Bagian asam Rancangan Formula Tablet

23 Tabel 3.1 Formula tablet efervesenekstrak daun jati belanda Bahan mg F1 mg F2 mg F3 mg F4 mg F5 mg Ekstrak kering daun jati belanda Asam sitrat Asam tartrat Natrium bikarbonat Aspartam HPMC Mg stearat Laktosa 500 75 125 230 40 60 30 940 500 100 200 345 40 60 30 725 500 150 250 460 40 60 30 510 500 200 300 580 40 60 30 290 500 250 350 690 40 60 30 80 Total 2000 2000 2000 2000 2000 Keterangan : F1 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 10 F2 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 15 F3 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 20 F4 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 25 F5 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 30

3.6.2 Pembuatan ekstrak kering jati belanda

Ekstrak kental daun jati belanda dikeringkan dengan laktosa dengan perbandingan 1:8 sampai ekstrak berbentuk serbuk, lalu diayak dengan ayakan 40 mesh dan kemudian dikeringkan di lemari pengering ± 18 jam.

3.6.3 Fase dalam formulasi tablet effervesen jati belanda 1.

Bagian basa Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam lumpang sampai homogen. Ditambahkan natrium bikarbonat, setengah bagian aspartam dan setengah bagian HPMC, dicampur dalam lumpang hingga homogen, ditambahkan etanol 96 tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh.

2. Bagian asam

Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam Universitas Sumatera Utara 24 lumpang sampai homogen. Ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil digerus homogen dan ditambahkan asam tartrat, aspartam dan setengah bagian HPMC, digerus sampai homogen. Ditambahkan etanol 96 tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh.

3.6.4 Fase luar formulasi tablet efervesen

Fase luar terdiri dariMg stearat sebagai pelicin yang dicampurkan dalam bagian asam dan basa yang telah kering dan siap dicetak. 3.7 Uji Preformulasi Uji preformulasi yang dilakukan adalah penentuan sudut diam granul, penentuan waktu alir granul dan penentuan indeks kompresibilitas.

3.7.1 Penentuan sudut diam granul

Penentuan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong flowmeter. Sebanyak 100 g granul dimasukkan ke dalam corong, permukaannya diratakan, lalu penutup bawah corong dibuka dan dibiarkan granul mengalir melalui corong dan ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus sebagai berikut : tg � = 2 ℎ � Keterangan : � = sudut diam h = tinggi tumpukan granul cm d = diameter tumpukan granulgranul cm Syarat: 20 � 40 Cartensen, 1977. Universitas Sumatera Utara 25

3.7.2 Penentuan waktu alir granul

Ditimbang 100 g granul, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang telah dirangkai kemudian permukaannya diratakan. Penutup bawah dibuka bersamaan dengan dihidupkan stopwatch. Stopwatch dihentikan tepat pada saat granul habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya. Persyaratan dari waktu alir granul yaitu sama dengan atau lebih kecil dari 10 detik Voight, 1995.

3.7.3 Penentuan indeks kompresibilitas

Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai garis tanda dan dinyatakan sebagai volume awalnya V 1 , kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali sehingga diperoleh volume akhir V 2 yang konstan. Indeks tap dinyatakan dengan rumus : Indeks kompresibilitas = V1-V2 V1 x 100 Keterangan : Vo = Volume awal Vk = Volume setelah ketukan Syarat indeks tap yaitu sama atau lebih kecil dari 20 Voight, 1995.

3.8 Proses Pencetakan Tablet