,00 10,75 19,25 24,25 18,75 10,75 15,75 13,14 D 29,00 14,00 8,00 9,00 14,25 23,25 28,25 22,75 14,75 19,75 20,06 E 26,00 11,00 5,00 9,00 5,75 14,25 19,25 13,75 5,75 10,75 17,06 F 31,75 16,75 10,75 14,25 5,75 9,00 14,00 9,50 4,00 12,50 22,81 G 28,25 25,25 19,25 23,25 14,25 9,00 5,00 6,00 8,50 9,00 19,31 H 29,25 30,25 24,25 28,25 19,25 14,00 5,00 5,50 13,50 8,50 14,31 I 23,75 24,75 18,75 22,75 13,75 9,50 6,00 5,50 8,00 3,00 13,31 J 27,75 16,75 10,75 14,75 5,75 4,00 8,50 13,50 8,00 8,50 18,81 K 20,75 21,75 15,75 19,75 10,75 12,50 9,00 8,50 3,00 8,50 10,31 L 18,14 19,14 13,14 20,06 17,06 22,81 19,31 14,31 13,31 18,81 10,31 Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis 6.1.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai Produksi Pengaturan tata letak pada PT. Pusaka Prima Mandiri saat ini adalah dengan menyusun departemen sesuai dengan urutan prosesnya dan kesamaan fungsi. Namun, terdapat beberapa departemen yang memiliki hubungan keterkaitan tinggi justru diletakkan berjauhan. Hal ini menyebabkan tingginya momen perpindahaan material yang terjadi pada perusahaan. Saat ini, momen perpindahan material yang terjadi pada perusahaan yaitu 1.021.038,12 metertahun. Total momen perpindahan ini didapat dari mengalikan frekuensi perpindahan dengan jarak perpindahannya. Momen perpindahan ini yang menjadi acuan untuk membandingkan tata letak yang dipilih.

6.1.2. Analisis Hasil Rancangan dengan Metode Graph-Based Construction

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Graph Based Construction didapat 3 rancangan alternatif. Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. 1. Analisis Rancangan Alternatif I Universitas Sumatera Utara Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari departemen A ke departemen B adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke B = 3098 kali Jarak perpindahan dari A ke B = 15 meter Maka momen perpindahan dari A ke B ZA-B = f A-B × d A-B = 3098 × 15 meter = 27882 meter perpindahantahun Begitu juga seterusnya untuk momen perpindahan per tahun antar departemen lainnya yang saling berkaitan. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif I dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 15,00 46470,00 2 B C 3098 13,50 41823,00 3 C D 3098 15,50 48019,00 4 D E 3098 12,50 38725,00 5 E L 3098 20,56 63694,88 6 E F 3098 8,75 27107,50 7 F G 3098 4,00 12392,00 8 L F 3098 11,81 36587,38 9 G H 3098 5,00 15490,00 Universitas Sumatera Utara 10 H J 6196 5,00 30980,00 11 G I 3098 15,00 46470,00 Tabel 6.1. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I Lanjutan No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 12 I K 6196 3,00 18588,00 13 J L 6196 9,11 56445,56 14 K L 6196 11,81 73174,76 15 L A 12392 18,14 224790,88 Jumlah 780.758,00 2. Analisis Rancangan Alternatif II Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 16,50 51117,00 2 B C 3098 12,00 37176,00 3 C D 3098 14,00 43372,00 4 D E 3098 11,50 35627,00 Universitas Sumatera Utara 5 E L 3098 10,64 32962,72 6 E F 3098 14,75 45695,50 7 F G 3098 13,50 41823,00 8 L F 3098 9,31 28842,38 9 G H 3098 7,00 21686,00 10 H J 6196 15,50 96038,00 11 G I 3098 8,00 24784,00 12 I K 6196 3,00 18588,00 Tabel 6.2. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II Lanjutan No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 13 J L 6196 16,39 101552,44 14 K L 6196 13,81 85566,76 15 L A 12392 18,64 230986,88 Jumlah 895.817,70 3. Analisis Rancangan Alternatif III Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 18,50 57313,00 2 B C 3098 16,00 49568,00 3 C D 3098 14,00 43372,00 4 D E 3098 13,00 40274,00 5 E L 3098 16,56 51302,88 6 E F 3098 3,75 11617,50 Universitas Sumatera Utara 7 F G 3098 5,00 15490,00 8 L F 3098 15,81 48979,38 9 G H 3098 5,00 15490,00 10 H J 6196 3,00 18588,00 11 G I 3098 15,50 48019,00 Tabel 6.3. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III Lanjutan No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 12 I K 6196 12,50 77450,00 13 J L 6196 9,31 57684,76 14 K L 6196 10,31 63880,76 15 L A 12392 16,86 208929,12 Jumlah 807958,40 Kelebihan dari metode ini adalah pengalokasian dari departemen yang memiliki frekuensi perpindahan yang lebih besar lebih diutamakan berdekatan.

6.1.3. Analisis Hasil Rancangan dengan Metode Travel Chart

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Travel Chart didapat 3 rancangan alternatif. Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara 1. Analisis Rancangan Alternatif I Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif I dapat dilihat pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 21,50 66607,00 2 B C 3098 6,00 18588,00 3 C D 3098 14,00 43372,00 4 D E 3098 11,00 34078,00 5 E L 3098 22,3 69085,4 6 E F 3098 3,75 11617,50 7 F G 3098 7,50 23235,00 8 L F 3098 23,05 71408,9 9 G H 3098 5,50 17039,00 10 H J 6196 4,50 27882,00 11 G I 3098 12,50 38725,00 12 I K 6196 5,75 35627,00 13 J L 6196 7,45 46160,2 14 K L 6196 15,7 97277,2 15 L A 12392 18,2 225534,4 Jumlah 826236,60 2. Analisis Rancangan Alternatif II Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.5. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 18,50 57313,00 2 B C 3098 6,00 18588,00 3 C D 3098 17,50 54215,00 4 D E 3098 11,00 34078,00 5 E L 3098 17,06 52851,88 6 E F 3098 6,25 19362,50 7 F G 3098 7,50 23235,00 8 L F 3098 15,31 47430,38 9 G H 3098 5,00 15490,00 10 H J 6196 10,50 65058,00 11 G I 3098 8,50 26333,00 12 I K 6196 12,00 74352,00 13 J L 6196 19,81 122742,8 14 K L 6196 15,61 96719,56 15 L A 12392 23,94 296664,5 Jumlah 1004434,56 3. Analisis Rancangan Alternatif III Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif III dapat dilihat pada Tabel 6.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.6. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III No Departmen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Material fij kalitahun Jarak Departemen m Momen Perpindahan mtahun 1 A B 3098 15,00 46470,00 2 B C 3098 6,00 18588,00 3 C D 3098 8,00 24784,00 4 D E 3098 9,00 27882,00 5 E L 3098 17,06 52851,88 6 E F 3098 5,75 17813,50 7 F G 3098 9,00 27882,00 8 L F 3098 22,81 70665,38 9 G H 3098 5,00 15490,00 10 H J 6196 13,50 83646,00 11 G I 3098 6,00 18588,00 12 I K 6196 3,00 18588,00 13 J L 6196 18,81 116546,76 14 K L 6196 10,31 63880,76 15 L A 12392 18,14 224790,88 Jumlah 828467,20 Kelebihan dari metode ini adalah pengalokasian setiap departemen mempertimbangkan urutan proses produksi dan frekuensi perpindahan. Adapun perbandingan momen perpindahan antara setiap alternatif dari metode graph based construction dan setiap alternatif dengan metode travel chart dapat dilihat pada Tabel 6.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.7. Perbandingan Momen Perpindahan Material Setiap Alternatif Graph Based Construction Travel Chart Momen Perpindahan Material metertahun I II III I II III 780.758 895.817,70 807.958,40 826.236,60 1.004.433,56 828.467,20

6.2. Pemilihan Usulan Tata Letak Terbaik

Pemilihan usulan tataletak terbaik ditentukan dengan membandingkan total momen perpindahan. Total momen perpindahan perusahaan saat ini adalah 1.021.038,12 metertahun. Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Graph Based Construction alternatif I dengan total momen perpindahan 780.758 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −780.758 1.021.038,12 x 100 = 23,53 Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Graph Based Construction alternatif II dengan total momen perpindahan 895.817,70 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −895.817,70 1.021.038,12 x 100 = 12,26 Universitas Sumatera Utara Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Graph Based Construction alternatif III dengan total momen perpindahan 807.958,40 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −807.958,40 1.021.038,12 x 100 = 20,87 Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif I dengan total momen perpindahan 826.236,60 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −826.236,60 1.021.038,12 x 100 = 19,08 Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif II dengan total momen perpindahan 1.004.433,56 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −1.004.433,56 1.021.038,12 x 100 = 1,62 Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif III dengan total momen perpindahan 828.467,20 meter tahun, yaitu: Efisiensi = 1.021.038,12 −828.467,20 1.021.038,12 x 100 = 18,86 Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa efisiensi material handling yang didapat dengan menggunakan metode Graph Based Construction lebih tinggi dibandingkan dengan metode Travel Chart. Karena itu, usulan rancangan yang dipilih adalah usulan rancangan alternatif I metode Graph Based Construction dengan total momen Universitas Sumatera Utara perpindahan 780.758 meter tahun dan efisiensi material handling sebesar 23,53 . Block layout usulan rancangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Block Layout Usulan Terbaik

6.3. Evaluasi Hasil Rancangan