Kesimpulan Saran Uraian Tanaman

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ekstrak etanol daun jati belanda memenuhi persyaratan mutu karakterisasi sesuai yang ditetapkan pada Materia Medika. b. Ekstrak etanoldaun jati belanda dapat diformulasikan dalam sediaan tablet efervesen. c. Variasi konsentrasi asam tidak memberikan pengaruh yang nyata padauji preformulasi granul yaitu waktu alir, sudut diam, dan kompresibilitas. Pada evaluasi tablet, variasi konsentrasi asam memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekerasan, friabilitas, waktu larut dan kadar air. Formula 3 dengan konsentrasi sumber asam 20 merupakan formula terbaik dengan dengan nilai kekerasan 4,63, waktu larut 1,12 menit, dan kadar air 0,781. d. Ekstrak daun jati belanda yang telah diformulasikan menjadi tablet efervesen dapat menarik minat konsumen, dimana formula 3 merupakan formula yang paling disukai hal tersebut berdasarkan hasil dari uji akseptabilitas terhadap 30 responden.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk: a. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menyari ekstrak lebih sempurna atau menggunakan bahan adsorben lain agar larutan efervesen yang dihasilkan lebih jernih. Universitas Sumatera Utara 47 b. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat memformulasikan tablet efervesen dari ekstrak daun jati belanda sesuai dosis. Universitas Sumatera Utara 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman

Uraian tanaman meliputi sistematika tanaman, nama daerah dan nama asing, habitat dan daerah tumbuh, budidaya, morfologi, kandungan kimia, khasiat dan data keamanan.

2.1.1 Klasifikasi tanaman

Klasifikasi tanaman jati belanda Sulaksana dan Dadang, 2005 adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo :Malvales Family : Steculiceae Genus : Guazuma Spesies :Guazuma ulmifolia Lamk.

2.1.2 Nama daerah dan nama asing

Nama daerah dari tanaman jati belanda adalah jati belanda Melayu, jati londo Jawa Tengah, jati landi dan jatos landi Jawa, bastard cedar Inggris, ibixuma Brazil, gaucimo Spanyol, bois d’orme Prancis, guacimobaba Cuba, hayillo Peru, tapaculo Tamil, gausima Meksiko Andriani, 2008.

2.1.3 Habitat dan daerah distribusi

Tanaman jati belanda berasal dari Amerika yang beriklim tropis, kemudiandibawa oleh Portugis ke Indonesia dan dikultivasikan di Jawa Tengah Universitas Sumatera Utara 6 dan Jawa Timur. Jati belanda tumbuh secara liar terutama di Pulau Jawa dan penyebarannya pada daerah dataran rendah hingga 800 m dpl Sulaksana dan Dadang, 2005.

2.1.4 Budidaya

Tanaman diperbanyak dengan biji, dapat juga dengan stek tunas berakar. Tumbuhan ini belum dibudidayakan secara teratur Depkes RI, 1978.

2.1.5 Morfologi tanaman

Tumbuhan berupa semak atau pohon, tinggi 10 m sampai 20 m, percabangan ramping. Bentuk daun bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal menyerong berbentuk jantung, bagian ujung tajam, permukaan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut rapat: panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3 mm sampai 6 mm. Perbungaan berupa mayang, panjang 2 cm sampai 4 cm, berbunga banyak, bentuk bunga agak ramping dan berbau wangi: panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm; kelopak bunga lebih kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning; panjang 3 mm sampai 4 mm, bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampai 2,5 mm; tabung benang sari berbentuk mangkuk; bakal buah berambut, panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm. Buah yang telah masak berwarna hitam Depkes RI, 1978.

2.1.6 Kandungan tanaman

Seluruh bagian tanaman jati belanda Guazuma ulmifolia L. mengandung senyawa aktif seperti tanin dan mucilago. Kulit batang mengandung 10 zat berlendir, 93 damar-damaran, 2,7 tannin, beberapa zat pahit, glukosa dan asam lemak Sulaksana dan Dadang, 2005. Daun jati belanda juga mengandung Universitas Sumatera Utara 7 alkaloid, saponin, flavonoid, damar, fenol, triterpen, glikosida sianogenik, dan steroid. Buahnya mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, terpenoid, glikosida jantung. Bunga segar jati belanda mengandung kaemferitin, kuersetin, dan kaemferol Kemenkes RI, 2011

2.1.7 Khasiat tanaman

Daun, buah, biji dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman yang dapat dipergunakan sebagai obat. Daun jati belanda mengandung zat lendir dan serat fiber yang bersifat lubricating untuk melicinkan sehingga mengurangi penyerapan lemak, glukosa, kolesterol yang terdapat dalam makanan atau minuman sehingga memperlancar buang air besar Mun’im dan Hanani, 2011. Daun jati belanda memiliki rasa agak kelat karena mengandung tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi lebih dari 1000 dan dapat membentuk kompleks dengan protein Utomo, 2008. Tannin yang terdapat dalam daun berfungsi sebagai astringen dan merupakan zat yang dapat mengendapkan protein makanan yang terdapat pada mukosa yang melapisi bagian dalam usus sehingga lapisan ini sulit ditembus maka dapat mengurangi lemak yang masuk ke dalam tubuh Jasaputra, 2011; Mun’im dan Hanani, 2011.

2.1.8 Data keamanan dan manfaat

Uji toksisitas dengan pemberian dosis tunggal secara oral ekstrak etanol daun jati belanda sampai dosis maksimum pada hewan uji tikus 6324,14 mgkgBB atau sekitar 31,6 kali dosis yang lazim dipakai pada manusia tidak menimbulkan kematian pada hewan uji. Nilai LD 50 ekstrak etanol daun jati belanda lebih besar dari 6324,14 mgkgBB. Ekstrak etanol daun jati belanda adalah bahan yang praktis tidak toksik dan bermakna menurunkan berat badan Universitas Sumatera Utara 8 pada kelompok tikus wistar yang mendapat perlakuan dengan dosis sama atau lebih besar dari dosis yang lazim dipakai di masyarakat Utomo, 2008. Pemberian ekstrak etanol daun jati belanda dosis bertingkat selama 7 hari terhadap gambaran histologi duodenum tikus tidak menunjukkan adanya erosi maupun perubahan pada mukosa duodenum Gumay dan Noor, 2008. Pemberian ekstrak kering daun jati belanda dosis 2,4 dan 8 gkgbb pada tikus jantan sekali sehari selama 3 bulan tidak menaikkan kadar kreatinin dan urea plasma serta ukuran rata-rata diameter glomerulus ginjal tikus. Hasil pengamatan mikroskopik preparat histologi ginjal juga tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang daun jati belanda tidak mengganggu fungsi ginjal Harahap, dkk., 2005; Kemenkes RI, 2011.

2.2 Ekstraksi