Ekstraksi Formulasi Tablet Efervesen dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma umifolia Lamk) dengan Variasi Jenis dan Jumlah Asam

8 pada kelompok tikus wistar yang mendapat perlakuan dengan dosis sama atau lebih besar dari dosis yang lazim dipakai di masyarakat Utomo, 2008. Pemberian ekstrak etanol daun jati belanda dosis bertingkat selama 7 hari terhadap gambaran histologi duodenum tikus tidak menunjukkan adanya erosi maupun perubahan pada mukosa duodenum Gumay dan Noor, 2008. Pemberian ekstrak kering daun jati belanda dosis 2,4 dan 8 gkgbb pada tikus jantan sekali sehari selama 3 bulan tidak menaikkan kadar kreatinin dan urea plasma serta ukuran rata-rata diameter glomerulus ginjal tikus. Hasil pengamatan mikroskopik preparat histologi ginjal juga tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang daun jati belanda tidak mengganggu fungsi ginjal Harahap, dkk., 2005; Kemenkes RI, 2011.

2.2 Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Depkes RI, 1979. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Biasanya operasi ini menggunakan pelarut untuk mengekstraksi Depkes RI, 2000. Menurut Depkes RI 2000, ada beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu:

2.2.1 Cara dingin

a. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman Universitas Sumatera Utara 9 menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperature kamar. Maserasi yang dilakukan dengan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. b. Perkolasi Perkolasi adalah suatu proses penyarian serbuk simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakuka pada temperature kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaman bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan penampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1 – 5 kali bahan.

2.2.2 Cara panas

a. Refluks Refluks adalah proses penyarian dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik. b. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 o C-50 o C. c. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga menjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Universitas Sumatera Utara 10 d. Infudasi Infudasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. e. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit.

2.3 Tab let