4.4.4. Uji Koefisien Determinasi R²
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .639
a
.408 .345
3.52217 a. Predictors: Constant, Kepribadian Sanguinis, Kepribadian Koleris
Dependent Variable: Kinerja Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R Square adalah sebesar 0,345 atau 34,5 Adjusted R Square berkisar
pada angka 1-0, dengan catatan semakin besar angka Adjusted R Square maka akan semakin kuat hubungan dari keempat variabel dalam model regresi.
a R=0,639 berarti hubungan antara kepribadian sanguinis dan kepribadian koleris terhadap
kinerja sebesar 63,9. Artinya hubungannya erat 0,6-0,79. b
R Square sebesar 0,408 berarti 40,8 faktor-faktor kinerja karyawan dijelaskan oleh kepribadian sanguinis dan kepribadian koleris. Sedangkan selisihnya 59,2 lainnya
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. c
Adjusted R Square sebesar 0,345 berarti 34,5 faktor-faktor kinerja karyawan dijelaskan oleh kepribadian sanguinis dan kepribadian koleris. Sedangkan selisihnya 65,5 lainnya
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
60
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Distribusi Jawaban Responden Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat dilihat dari tabel 4.5
bahwa banyak responden yang tidak antusias dalam menerima setiap pekerjaan yang diberikan walaupun pekerjaan tersebut sulit untuk dikerjakan ini
dikarenakan oleh banyak responden yang tidak mempunyai semangat dalam bekerja dan tidak mau menghadapi tantangan pekerjaan yang ada. Responden
selalu bekerja di dalam comfort zone yang tidak dapat mengembangkan kemampuan mereka lebih mendalam lagi. Mereka tidak begitu menyukai
tantangan yang ada dalam pekerjaan mereka. Responden juga selalu terbiasa untuk tidak mengeksplor dirinya sendiri yang mengakibatkan mereka bekerja
didalam zona nyaman mereka sendiri dan tidak dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri.
Dari tabel 4.6 juga kita bisa lihat bahwa responden banyak yang tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ini disebabkan oleh lemahnya sistem
pengawasan yang ada oleh atasan mereka sendiri dan juga tidak adanya kesadaran dalam diri responden untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
yang harus diselesaikan tepat waktu. Walaupun atasan tidak sepenuhnya memantau pekerjaan responden tapi seharusnya responden memilki sikap yang
mau menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan harus berani jujur terhadap diri sendiri. Perilaku atau sikap seperti ini harus dikendalikan oleh responden itu
sendiri untuk merubahnya dengan cara self control.
61
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa karyawan tidak memilki insiatif dalam menyelesaikan pekerjaannya. Mereka tidak menggunakan kreatifitas yang ada
dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dapat menjadi nilai point plus bagi kinerjanya yang juga akan membantu peningkatan karir bagi karyawan itu
sendiri. Hal seperti ini harus lebih diperhatikan perusahaan dalam meningkatkan program pelatihan yang memang dibutuhkan karyawan dalam melatih kreatifitas
mereka dalam menyelesaikan pekerjaaannya. Apabila perusahaan melakukan kegiatan pelatihan yang tepat tentu benefitnya juga yang akan menerima
perusahaan yang akan dapat meningkatkan lagi kulitas kerja para karyawannya.
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepribadian Sanguinis X1
Item STS
TS S
SS Total
Rata-rata F
F F
F F
Saya selalu bersemangat dalam
menerima setiap pekerjaan yang
diberikan walaupun
pekerjaan itu sulit dikerjakan.
20 37,7
22 41,5
11 20,8
53 100
1,83
Saya berani menyampaikan
pendapat dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada di perusahaan
20 37,7
21 39,7
12 22,6
53 100
1,84
Saya selalu menggunakan
kreatifitas dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan yang sulit maupun
yang mudah 34
64,2 13
24,5 6
11,3 53
100 1,47
Sumber : Pengolahan SPSS 2015 62
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari variabel kepribadian sanguinis banyak yang menjawab sangat tidak setuju terutama pada item 3
yang mencapai nilai 64,2. Nilai ini sangat tinggi dan perlu di evaluasi bagi pihak perusahaan dalam memperhatikan kepribadian sanguinis karyawan dalam menunjang
kinerja setiap karyawan. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat dilihat dari tabel 4.8 bahwa banyak responden bekerja tidak sesuai dengan tata kerja procedural perusahaan,
mereka beranggapan bahwa tata kerja yang ada hanya formalitas belaka. Namun dalam pelaksanaannya banyak karyawan tidak mengikuti tata kerja yang ada. Mereka selalu suka
bekerja dengan kebebasan yang tidak terikat dengan suatu aturan kerja yang berlaku diperhatikan bagi perusahaan untuk tidak membuat aturan tata kerja procedural hanya
sebagai formalitas saja tetapi juga harus diawasi dalam pelaksanaannya. Dari tabel 4.9 dapat dilihat juga bahwa banyak karyawan yang tidak berani dalam
menyampaikan pendapat, karyawan sangat tidak aktif dalam kegiatan rapat yang diselenggarakan perusahaan dalam membahas suatu masalah yang ada. Karyawan juga
pasif dalam memberikan tanggapan atau masukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Karyawan sendiri merasa usulan atau tanggapan mereka tidak pernah diperhatikan atasan
yang membuat mereka merasa tidak perlu untuk mengemukakan pendapat lagi. Dari tabel 4.10 juga dapat dilihat bahwa banyak responden dalam menyelesaikan
pekerjaaannya selalu bergantung pada orang lain. Karyawan tidak mempunyai sifat yang mandiri dan tanggung jawab yang lebih pada dirinya. Mereka selalu berharap bantuan
orang lain dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang dapat membuat diri responden itu menjadi malas dalam bekerja.
63
Universitas Sumatera Utara
Ini juga akan berdampak buruk terhadap kinerja karyawan karena mereka kurang serius dalam menyelesaikan pekerjaannya ini juga menjadi tanda bahwa kurangnya
membangun kepribadian koleris bagi masing-masing responden. Sikap mandiri harus dimilki setiap karyawan agar mereka mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan
mereka.
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepribadian Koleris X2
Item STS
TS S
SS Total
Rata-rata F
F F
F F
Saya selalu bekerja sesuai
dengan tata kerja
procedural yang berlaku
di perusahaan 9
16,9 19
35,8 12
22,7 13 24,5 53
100 2,54
Saya berani menyampaikan
pendapat dalam
menyelesaikan permasalahan
yang ada di perusahaan.
21 39,7 17
32,1 7
13,2 8
15,0 53
100 1,88
Saya selalu menyelesaikan
pekerjaan tanpa
bergantung pada orang
lain. 16
30,2 27
50,9 6
11,3 4
7,6 53
100 1,96
Sumber : Pengolahan SPSS 2015
64
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat bahwa jawaban responden banyak yang menjawab tidak setuju yang dapat dilihat dari item 3 yang mempunyai nilai besar 50,9.
Ini harus diperhatikan dan dievaluasi bagi perusahaan dengan kurangnya sikap mandiri yang dimilki karyawan akan berdampak buruk terhadap kinerja karyawan itu sendiri. Dari
tabel 4.11 dapat kita lihat bahwa responden masih banyak yang belum menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target yang ditetapkan. Ini disebabkan oleh lemahnya sistem
penilaian kerja yang dilakukan atasan terhadap hasil dari pekerjaan karyawannya. Seharusnya atasan selalu memonitor dan menilai hasil dari pekerjaan karyawannya agar
dapat meningkatkan lagi kinerja bagi perusahaan. Bukan hanya dari atasan saja, karyawan juga harus bisa menunjukkan sikap yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya ini juga
akan membantu meningkatkan karir bagi karyawan itu sendiri. Dari tabel 4.12 dapat kita lihat bahwa responden masih banyak responden yang
belum mengerahkan kemampuan dan skillnya dalam menyelesaikan pekerjaannya, ini terlihat hasil dari pekerjaan bagi setiap karyawan masih belum mencapai standart yang
telah ada. Karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya hanya sebatas bisa menyelesaikan saja tetapi tidak meluangkan kemampuan dan skill yang karyawan punya untuk mendapat
penilaian yang baik bagi atasan. Dan hal ini sangat disayangkan karena apabila mereka mengeluarkan kemampuan dan skill yang mereka punya tentu akan menjadi poin plus
bagi atasan untuk meningkatkan karir karyawan. Dari tabel 4.13 dapat kita lihat bahwa masih banyak responden yang tidak hadir tepat waktu, adapun penyebab dari seringnya
keterlambatan karyawan pada saat masuk kerja karena tidak adanya pemeriksaan rutin absensi yang dilakukan oleh pihak HRD dalam menilai kinerja karyawan.
65
Universitas Sumatera Utara
Hal seperti ini seharusnya diperhatikan perusahaan, karena apabila semakin tinggi nilai absensi yang dimilki karyawan itu menandakan tidak berjalannya sistem pengawasan
dan penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan yang akan berdampak buruk terhadap citra karyawan dan memburuknya kinerja perusahaan. Adapun yang harus dilakukan
perusahaan adalah menurunkan tingkat absensi yang tinggi dengan membenahi setiap karyawan dan menuntut divisi HRD untuk meningkatkan pengawasan terhadap absensi
karyawan.
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Y
Item STS
TS S
SS Total
Rata-rata F
F F
F F
Saya selalu berhasil dalam
menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan target kerja
yang ditetapkan.
9 16,9
19 35,8
18 34,0
7 13,3
53 100
2,43
Dalam bekerja saya
mengerahkan kemampuan
dan skill saya dalam
menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan. 35 66,1
7 13,2
6 11,3
5 9,4
53 100
1,64
Saya selalu hadir tepat
waktu dalam bekerja.
7 13,2
21 39,6
14 26,5 11
20,7 53
100 2,54
Sumber : Pengolahan SPSS 2015
66
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang menjawab tidak setuju pada item 2 dengan nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 66,1. hal seperti
ini harus diperhatikan bagi perusahaan bahwa penilaian kinerja bagi setiap karyawan masih sangat rendah, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Sebaiknya perusahaan
harus mengevaluasi lebih baik lagi apa yang menyebabkan karyawan berkinerja sangat rendah, karena apabila hal ini tidak dievaluasi lebih lanjut akan memberikan citra buruk
bagi perusahaan sebab kulitas para pekerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4.5 Pembahasan