Pembuatan Ekstrak Proses Pencetakan Tablet Evaluasi Tablet Efervesen

21

3.5 Pembuatan Ekstrak

Sebanyak 500 g serbuk simplisia Guazuma ulmifolia foliumke dalam botol gelap, tambahkan 3,75 L pelarut etanol 70. Rendam selama 5 hari sambil sekali- sekali diaduk setelah itu disaring. Ampas yang didapat kemudian diremaserasi dengan 1,25 L pelarut etanol 70 selama dua hari. Filtrat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporatordan kemudian diuapkan di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental.

3.6 Rancangan Formula Tablet

Tablet efervesen dibuat dengan metode granulasi basah sebanyak 5 formula yang masing-masing terdiri dari 100 tablet. Perhitungan komposisi Na bikarbonat dengan asam sitrat dan asam tartrat berdasarkan kesetimbangan reaksi asam basa Lampiran 9, dimana untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dibutuhkan 3 molekul Na bikarbonat, dan untuk menetralkan 1 molekul asam tartrat dibutuhkan 2 molekul Na bikarbonat Ansel, 1989. Ekstrak yang digunakan berdasarkan perhitungan: 200 mgkg BB tikus Utomo, 2008 dikonversi ke BB manusia = 56,1 Lampiran 6 200 x 0,2 = 40 x 56,1 = 2244 : 70 = 32,0571 mgkg BB manusia Rata-rata BB manusia = 50 kg 32,0571 mgkg BB x 50 kg = 1602,85 mg ≈ 1,6 g ekstrak

3.6.1. Formula tablet effervesen ekstrak jati belanda

Formula tablet efervesen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan formula dasar dari Barus 2013, yang kemudian dimodifikasi. Universitas Sumatera Utara 22 R Ekstrak 3,5 Asam sitrat X Asam tartrat Y Natrium bikarbonat Z Pemanis 2 PVP 3 Mg stearate 1,5 Laktosa q.s ad 100 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sumber asam dan basa memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kekerasan, keregasan, penampilan dan waktu larut. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap ekstrak dan pengikat yang digunakan. Menurut Pharmaceutical Technology Report, dengan tekanan kompresi yang sama bahan pengikat HPMC menghasilkan tablet yang memiliki kerapuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan tablet yang menggunakan PVP. R Ekstrak kering jati belanda 500 mg Asam sitrat X Asam tartrat Y Natrium bikarbonat Z Aspartam 2 HPMC 3 Mg stearate 1,5 Laktosa q.s ad 2000 mg Keterangan : X, Y, Z = Perbandingan konsentrasi sumber asam dan basa • X= X1= 75, X2= 100, X3= 150, X4= 200, X5= 250 • Y= Y1= 125, Y2= 200, Y3= 250, Y4= 300, Y5= 350 • Z= Z1= 230, Z2= 350, Z3= 460, Z4= 580, Z5= 690 Formula tablet efervesen ekstrak jati belanda untuk masing-masing formulasi disajikan pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara 23 Tabel 3.1 Formula tablet efervesenekstrak daun jati belanda Bahan mg F1 mg F2 mg F3 mg F4 mg F5 mg Ekstrak kering daun jati belanda Asam sitrat Asam tartrat Natrium bikarbonat Aspartam HPMC Mg stearat Laktosa 500 75 125 230 40 60 30 940 500 100 200 345 40 60 30 725 500 150 250 460 40 60 30 510 500 200 300 580 40 60 30 290 500 250 350 690 40 60 30 80 Total 2000 2000 2000 2000 2000 Keterangan : F1 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 10 F2 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 15 F3 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 20 F4 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 25 F5 = formulasi dengan konsentrasi sumber asam 30

3.6.2 Pembuatan ekstrak kering jati belanda

Ekstrak kental daun jati belanda dikeringkan dengan laktosa dengan perbandingan 1:8 sampai ekstrak berbentuk serbuk, lalu diayak dengan ayakan 40 mesh dan kemudian dikeringkan di lemari pengering ± 18 jam.

3.6.3 Fase dalam formulasi tablet effervesen jati belanda 1.

Bagian basa Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam lumpang sampai homogen. Ditambahkan natrium bikarbonat, setengah bagian aspartam dan setengah bagian HPMC, dicampur dalam lumpang hingga homogen, ditambahkan etanol 96 tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh.

2. Bagian asam

Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam Universitas Sumatera Utara 24 lumpang sampai homogen. Ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil digerus homogen dan ditambahkan asam tartrat, aspartam dan setengah bagian HPMC, digerus sampai homogen. Ditambahkan etanol 96 tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh.

3.6.4 Fase luar formulasi tablet efervesen

Fase luar terdiri dariMg stearat sebagai pelicin yang dicampurkan dalam bagian asam dan basa yang telah kering dan siap dicetak. 3.7 Uji Preformulasi Uji preformulasi yang dilakukan adalah penentuan sudut diam granul, penentuan waktu alir granul dan penentuan indeks kompresibilitas.

3.7.1 Penentuan sudut diam granul

Penentuan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong flowmeter. Sebanyak 100 g granul dimasukkan ke dalam corong, permukaannya diratakan, lalu penutup bawah corong dibuka dan dibiarkan granul mengalir melalui corong dan ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus sebagai berikut : tg � = 2 ℎ � Keterangan : � = sudut diam h = tinggi tumpukan granul cm d = diameter tumpukan granulgranul cm Syarat: 20 � 40 Cartensen, 1977. Universitas Sumatera Utara 25

3.7.2 Penentuan waktu alir granul

Ditimbang 100 g granul, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang telah dirangkai kemudian permukaannya diratakan. Penutup bawah dibuka bersamaan dengan dihidupkan stopwatch. Stopwatch dihentikan tepat pada saat granul habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya. Persyaratan dari waktu alir granul yaitu sama dengan atau lebih kecil dari 10 detik Voight, 1995.

3.7.3 Penentuan indeks kompresibilitas

Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai garis tanda dan dinyatakan sebagai volume awalnya V 1 , kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali sehingga diperoleh volume akhir V 2 yang konstan. Indeks tap dinyatakan dengan rumus : Indeks kompresibilitas = V1-V2 V1 x 100 Keterangan : Vo = Volume awal Vk = Volume setelah ketukan Syarat indeks tap yaitu sama atau lebih kecil dari 20 Voight, 1995.

3.8 Proses Pencetakan Tablet

Granul kering dari komponen asam dan komponen basa dicampur lalu ditambahkan fase luar dan dihomogenkan. Massa granul dicetak menjadi tablet dengan berat 2000 mg dan diameter 20 mm.

3.9 Evaluasi Tablet Efervesen

Evaluasi tablet yang dilakukan adalah pemeriksaan penampilan tablet, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, waktu larut, nilai pH, dan kadar air. Universitas Sumatera Utara 26

3.9.1 Pemeriksaan organoleptis

Tablet yang dihasilkan dinilai bentuknya secara keseluruhan meliputi warna, baudan rasa.

3.9.2 Keseragaman bobot

Penetapan keseragaman bobot dilakukan dengan cara: Diambil 20 tablet kemudian ditimbang. Kemudian ditentukan bobot rata- rata tiap tablet. Persyaratan keseragaman bobot dapat dilihat pada Tabel 2.2. Deviasi= Bobot tablet-Bobot rata-rata Bobot rata-rata ×100 Tabel3.2. Tabel persyaratan keseragaman bobot Bobot Rata-Rata Penyimpangan A B 25 mg atau kurang 15 30 26 mg sd 150 mg 10 20 151 mg sd 300 mg 7,5 15 Lebih dari 300 mg 5 10 Persyaratan: Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom B.Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet dengan persyaratan: tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan kolom B Depkes RI, 1979.

3.9.3 Kekerasan tablet

Kekerasan tablet dikur dengan menggunakan alat tablethardness testerdengan cara: diambil tablet, masing-masing diletakkan pada tempat yang tersedia pada alat dengan posisi tidur, alat diatur, kemudian ditekan tombol start. Pada saat tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat. Percobaan ini Universitas Sumatera Utara 27 dilakukan untuk 5 tablet.Umumnya kekuatan tablet berkisar 4 – 8 kg Lachman, dkk, 1994.

3.9.4 Keregasan tablet

Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu W1 kemudian dimasukkan 20 tablet tersebut ke dalam alat penguji friability,dan diatur kecepatan 25 rpm selama 4 menit 100 kali putaran. Dikeluarkan tablet, bersihkan dari debu dan timbang kembali W2. Hitung selisih berat sebelum dan sesudah perlakuan. F = �1−�2 �1 � 100 Kehilangan berat kurang dari 1 masih bias dibenarkan Lachman, dkk, 1994.

3.9.5 Uji waktu larut

Satu tablet dimasukkan ke dalam beker gelas yang berisi akuades 200 ml. Amati waktu yang diperlukan tablet hingga larut sempurna.

3.9.6 Kadar air

Bahan sebanyak 2 g yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah ditara kemudian diratakan. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 3 jam, ulangi pengerjaan sampai didapatkan bobot tetap. Kadar air dihitung terhadap sampel. Kadar air = berat awal − berat akhir berat awal x100

3.10 Uji akseptabilitas