2. Variabel Dependen
Variabel dependenterikat dependent variable sering juga disebut variabel kriteria criterion variable adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh
nilai variabel lain. Dalam penelitian ini adalah tata letak fasilitas pabrik yang efektif pada PT. Pusaka Prima Mandiri.
4.5. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan langkah-langkah penelitian yang tergambar secara sistematis supaya penelitian terarah dan memiliki suatu fokus untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
4.6. Rancangan Penelitian
Tahapan proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. yang menggambarkan dari tahap identifikasi permasalahan sampai penarikan kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
Studi Pendahuluan
Melakukan pengamatan dengan melihat proses produksi pabrik, departemen-departemen yang
terdapat pada pabrik, dan informasi pendukung
Studi Literatur
Teori buku, jurnal dan internet
Identifikasi Masalah
Tidak tercapainya target produksi disebabkan oleh tata letak pabrik yang belum teratur
Pengumpulan Data Data Primer
- Layout awal lantai produksi - Luas dan jarak antar departemen di
lantai produksi - Frekuensi perpindahan bahan
Data Sekunder
- Uraian proses produksi - Volume Produksi
Pengolahan Data
- Menggambar Block Layout - Menentukan Jarak Antar Departemen
- Menentukan Frekuensi Perpindahan Material - Menghitung Total Momen Perpindahan
- Membuat form to chart - Mengolah Data dengan Graph-Based Construction
- Mengolah Data dengan travel chart
Analisis Pemecahan Masalah
- Analisis Kondisi Awal pada Lantai Produksi - Analisis Hasil Rancangan yang Diusulkan
- Evaluasi Hasil Rancangan yang Diusulkan
Kesimpulan Mulai
Gambar 4.1. Block Diagram Metodologi Pemecahan Masalah
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan masalah perencanaan ulang layout ini, maka data yang dibutuhkan adalah yang berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung atau pengukuran langsung pada lantai produksi dengan bantuan alat dan panduan dari
pembimbing lapangan. Selain pengukuran langsung, data juga dapat diperoleh dari dokumen perusahaan seperti layout perusahaan. Layout perusahaan PT. Pusaka Prima
Mandiri dapat dilihat pada halaman lampiran L-1.
5.1.1. Ukuran Departemen Produksi
PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki 12 departemen pada bagian produksinya. Setiap departemen terdiri dari satu atau beberapa elemen kerja. Data setiap departemen
dan luasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.
5.1.2. Urutan Proses Produksi
Urutan proses produksi PT. Pusaka Prima Mandiri dapat digambarkan dalam bentuk blok diagram. Blok diagram urutan proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka
Prima Mandiri dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Data Departemen dan Ukurannya
No Departemen
Ukuran Departemen p x l m Luas Area m
2
A Gudang
50 x 20 1000
B Peleburan
12 x 8 96
C Penampungan
16 x 12 192
D Pembuatan kertas
40 x 12 480
E Penggulungan kertas
12 x 4 48
F Repping
18 x 5 90
G Roll Slitter
12 x 5 60
H Ream Cutter
8 x 5 40
I Bobbin Slitter
23 x 8 184
J Ream Packaging
11 x 4 44
K Bobbin Packaging
23 x 4 92
L Gudang Sementara
35 x 28 + 14 x 12 1148
Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri
Universitas Sumatera Utara
Bahan
Peleburan
Penampungan
Pembuatan Kertas
Penggulungan Kertas
Repping
Roll Slitter
Ream Slitter Bobbin Slitter
Ream Packaging Bobbin Packaging
Gudang Sementara
Gudang Penyimpanan
Gudang Sementara
Gambar 5.1. . Blok Diagram Urutan Proses Pembuatan Kertas Rokok
Universitas Sumatera Utara
Urutan proses produksi pembuatan kertas rokok pada lantai produksi yang menunjukkan keterkaitan antar departemen pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel
5.2. berikut.
Tabel 5.2. Urutan Proses Komponen Produk Komponen
Urutan Proses
Inti A – B – C – D – E – L – F – G
Ream G - H – J
Bobbin G - I – K
Packing J – L – A
K – L – A
5.1.3. Volume Produksi Produk
PT. Pusaka Prima Mandiri memproduksi kertas rokok berdasarkan jumlah pesanan make to order dan jumlah stok make to stock. Volume produksi produk kertas
rokok dalam satu tahun diperoleh yaitu 3098 jumbo roll per tahun.
5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Penggambaran Block Layout Departemen Lantai Produksi
Letak masing-masing departemen dibuat dalam bentuk block layout sesuai dengan ukurannya seperti pada keadaan sebenarnya tanpa memperhitungkan gang antar
departemen. Block layout lantai produksi PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Block Layout Lantai Produksi Awal
5.2.2. Penentuan Jarak Antar Departemen
Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear, dimana jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Jarak antar departemen dihitung
berdasarkan jarak antara titik pusat departemen. Cara perhitungan jarak Rectilinear ini memiliki rumus berikut:
Keterangan: dij = jarak antar titik pusat fasilitas i dan j
xi = koordinat x pada departemen i
Universitas Sumatera Utara
xj = koordinat x pada departemen j yi = koordinat y pada departemen i
yj = koordinat y pada departemen j Untuk menentukan koordinat titik pusat atau titik berat dari departemen yang
bentuknya bukan persegi dilakukan dengan membagi bentuk departemen departemen tersebut menjadi bentuk persegi. Kemudian digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: TB = Titik Berat
M = Momen L = Luas
Momen yang dimaksud dalam rumus ini adalah jumlah perkalian antara koordinat x atau koordinat y dari departemen yang dibagi dengan luas dari
departemen yang dibagi. Contoh dari penentuan koordinat ini adalah penentuan koordinat untuk departemen L. Karena bentuknya bukan persegi maka untuk
penentuan koordinat departemen L digunakan rumus Titik Berat. Departemen L dibagi menjadi L1 dan L2. Terlebih dahulu dicari koordinat L1 dan L2, yaitu :
Koordinat X
L1
= X +
X1 −X0
2
= 0 +
7 −0
2
= 0 + 3,5 = 3,5
Koordinat Y
L1
= Y +
Y1 −Y0
2
= 0 +
6 −0
2
= 0 + 3 = 3
Universitas Sumatera Utara
Koordinat X
L2
= X +
X1 −X0
2
= 7 +
21 −7
2
= 7 + 7 = 14
Koordinat Y
L2
= Y +
Y1 −Y0
2
= 0 +
17,5 −0
2
= 0 + 8,75 = 8,75 Jadi koordinat L1 adalah 3,5;3 dan koordinat L2 adalah 14;8,75.
Luas departemen L1 adalah 7 x 6 = 42 cm 2
dan luas departemen L2 adalah 17,5 x 14 = 245 cm
2 . Maka koordinat x dan y dari departemen A adalah sebagai berikut:
Koordinat X
L
: TBx =
�� ��
=
∑���� ∑��
=
3,5 x 42+ 14 x 245 42+245
=
3577 287
= 12,46
Koordinat Y
L
: TBy =
�� ��
=
∑���� ∑��
=
3 x 42+ 8,75 x 245 42+245
=
2269,75 287
= 7,90 Sehingga titik koordinat departemen L = x,y = 12,46 ; 7,90
Sedangkan untuk penentuan departemen yang berbentuk persegi ditentukan dengan membuat perpotongan garis diagonal pada departemen tersebut dan perpotongan
garis diagonal tersebut merupakan titik koordinat departemen tersebut. Contoh penentuan titik koordinat dengan departemen yang berbentuk persegi ialah penentuan koordinat
departemen A. Koordinat X
A
= X +
X1 −X0
2
= 29,5 +
54,5 −29,5
2
= 29,5 + 12,5 = 42
Koordinat Y
A
= Y +
Y1 −Y0
2
= 7,5 +
17,5 −7,5
2
= 7,5 + 5 = 12,5 Titik koordinat Departemen A = x,y = 42 ; 12,5.
Penentuan titik koordinat untuk Departemen B,C, D, E, F, G, H, I, J dan K juga dilakukan dengan cara yang sama sesuai dengan bentuk departemennya. Hasil penentuan
titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Titik Koordinat Tiap Departemen
Departemen Koordinat
X Y
A 42
12,5 B
52,5 20,5
C 46,5
20,5 D
32,5 20,5
E 21,5
20,5 F
16 18,75
G 8,5
18,75 H
2,25 19,5
I 3
11,75 J
4,5 20,25
K 6
11,75 L
12,46 7,9
Universitas Sumatera Utara
Gambar .5.3. Koordinat x,y Tiap Lokasi Departemen
Jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Contohnya, koordinat A 42 ; 12,5 dan B 52,5 ; 20,5, maka jarak A ke B adalah:
dij = |x-a| + |y-b| A-B = |42-52,5| + |12,5-20,5| = 18,5 m
Perhitungan untuk jarak antar departemen lain juga dilakukan seperti contoh diatas. Hasil perhitungan jarak antar departemen secara keseluruhan untuk tata letak awal
dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Jarak Antar Departemen Produksi dij meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 18,50 12,50 17,50 28,50 32,25 39,75 46,75 39,75 45,25 36,75 34,14
B 18,50
6,00 20,00 31,00 38,25 45,75 51,25 58,25 48,25 55,25 52,64 C
12,50 6,00 14,00 25,00 32,25 39,75 45,25 52,25 42,25 49,25 46,64
Universitas Sumatera Utara
D 17,50 20,00 14,00
11,00 18,25 25,75 31,25 38,25 28,25 35,25 32,64 E
28,50 31,00 25,00 11,00 7,25 14,75 20,25 27,25 17,25 24,25 21,64
F 32,25 38,25 32,25 18,25 7,25
7,50 14,50 20,00 13,00 17,00 14,39 G
39,75 45,75 39,75 25,75 14,75 7,50 7,00 12,50 5,50 9,50 14,81
H 46,75 51,25 45,25 31,25 20,25 14,50 7,00
8,50 3,00 11,50 21,81 I
39,75 58,25 52,25 38,25 27,25 20,00 12,50 8,50 10,00 3,00 13,31
J 45,25 48,25 42,25 28,25 17,25 13,00 5,50 3,00 10,00
10,00 20,31 K
36,75 55,25 49,25 35,25 24,25 17,00 9,50 11,50 3,00 10,00 10,31
L 34,14 52,64 46,64 32,64 21,64 14,39 14,81 21,81 13,31 20,31 10,31
5.2.3. Penentuan Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen
Frekuensi perpindahan bahan perlu dihitung untuk mendapatkan momen perpindahan. Frekuensi perpindahan bahan di lantai produksi diperoleh melalui jumlah
dari aliran perpindahan bahan yang terjadi. Data frekuensi perpindahan bahan bergantung pada data volume produksi dan kapasitas peralatan perpindahan yang digunakan. Volume
produksi perusahaan dalam satu tahun ialah 3098 jumbo roll kertas rokok. Berdasarkan pada pengumpulan data, komponen inti dipindahkan dari
departemen gudang A – peleburan B – penampungan C – pembuatan kertas D – penggulungan kertas E – gudang sementara L – repping F – roll slitter G – ream
cutter H – bobbin slitter I – ream packaging J – bobbin packaging K – gudang sementara L – gudang A. Untuk perpindahan bahan yang mempunyai jalur lintasan
yang sama digunakan material handling berupa hoist crane dan forklift. Jalur perpindahan bahan yang menggunakan hoist crane adalah E-F dan F-G. Sementara yang menggunakan
forklift adalah A-B, E-L, L-F, G-H, H -J , G-I, I-K, J-L, K-L dan L-A. Perhitungan frekuensi perpindahan material selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen per Tahun
Universitas Sumatera Utara
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Volume
Produksi unittahun
Kapasitas Angkut
MH unit Frekuensi
Perpindahan Material fij
k lit h
1 A
B 3098
1 3098
2 B
C 3098
1 3098
3 C
D 3098
1 3098
4 D
E 3098
1 3098
5 E
L 3098
1 3098
6 E
F 3098
1 3098
7 F
G 3098
1 3098
8 L
F 3098
1 3098
9 G
H 3098
1 3098
10 H
J 3098
2 6196
11 G
I 3098
1 3098
12 I
K 3098
2 6196
Tabel 5.5. Frekuensi Perpindahan Material Antar Departemen per Tahun Lanjutan
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Volume
Produksi unittahun
Kapasitas Angkut
MH unit Frekuensi
Perpindahan Material fij
k lit h
13 J
L 3098
2 6196
14 K
L 3098
2 6196
15 L
A 3098
4 12392
5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan Pada Tata Letak Awal
Tata letak lantai produksi yang dipakai oleh perusahaan saat ini akan dievaluasi dan dihitung total momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi selama
periode satu tahun produksi. Total momen perpindahan pada lantai produksi dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu departemen ke
Universitas Sumatera Utara
departemen lainnya dengan jarak antar departemen yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan: Z0 = nilai total momen perpindahan awal metertahun
fij = frekuensi perpindahan dari departemen i ke j dij = jarak antar departemen i dengan j
Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari departemen A ke departemen B adalah sebagai berikut:
Frekuensi perpindahan dari A ke B = 3098 kali Jarak perpindahan dari A ke B
= 18,50 meter Maka momen perpindahan dari A ke B
ZA-B = f
A-B
× d
A-B
= 3098 × 18,50 meter = 57313 meter perpindahantahun
Perhitungan selengkapnya untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan Total Momen Perpindahan Awal
Universitas Sumatera Utara
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
18,50 57.313,00
2 B
C 3098
6,00 18.588,00
3 C
D 3098
14,00 43.372,00
4 D
E 3098
11,00 34.078,00
5 E
L 3098
21,64 67.040,72
6 E
F 3098
7,25 22.460,50
7 F
G 3098
7,50 23.235,00
8 L
F 3098
14,39 44.580,22
9 G
H 3098
7,00 21.686,00
10 H
J 6196
3,00 18.588,00
11 G
I 3098
12,50 38.725,00
12 I
K 6196
3,00 18.588,00
13 J
L 6196
20,31 125.840,76
14 K
L 6196
10,31 63.880,76
15 L
A 12392
34,14 423.062,88
Jumlah
1.021.038,12
Nilai total momen perpindahan awal Z0 adalah 1.021.038,12 metertahun.
5.2.5. Pengolahan Data dengan Menggunakan Graph Based Construction
Perancangan dengan menggunakan Graph Based Construction diawali dengan pembuatan Form to Chart berdasarkan momen perpindahan antar departemen yang dapat
dilihat pada gambar berikut:
To A
B C
D E
F G
H I
J K
L Jumlah
From A
57.313 423.062,88 480375,88
B 18.588
18.588 C
43.372 43.372
D 34.078
34.078
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4. From to Chart Momen Perpindahan
E 22.460,5
67.040,72 89.501,22
F 23.235
44.580,22 67815,22
G 21.686 38.725
60.411 H
18.588 18.588
I 18.588
18.588 J
125.840,76 125.840,76 K
63.880,76 63.880,76
L Jumlah
57.313 18.588 43.372 34.078 22.460,5 23.235 21.686 38.725 18.588 18.588 724.405,34 1.021.038,84
Universitas Sumatera Utara
Dari form to chart diatas, dibuat grafik kedekatan yang dibentuk melalui segitiga planar. Segitiga planar ini disusun berdasarkan pembobotan dari pasangan departemen
yang mempunyai momen perpindahan terbesar. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Memilih pasangan departemen yang mempunyai bobot terbesar. Bobot terbesar adalah departemen L dan A yaitu 423.062,88 metertahun.
L A
Gambar 5.5. Grafik Kedekatan Departemen L dan A
2. Memilih departemen ke tiga yang akan masuk ke dalam grafik. Caranya adalah dengan menganalisis departemen yang belum dipilih dengan
menjumlahkan setiap pasangan dan pilihlah nilai terbesar pada kolom departemen yang telah dipilih dan pada baris departemen yang belum dipilih.
Tabel 5.7. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tiga
Departemen L
A Total
Keterangan B
57.313 57.313
C D
E 67.040,72
67.040,72 F
44.580,22 44.580,22
G
Universitas Sumatera Utara
H I
J 125.840,76
125.840,76 dipilih
K 63.880,76
63.880,76 Nilai terbesar adalah departemen J dengan pasangan departemen A-L, yaitu
sebesar 125.840,76 metertahun, maka departemen J yang terpilih untuk masuk ke dalam grafik. Sehingga dapat ditarik garis untuk dihubungkan dengan departemen J
membentuk segitiga seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.6.
L A
J
Gambar 5.6. Bidang Segitiga Departemen L-A-J
3. Memilih departemen ke empat yang akan masuk ke dalam grafik. Caranya adalah menjumlahkan bobot masing-masing departemen yang belum
terpilih dalam bidang segitiga L-A-J. Kemudian dipilih departemen yang mempunyai bobot terbesar.
Tabel 5.8. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Empat
Departemen L
A J
Total B
57.313 57.313
C D
Universitas Sumatera Utara
E 67.040,72
67.040,72 F
44.580,22 44.580,22
G H
18.588 18.588
I K
63.880,76 63.880,76
Nilai terbesar adalah departemen E dengan pasangan departemen L-A-J, yaitu sebesar 67.040,72 metertahun, maka departemen E yang terpilih untuk masuk ke dalam
grafik. Penempatan departemen E tidak memotong segitiga L-A-J seperti ditunjukan pada Gambar 5.7.
L A
J
E
Gambar 5.7. Departemen E dalam Segitiga Departemen L-A-J
4. Memilih departemen ke lima yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 4 bidang segitiga yang terbentuk yaitu E-L-J, E-L-A, E-A-J, dan L-A-J.
Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan
Universitas Sumatera Utara
menambahkan bobot departemen yang belum terpilih. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Lima
Dept. E
L J
Total E
L A
Total E
A J
Total L
A J
Total B
57.313 57.313
57.313 57.313
57.313 57.313
C D
34.078 34.078 34.078
34.078 34.078 34.078
F 44.580,22
44.580,22 44.580,22
44.580,22 44.580,22
44.580,22 G
H 18.588
18.588 18.588 18.588
18.588 18.588 I
K 63.880,76
63.880,76 63.880,76
63.880,76 63.880,76
63.880,76
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 3 bidang dengan nilai yang sama yaitu bidang E-L-J, E-L-A, dan L-A-J. Bidang yang terpilih adalah bidang L-A-J karena
memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen K dalam bidang L-A-J dapat dilihat pada Gambar 5.8.
L A
J
E K
Gambar 5.8. Departemen K dalam Segitiga Departemen L-A-J
Universitas Sumatera Utara
5. Memilih departemen ke enam yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 7 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K,
A-J-K, dan A-K-E. Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot departemen yang belum terpilih.
Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Enam
L-A-J L-A-K
L-A-E L-K-J
L-E-K A-J-K
A-K-E B
57.313 57.313 57.313
57.313 57.313
C D
34.078 34.078
34.078 F
44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 G
H 18.588
18.588 18.588
I 18.588
18.588 18.588
18.588 18.588
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama yaitu bidang L-A-J, L-A-K, L-A-E, A-J-K, dan A-K-E. Bidang yang terpilih adalah bidang
A-J-K karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen B dalam bidang A-J-K dapat dilihat pada
Gambar 5.9.
Universitas Sumatera Utara
L A
J
E K
B
Gambar 5.9. Departemen B dalam Segitiga Departemen A-J-K
6. Memilih departemen ke tujuh yang akan masuk ke dalam grafik Terdapat 10 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K,
A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B. Selanjutnya adalah memilih departemen berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot departemen yang
belum terpilih. Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tujuh
Dept. L-A-J
L-A-K L-A-E
L-K-J L-E-K
A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B C
18.588 18.588 18.588 D
34.078 34.078
34.078 F
44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 44.580,22 G
H 18.588
18.588 18.588
18.588 18.588 I
18.588 18.588
18.588 18.588 18.588 18.588
18.588
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah F dan bidang yang terpilih adalah bidang L-A-E
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen F dalam bidang L-A-E dapat dilihat pada Gambar
5.10.
L A
J
E K
B
F
Gambar 5.10. Departemen F dalam Segitiga Departemen L-A-E
7. Memilih departemen ke delapan yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 13 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-K,
A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, dan A-E-F. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Delapan
Dept. L-A-J
L-A-K L-A-E
L-K-J L-E-K
A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J
J-K-B C
18.588 18.588
18.588 D
34.078 34.078
34.078 G
H 18.588
18.588 18.588
18.588 18.588
I 18.588
18.588 18.588 18.588 18.588 18.588
18.588 Dept.
L-E-F L-A-F
A-E-F C
D 34.078
34.078 G
23.235 23.235
23.235 H
I
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah D dan bidang yang terpilih adalah bidang A-E-F
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen D dalam bidang A-E-F dapat dilihat pada Gambar
5.11.
L A
J
E K
B
F D
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.11. Departemen D dalam Segitiga Departemen A-E-F
8. Memilih departemen ke sembilan yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 16 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-
K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, dan D- A-E. Nilai bobot pada masing-masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sembilan
Dept. L-A-J
L-A-K L-A-E
L-K-J L-E-K
A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B
C 18.588 18.588 18.588
G H
18.588 18.588
18.588 18.588 18.588
I 18.588
18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588
Dept. L-E-F
L-A-F A-E-F
D-E-F D-F-A D-A-E C
43.372 43.372 43.372 G
23.235 23.235 23.235 23.235 23.235
H I
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 3 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah C dan bidang yang terpilih adalah bidang D-E-F
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen C dalam bidang D - E-F dapat dilihat pada Gambar
5.12.
Universitas Sumatera Utara
L A
J
E K
B
F D
C
Gambar 5.12. Departemen C dalam Segitiga Departemen D-E-F
9. Memilih departemen ke sepuluh yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 19 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-
K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A- E, C-E-F, C-D-F, dan C-D-E. Nilai bobot pada masing- masing bidang segitiga
ditunjukkan pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sepuluh
Dept. L-A-J L-A-K L-A-E L-K-J
L-E-K A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J J-K-B
G H
18.588 18.588
18.588 18.588 18.588
I 18.588
18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588
Dept. L-E-F L-A-F A-E-F D-E-F
D-F-A D-A-E C-E-F C-D-F C-D-E
G 23.235 23.235 23.235 23.235 23.235
23.235 23.235 H
I
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 7 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah G dan bidang yang terpilih adalah bidang D-E-F
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen G dalam bidang D-E-F dapat dilihat pada
Gambar 5.13.
L A
J
E K
B
F D
C G
Gambar 5.13. Departemen G dalam Segitiga Departemen D-E-F
10.Memilih departemen ke sebelas yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 22 bidang segitiga yang terbentuk yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J, L-E-
K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A- E, C-E-G, C-D-G, C-D-E, D-E-G, D-F-G, dan E-F-G. Nilai bobot pada masing-
masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sebelas
Dept. L-A-J
L-A-K L-A-E
L-K-J L-E-K
A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J
J-K-B H
18.588 18.588
18.588 18.588 18.588
I 18.588
18.588 18.588 18.588 18.588 18.588 18.588
Dept. L-E-F
L-A-F A-E-F
D-E-F D-F-A D-A-E
C-E-G C-D-G C-D-E D-E-G H
21.686 21.686 21.686
I 38.725 38.725
38.725 Dept. D-F-G
E-F-G H
21.686 21.686
I 38.725 38.725
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 5 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah I dan bidang yang terpilih adalah bidang E-F-G
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen I dalam bidang E-F-G dapat dilihat pada
Gambar 5.14.
L A
J
E K
B
F D
C G
I
Gambar 5.14. Departemen I dalam Segitiga Departemen E-F-G
Universitas Sumatera Utara
11.Memilih departemen ke dua belas yang akan masuk ke dalam grafik. Terdapat 25 bidang segitiga yang terbentuk yaitu yaitu L-A-J, L-A-K, L-A-E, L-K-J,
L-E-K, A-J-K, A-K-E, A-B-K, A-B-J, J-K-B, L-E-F, L-A-F, A-E-F, D-E-F, D-F-A, D-A-E, C-E-G, C-D-G, C-D-E, D-E-G, D-F-G, E-F-G, F-G-I, E-G-I, dan E-F-I. Nilai
bobot pada masing- masing bidang segitiga ditunjukkan pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Dua Belas
Dept. L-A-J
L-A-K L-A-E
L-K-J L-E-K
A-J-K A-K-E A-B-K A-B-J
J-K-B H
18.588 18.588
18.588 18.588 18.588
Dept. L-E-F
L-A-F A-E-F
D-E-F D-F-A D-A-E
C-E-G C-D-G C-D-E D-E-G H
21.686 21.686 21.686
Dept. D-F-G E-F-G
F-G-I E-G-I
E-F-I H
21.686 21.686 21.686 21.686
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 7 bidang dengan nilai yang sama. Departemen yang terpilih adalah H dan bidang yang terpilih adalah bidang F-G-I
karena memiliki derajat hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan bidang lainnya. Penempatan departemen H dalam bidang F-G-I dapat dilihat pada
Gambar 5.15.
Universitas Sumatera Utara
L
A J
E K
B
F
D C
G I
H
Gambar 5.15. Departemen H dalam Segitiga Departemen F-G-I
Urutan pengalokasian departemen dimulai dari momen perpindahan terbesar berdasarkan metode grafik yaitu L-A-J-E-K-B-F-D-C-G-I-H. Berdasarkan urutan
pengalokasian dan grafik kedekatan terakhir, maka dapat dibuat beberapa rancangan alternatif tata letak lantai produksi yang baru, seperti diuraikan sebagai berikut:
1. Rancangan alternatif I
Block layout rancangan alternatif I dengan metode Graph-Based Construction dapat dilihat pada Gambar 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.16. Block Layout Alternatif I Graph-Based Construction
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif I
Departemen Koordinat
X Y
A 26
12,5 B
19 20,5
C 25
28 D
11 26,5
Universitas Sumatera Utara
E 4,5
20,5 F
5,75 13
G 3,25
14,5 H
2,5 10,25
I 11,25
21,5 J
4,25 7
K 11,25
18,5 L
12,46 7,9
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif I meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 15,00 16,50 29,00 29,50 20,75 24,75 25,75 23,75 27,25 20,75 18,14
B 15,00 13,50 14,00 14,50 20,75 21,75 26,75 8,75 28,25 9,75 19,14
C 16,50 13,50 15,50 28,00 34,25 35,25 40,25 20,25 41,75 23,25 32,64
D 29,00 14,00 15,50 12,50 18,75 19,75 24,75 24,75 26,25 8,25 20,06
E 29,50 14,50 28,00 12,50 8,75 7,25 12,25 7,75 13,75 8,75 20,56
F 20,75 20,75 34,25 18,75 8,75 4,00 6,00 14,00 7,50 11,00 11,81
G 24,75 21,75 35,25 19,75 7,25 4,00 5,00 15,00 8,50 12,00 15,81
H 25,75 26,75 40,25 24,75 12,25 6,00 5,00 20,00 5,00 17,00 12,31
I 23,75 8,75 20,25 5,25 7,75 14,00 15,00 20,00
21,50 3,00 14,81 J
27,25 28,25 41,75 26,25 13,75 7,50 8,50 5,00 21,50 18,50 9,11
K 20,75 9,75 23,25 8,25 8,75 11,00 12,00 17,00 3,00 18,50 11,81
L 18,14 19,14 32,64 20,06 20,56 11,81 15,81 12,31 14,81 9,11 11,81
2. Rancangan alternatif II
Block layout rancangan alternatif II dengan metode Graph-Based Construction dapat dilihat pada Gambar 5.17.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17. Block Layout Alternatif II Graph-Based Construction
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif II
Departemen Koordinat
X Y
A 26
13 B
19 22,5
C 25
28,5 D
11 28,5
E 12,5
18,5 F
5,75 10,5
G 4,25
22,5 H
5 16,25
I 11,25
23,5 J
18,25 18,5
K 11,25
20,5 L
12,46 7,9
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif II meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 16,50 16,50 30,50 19,00 22,75 31,25 24,25 25,25 13,25 22,25 18,64
B 16,50 12,00 14,00 10,50 25,25 14,75 20,25 8,75 4,75 9,75 21,14
C 16,50 12,00 14,00 22,50 37,25 26,75 32,25 18,75 16,75 21,75 33,14
D 30,50 14,00 14,00 11,50 23,25 12,75 18,25 5,25 17,25 8,25 22,06
E 19,00 10,50 22,50 11,50 14,75 12,25 9,75 6,25 5,75 3,25 10,64
F 22,75 25,25 37,25 23,25 14,75 13,50 6,50 18,50 20,50 15,50 9,31
G 31,25 14,75 26,75 12,75 12,25 13,50 7,00 8,00 18,00 9,00 22,81
H 24,25 20,25 32,25 18,25 9,75 6,50 7,00 13,50 15,50 10,50 15,81
I 25,25 8,75 18,75 5,25 6,25 18,50 8,00 13,50
12,00 3,00 16,81 J
13,25 4,75 16,75 17,25 5,75 20,50 18,00 15,50 12,00 9,00 16,39
K 22,25 9,75 21,75 8,25 3,25 15,50 9,00 10,50 3,00 9,00 13,81
L 18,64 21,14 33,14 22,06 10,64 9,31 22,81 15,81 16,81 16,39 13,81
3. Rancangan alternatif III Block layout rancangan alternatif III dengan metode Graph-Based
Construction dapat dilihat pada Gambar 5.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.18. Block Layout Alternatif III Graph-Based Construction
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif III
Departemen Koordinat
X Y
A 18,5
5 B
8 13
C 3
24 D
3 10
E 7
19 F
9,25 20,5
G 11,75
23 H
11,75 18
I 20,75
29,5 J
14 18,75
K 16
21,75 L
22,46 17,9
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.22. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif III meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 18,50 34,50 20,50 25,50 24,75 24,75 19,75 26,75 18,25 19,25 16,86
B 18,50 16,00 8,00 7,00 8,75 13,75 8,75 29,25 11,75 16,75 19,36
C 34,50 16,00 14,00 9,00 9,75 9,75 14,75 23,25 16,25 15,25 25,56
D 20,50 8,00 14,00 13,00 16,75 21,75 16,75 37,25 19,75 24,75 27,36
E 25,50 7,00 9,00 13,00 3,75 8,75 5,75 24,25 7,25 11,75 16,56
F 24,75 8,75 9,75 16,75 3,75 5,00 5,00 20,50 6,50 8,00 15,81
G 24,75 13,75 9,75 21,75 8,75 5,00 5,00 15,50 6,50 5,50 15,81
H 19,75 8,75 14,75 16,75 5,75 5,00 5,00 20,50 3,00 8,00 10,81
I 26,75 29,25 23,25 37,25 24,25 20,50 15,50 20,50
17,50 12,50 13,31 J
18,25 11,75 16,25 19,75 7,25 6,50 6,50 3,00 17,50 5,00 9,31
K 19,25 16,75 15,25 24,75 11,75 8,00 5,50 8,00 12,50 5,00 10,31
L 16,86 19,36 25,56 27,36 16,56 15,81 15,81 10,81 13,31 9,31 10,31
5.2.6. Pengolahan Data dengan Menggunakan Travel Chart
Travel Chart ini dibuat dengan menggunakan model matriks, dimana letak departemen dibuat sembarangan untuk pertama kalinya dan setelahnya dibuat análisis
momen perpindahan. 1.
Pembuatan ARC Activity Relationship Chart ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan material antar
tiap departemen. ARC antar departemen dapat dilihat pada Gambar 5.19. Contohnya, untuk Departemen B Peleburan dengan Departemen C Penampungan.
a.
Departemen B Peleburan memiliki hubungan mutlak berdekatan dengan Departemen C Penampungan sehingga pada bagian belah ketupat atas dituliskan
huruf A
b.
Penentuan hubungan nilai A untuk Departemen B ke Departemen C mempunyai alasan, yaitu kedua departemen tersebut memiliki hubungan urutan aliran proses,
Universitas Sumatera Utara
menggunakan catatan yang sama dan memudahkan pengawasan. Hal ini dapat dituliskan pada belah ketupat bagian bawah yaitu alasan 2, 3, 4.
Begitu juga seterusnya untuk departemen-departemen yang lain.
U E
O I
X A
SIMBOL KETERANGAN
Mutlak perlu berdekatan Sangat penting berdekatan
Penting berdekatan Tidak jadi soal biasa
Tidak perlu berdekatan Tidak diharapkan berdekatan
`
AKTIVITAS No.
DERAJAT KEDEKATAN 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
5,6,7 1
2
7 6
5 4
3
12 11
10 9
8
5 2
4 3
6 1
SANDI ALASAN
Memakai peralatan yang sama Menggunakan catatan yang sama
Urutan aliran proses Memudahkan pengawasan
Kebisingan Lembab dan basah
8 7
Debu dan kotor Getaran
1,2,3 5,6,7,8
2,3,4 -
4
A
1,2,3,4 7
7 4
O
- 1
-
A
1,2,3,4
U
6,7 1
1,2
O
-
U
6,7 -
1,2
I
1,2,3
O
-
U
6,7 -
7 7
O
-
U U
U U
1,2,3 1,2,3
1,2,3,4 6,7
5,6,7 6,7
U
8
U
8
U
5,8
U
5,8
O
-
I
1,2,3
I
1,2,3
E
1,2,3,4
I
1,2,4
E
1,2,3,4
E
1,2,3,4
I
1,2,4
I
1,2,3
O
-
I
1
O
-
O
-
O
-
E
1,2,3,4
O
-
E
1,2,3,4
O
-
O
-
I
1,2,4
O
-
I
1,2,4
E
1,2,3,4
O
-
O
-
O
-
I
3
I
3
GUDANG PELEBURAN
PENAMPUNGAN PENGGULUNGAN KERTAS
ROLL SLITTER
REAM PACKAGING REPPING
REAM CUTTER
BOBBIN PACKAGING BOBBIN SLITTER
PEMBUATAN KERTAS
E U
O U
U O
I I
E E
E
GUDANG SEMENTARA
A I
I I
I O
O U
U
12 11
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
Gambar 5.19. ARC Activity Relationship Chart Antar Departemen
Universitas Sumatera Utara
2.
Penggambaran diagram hubungan antar departemen Dari ARC, dapat dibuat diagram hubungan relationship diagram. Contohnya:
a.
Departemen B Peleburan ke Departemen C Penampungan.
-
Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Peleburan ke Departemen Penampungan adalah A.
-
Pada diagram hubungan antar departemen simbol A ditunjukkan dengan gambar
-
Maka, dari Departemen B Peleburan ditarik garis dengan tipe ke
Departemen C Penampungan.
b.
Departemen A Gudang ke Departemen B Peleburan.
-
Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Gudang ke Departemen Peleburan adalah E.
-
Pada diagram hubungan antar departemen simbol E ditunjukkan dengan gambar
-
Maka, dari Departemen A Gudang ditarik garis dengan tipe ke
Departemen B Peleburan.
c.
Departemen A Gudang ke Departemen D Pembuatan kertas.
-
Pada ARC Gambar 5.19, hubungan antara Departemen Gudang ke Departemen Peleburan adalah O.
-
Pada diagram hubungan antar departemen simbol O ditunjukkan dengan gambar
-
Maka, dari Departemen A Gudang ditarik garis dengan tipe ke
Departemen D Pembuatan kertas.
Universitas Sumatera Utara
Penggambaran diagram hubungan secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.20.
A B
C
D E
L
K J
F G
H
I
KODE KETERANGAN
A Gudang
B Peleburan C Penampungan
D Pembuatan kertas E Penggulungan kertas
F Repping G
Roll Slitter H Ream Cutter
I Bobbin Slitter J Ream Packaging
K Bobbin Packaging L
Gudang Sementara KODE
KETERANGAN SIMBOL
TINGKAT HUBUNGAN
A E
I O
U X
None
Gambar 5.20. Diagram Hubungan Relationship Diagram Antar Departemen
Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat alternatif – alternatif rancangan. 1.
Alternatif I Blok layout hasil rancangan untuk alterntif I dengan menggunakan travel chart dapat
dilihat pada Gambar 5.21.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.21. Block Layout Alternatif I Menggunakan Travel Chart
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif I
Departemen Koordinat
X Y
A 28,5
18,5 B
34,5 3
C 28,5
3 D
14,5 3
E 3,5
3 F
1,25 4,5
G 1,25
12 H
5,5 13,25
I 5,5
20,25 J
8,5 14,75
K 8,5
23 L
15 13,8
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.24. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif I meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 21,50 15,50 29,50 40,50 41,25 33,75 28,25 24,75 23,75 24,50 18,20
B 21,50 6,00 20,00 31,00 34,75 42,25 39,25 46,25 37,75 46,00 30,30
C 15,50 6,00 14,00 25,00 28,75 36,25 33,25 40,25 31,75 40,00 24,30
D 29,50 20,00 14,00 11,00 14,75 22,25 19,25 26,25 17,75 26,00 11,30
E 40,50 31,00 25,00 11,00 3,75 11,25 12,25 19,25 16,75 25,00 22,30
F 41,25 34,75 28,75 14,75 3,75 7,50 13,00 20,00 17,50 25,75 23,05
G 33,75 42,25 36,25 22,25 11,25 7,50 5,50 12,50 10,00 18,25 15,55
H 28,25 39,25 33,25 19,25 12,25 13,00 5,50 7,00 4,50 12,75 10,05
I 24,75 46,25 40,25 26,25 19,25 20,00 12,50 7,00
8,50 5,75 15,95 J
23,75 37,75 31,75 17,75 16,75 17,50 10,00 4,50 8,50 8,25 7,45
K 24,50 46,00 40,00 26,00 25,00 25,75 18,25 12,75 5,75 8,25 15,70
L 18,20 30,30 24,30 11,30 22,30 23,05 15,55 10,05 15,95 7,45 15,70
2. Alternatif II
Blok layout hasil rancangan untuk alterntif II dengan menggunakan travel chart dapat dilihat pada Gambar 5.22.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.22. Block Layout Alternatif II Menggunakan Travel Chart
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.25.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.25. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif II
Departemen Koordinat
X Y
A 35,5
5 B
25 13
C 31
13 D
21 20,5
E 10
20,5 F
7,75 16,5
G 7,75
9 H
4,5 7,25
I 4,5
14,25 J
1 14,25
K 1
5,75 L
14,46 7,9
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.26.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif II meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 18,50 12,50 30,00 41,00 39,25 31,75 33,25 40,25 43,75 35,25 23,94
B 18,50 6,00 11,50 22,50 20,75 21,25 26,25 21,75 25,25 31,25 15,64
C 12,50 6,00 17,50 28,50 26,75 27,25 32,25 27,75 31,25 37,25 21,64
D 30,00 11,50 17,50 11,00 17,25 24,75 29,75 22,75 26,25 34,75 19,14
E 41,00 22,50 28,50 11,00 6,25 13,75 18,75 11,75 15,25 23,75 17,06
F 39,25 20,75 26,75 17,25 6,25 7,50 12,50 5,50 9,00 17,50 15,31
G 31,75 21,25 27,25 24,75 13,75 7,50 5,00 8,50 12,00 10,00 7,81
H 33,25 26,25 32,25 29,75 18,75 12,50 5,00 7,00 10,50 5,00 10,61
I 40,25 21,75 27,75 22,75 11,75 5,50 8,50 7,00
3,50 12,00 16,31 J
43,75 25,25 31,25 26,25 15,25 9,00 12,00 10,50 3,50 8,50 19,81
K 35,25 31,25 37,25 34,75 23,75 17,50 10,00 5,00 12,00 8,50 15,61
L 23,94 15,64 21,64 19,14 17,06 15,31 7,81 10,61 16,31 19,81 15,61
3. Alternatif III
Blok layout hasil rancangan untuk alterntif III dengan menggunakan travel chart dapat dilihat pada Gambar 5.23.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.23. Block Layout Alternatif III Menggunakan Travel Chart
Titik koordinat dari tiap departemen dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.27. Nilai Koordinat Departemen untuk Rancangan Alternatif III
Departemen Koordinat
X Y
A 28
12,5 B
21 20,5
C 15
20,5 D
13 26,5
E 10
20,5 F
4,5 20,75
G 1,75
14,5 H
1,75 9,5
I 5
11,75 J
6,25 18,5
K 8
11,75 L
14,46 7,9
Penentuan jarak antar departemen dihitung dengan menggunakan rumus jarak Rectilinear. Perhitungan untuk jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel
5.28.
Universitas Sumatera Utara
VI-138
Tabel 5.28. Jarak Antar Departemen untuk Rancangan Alternatif III meter
A B
C D
E F
G H
I J
K L
A 15,00 21,00 29,00 26,00 31,75 28,25 29,25 23,75 27,75 20,75 18,14
B 15,00 6,00 14,00 11,00 16,75 25,25 30,25 24,75 16,75 21,75 19,14
C 21,00 6,00 8,00 5,00 10,75 19,25 24,25 18,75 10,75 15,75 13,14
D 29,00 14,00 8,00 9,00 14,25 23,25 28,25 22,75 14,75 19,75 20,06
E 26,00 11,00 5,00 9,00 5,75 14,25 19,25 13,75 5,75 10,75 17,06
F 31,75 16,75 10,75 14,25 5,75 9,00 14,00 9,50 4,00 12,50 22,81
G 28,25 25,25 19,25 23,25 14,25 9,00 5,00 6,00 8,50 9,00 19,31
H 29,25 30,25 24,25 28,25 19,25 14,00 5,00 5,50 13,50 8,50 14,31
I 23,75 24,75 18,75 22,75 13,75 9,50 6,00 5,50
8,00 3,00 13,31 J
27,75 16,75 10,75 14,75 5,75 4,00 8,50 13,50 8,00 8,50 18,81
K 20,75 21,75 15,75 19,75 10,75 12,50 9,00 8,50 3,00 8,50 10,31
L 18,14 19,14 13,14 20,06 17,06 22,81 19,31 14,31 13,31 18,81 10,31
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis 6.1.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai Produksi
Pengaturan tata letak pada PT. Pusaka Prima Mandiri saat ini adalah dengan menyusun departemen sesuai dengan urutan prosesnya dan kesamaan fungsi. Namun,
terdapat beberapa departemen yang memiliki hubungan keterkaitan tinggi justru diletakkan berjauhan. Hal ini menyebabkan tingginya momen perpindahaan material yang
terjadi pada perusahaan. Saat ini, momen perpindahan material yang terjadi pada perusahaan yaitu
1.021.038,12 metertahun. Total momen perpindahan ini didapat dari mengalikan frekuensi perpindahan dengan jarak perpindahannya. Momen perpindahan ini yang
menjadi acuan untuk membandingkan tata letak yang dipilih.
6.1.2. Analisis Hasil Rancangan dengan Metode Graph-Based Construction
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Graph Based Construction didapat 3 rancangan alternatif. Analisis dilakukan dengan
menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. 1. Analisis Rancangan Alternatif I
Universitas Sumatera Utara
Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari departemen A
ke departemen B adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke B = 3098 kali
Jarak perpindahan dari A ke B = 15 meter
Maka momen perpindahan dari A ke B ZA-B = f
A-B
× d
A-B
= 3098 × 15 meter = 27882 meter perpindahantahun
Begitu juga seterusnya untuk momen perpindahan per tahun antar departemen lainnya yang saling berkaitan. Perhitungan momen perpindahan untuk
alternatif I dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
15,00 46470,00
2 B
C 3098
13,50 41823,00
3 C
D 3098
15,50 48019,00
4 D
E 3098
12,50 38725,00
5 E
L 3098
20,56 63694,88
6 E
F 3098
8,75 27107,50
7 F
G 3098
4,00 12392,00
8 L
F 3098
11,81 36587,38
9 G
H 3098
5,00 15490,00
Universitas Sumatera Utara
10 H
J 6196
5,00 30980,00
11 G
I 3098
15,00 46470,00
Tabel 6.1. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I Lanjutan
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
12 I
K 6196
3,00 18588,00
13 J
L 6196
9,11 56445,56
14 K
L 6196
11,81 73174,76
15 L
A 12392
18,14 224790,88
Jumlah
780.758,00
2. Analisis Rancangan Alternatif II Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya.
Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
16,50 51117,00
2 B
C 3098
12,00 37176,00
3 C
D 3098
14,00 43372,00
4 D
E 3098
11,50 35627,00
Universitas Sumatera Utara
5 E
L 3098
10,64 32962,72
6 E
F 3098
14,75 45695,50
7 F
G 3098
13,50 41823,00
8 L
F 3098
9,31 28842,38
9 G
H 3098
7,00 21686,00
10 H
J 6196
15,50 96038,00
11 G
I 3098
8,00 24784,00
12 I
K 6196
3,00 18588,00
Tabel 6.2. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II Lanjutan
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
13 J
L 6196
16,39 101552,44
14 K
L 6196
13,81 85566,76
15 L
A 12392
18,64 230986,88
Jumlah
895.817,70
3. Analisis Rancangan Alternatif III Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya.
Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
18,50 57313,00
2 B
C 3098
16,00 49568,00
3 C
D 3098
14,00 43372,00
4 D
E 3098
13,00 40274,00
5 E
L 3098
16,56 51302,88
6 E
F 3098
3,75 11617,50
Universitas Sumatera Utara
7 F
G 3098
5,00 15490,00
8 L
F 3098
15,81 48979,38
9 G
H 3098
5,00 15490,00
10 H
J 6196
3,00 18588,00
11 G
I 3098
15,50 48019,00
Tabel 6.3. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III Lanjutan
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
12 I
K 6196
12,50 77450,00
13 J
L 6196
9,31 57684,76
14 K
L 6196
10,31 63880,76
15 L
A 12392
16,86 208929,12
Jumlah
807958,40
Kelebihan dari metode ini adalah pengalokasian dari departemen yang memiliki frekuensi perpindahan yang lebih besar lebih diutamakan berdekatan.
6.1.3. Analisis Hasil Rancangan dengan Metode Travel Chart
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Travel Chart didapat 3 rancangan alternatif. Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan
tiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Rancangan Alternatif I
Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif I dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif I
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
21,50 66607,00
2 B
C 3098
6,00 18588,00
3 C
D 3098
14,00 43372,00
4 D
E 3098
11,00 34078,00
5 E
L 3098
22,3 69085,4
6 E
F 3098
3,75 11617,50
7 F
G 3098
7,50 23235,00
8 L
F 3098
23,05 71408,9
9 G
H 3098
5,50 17039,00
10 H
J 6196
4,50 27882,00
11 G
I 3098
12,50 38725,00
12 I
K 6196
5,75 35627,00
13 J
L 6196
7,45 46160,2
14 K
L 6196
15,7 97277,2
15 L
A 12392
18,2 225534,4
Jumlah
826236,60
2. Analisis Rancangan Alternatif II
Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.5. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif II
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
18,50 57313,00
2 B
C 3098
6,00 18588,00
3 C
D 3098
17,50 54215,00
4 D
E 3098
11,00 34078,00
5 E
L 3098
17,06 52851,88
6 E
F 3098
6,25 19362,50
7 F
G 3098
7,50 23235,00
8 L
F 3098
15,31 47430,38
9 G
H 3098
5,00 15490,00
10 H
J 6196
10,50 65058,00
11 G
I 3098
8,50 26333,00
12 I
K 6196
12,00 74352,00
13 J
L 6196
19,81 122742,8
14 K
L 6196
15,61 96719,56
15 L
A 12392
23,94 296664,5
Jumlah
1004434,56
3. Analisis Rancangan Alternatif III
Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan tiap tahunnya. Perhitungan momen perpindahan untuk alternatif III dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.6. Perhitungan Momen Perpindahan Tata Letak Alternatif III
No Departmen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Material fij
kalitahun Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B 3098
15,00 46470,00
2 B
C 3098
6,00 18588,00
3 C
D 3098
8,00 24784,00
4 D
E 3098
9,00 27882,00
5 E
L 3098
17,06 52851,88
6 E
F 3098
5,75 17813,50
7 F
G 3098
9,00 27882,00
8 L
F 3098
22,81 70665,38
9 G
H 3098
5,00 15490,00
10 H
J 6196
13,50 83646,00
11 G
I 3098
6,00 18588,00
12 I
K 6196
3,00 18588,00
13 J
L 6196
18,81 116546,76
14 K
L 6196
10,31 63880,76
15 L
A 12392
18,14 224790,88
Jumlah
828467,20
Kelebihan dari metode ini adalah pengalokasian setiap departemen mempertimbangkan urutan proses produksi dan frekuensi perpindahan. Adapun
perbandingan momen perpindahan antara setiap alternatif dari metode graph based construction dan setiap alternatif dengan metode travel chart dapat dilihat pada Tabel
6.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.7. Perbandingan Momen Perpindahan Material Setiap Alternatif
Graph Based Construction Travel Chart
Momen Perpindahan
Material metertahun
I II
III I
II III
780.758 895.817,70
807.958,40 826.236,60
1.004.433,56 828.467,20
6.2. Pemilihan Usulan Tata Letak Terbaik
Pemilihan usulan tataletak terbaik ditentukan dengan membandingkan total momen perpindahan. Total momen perpindahan perusahaan saat ini adalah
1.021.038,12 metertahun. Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan
metode Graph Based Construction alternatif I dengan total momen perpindahan 780.758 meter tahun, yaitu:
Efisiensi = 1.021.038,12
−780.758 1.021.038,12
x
100 = 23,53
Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Graph Based Construction alternatif II dengan total momen
perpindahan 895.817,70 meter tahun, yaitu:
Efisiensi = 1.021.038,12
−895.817,70 1.021.038,12
x
100 = 12,26
Universitas Sumatera Utara
Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Graph Based Construction alternatif III dengan total momen
perpindahan 807.958,40 meter tahun, yaitu:
Efisiensi = 1.021.038,12
−807.958,40 1.021.038,12
x
100 = 20,87
Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif I dengan total momen perpindahan
826.236,60 meter tahun, yaitu: Efisiensi =
1.021.038,12 −826.236,60
1.021.038,12
x
100 = 19,08
Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif II dengan total momen perpindahan
1.004.433,56 meter tahun, yaitu: Efisiensi =
1.021.038,12 −1.004.433,56
1.021.038,12
x
100 = 1,62
Besar faktor koreksi atau efisiensi material handling dengan menggunakan metode Travel Chart alternatif III dengan total momen perpindahan
828.467,20 meter tahun, yaitu:
Efisiensi = 1.021.038,12
−828.467,20 1.021.038,12
x
100 = 18,86
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa efisiensi material handling yang didapat dengan menggunakan metode Graph Based Construction lebih tinggi dibandingkan
dengan metode Travel Chart. Karena itu, usulan rancangan yang dipilih adalah usulan rancangan alternatif I metode Graph Based Construction dengan total momen
Universitas Sumatera Utara
perpindahan 780.758 meter tahun dan efisiensi material handling sebesar 23,53 . Block layout usulan rancangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.1. Block Layout Usulan Terbaik
6.3. Evaluasi Hasil Rancangan