Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan latar belakang maka penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fluktuasi nilai ekspor karet Indonesia pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 baik pada peningkatan ekspor maupun penurunan nilai ekspor karet Indonesia ke negara tujuan ekspor.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Produk Domestik Bruto PDB Indonesia, Produk Domestik Bruto PDB negara tujuan ekspor karet Indonesia, jarak Indonesia dengan negara tujuan ekspor karet Indonesia, populasi negara tujuan ekspor karet Indonesia, nilai tukar riil negara tujuan ekspor karet Indonesia, dan kebijakan perdagangan secara signifikan berpengaruh terhadap nilai ekspor karet Indonesia ke negara tujuan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto PDB Indonesia Produk Domestik Bruto PDB negara tujuan ekspor karet Indonesia, jarak Indonesia dengan negara tujuan ekspor karet Indonesia, populasi negara tujuan ekspor karet Indonesia, nilai tukar riil negara tujuan ekpor karet Indonesia serta kebijakan perdagangan terhadap nilai ekspor karet Indonesia ke negara tujuan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Universitas Sumatera Utara Penelitian dalam hal ini diharapkan dapat berguna antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai instrumen untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor karet Indonesia. 2. Sebagai referensi pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang mengemban tugas untuk meningkatkan nilai ekspor karet Indonesia. 3. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang melakukan penelitian dan studi yang terkait dengan penelitian ini. II. TINJAUAN PUSTAKA Universitas Sumatera Utara

2.1. Penelitian Terdahulu

Yuniarti 2007 meneliti tentang determinan perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan Gravity Model. Penelitian tersebut bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap determinan perdagangan bilateral Indonesia. Adapun determinan yang dimasukan ke dalam model meliputi Produk Domestik Bruto PDB, jarak, populasi, kesamaan ukuran perekonomian, perbedaan relatif faktor endowment , dan keanggotaan dalam area perdagangan bebas. Berdasarkan hasil estimasi penelitian tersebut diperoleh uji signifikansi model yang menyatakan bahwa konstanta tidak sama untuk semua unit tetapi slopenya sama. Hal tersebut dibuktikan melalui F-Test dengan hasil perhitungan F hitung sebesar 12,03325 lebih besar dari F- tabel 19.119 dengan α = 5 sebesar 1,69 yang berarti model metode Fixed Effect Model FEM lebih tepat dibandingkan metode common effect model CEM dan lebih tepat dari metode Random Effect Model REM karena jumlah data croos section 10 lebih besar dari data time series 7 dengan pengambilan sampel yang tidak acak. Berkaitan dengan tanda koefisien, semua hasil estimasi konsisten dengan teori mengenai Gravity Model. Pendapatan nasional PDB dari negara eksportir Y i dan importir Y j mempunyai hubungan positif dengan perdagangan bilateral, variabel jarak sebagai proksi bagi biaya produksi berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral, variabel kesamaan ukuran perekonomian berpengaruh positif didukung oleh fakta bahwa sebagian besar perdagangan dunia terutama negara-negara industri merupakan pertukaran produk yang meliputi perdagangan intraindustri, variabel kesamaan ukuran ekonomi endowment tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral dengan keinkonsistenan teori H-O dengan Universitas Sumatera Utara fenomena perdagangan intraindustri. Variabel populasi mitra dagang mempunyai pengaruh yang posistif terhadap perdagangan bilateral dan keanggotaan dalam area perdagangan bebas tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral. Yuniarti 2008 dalam penelitiannya mengenai potensi perdagangan global Indonesia dengan pendekataan Gravity Model mengemukakan bahwa hasil estimasi Gravity Model dapat digunakan untuk memprediksi potensi perdagangan bilateral yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan ekspansi negara- negara tujuan ekspor. Pengukuran potensi perdagangan bilateral dilakukan dengan membagi nilai prediksi perdagangan dari estimasi Gravity Model dengan nilai aktual perdagangan dari estimasi Gravity Model. Pada hasil estimasi, secara bersama-sama variabel inpenden menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel pada derajat keyakinan 99 persen yang ditunjukkan oleh nilai F hitung 21,424 lebih besar dari F tabel 6,103 pada α 5 = 2,18. Penelitian tentang potensi perdagangan global Indonesia dengan pendekataan Gravity Model menjelaskan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap perdagangan bilateral antara lain, pendapatan, variabel kesamaan ukuran perekonomian, kesamaan keanggotaan dalam APEC, dan koloni wilayah jajahan berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral antara lain, variabel total populasi, kesamaan keanggotaan dalam AFTA dan variabel batas wilayah. Dalam pengukuran potensi perdagangan berdasarkan rasio dari hasil estimasi Gravity Model terdapat temuan pada 10 negara mitra dagang utama Indonesia yang menunjukkan kondisi over trade melebihi potensi dan under trade berpotensi. Kondisi over trade dicapai pada hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara antara lain, Australia, Universitas Sumatera Utara Amerika, Korea, Malaysia, Singapura, Jerman, Belanda dan India. Sedangkan kondisi under trade dicapai pada negara Jepang dan Cina. Penelitian oleh Sitorus 2009 dengan topik Peningkatan Ekspor CPO dan Kakao Dibawah Pengaruh Liberalisasi Perdagangan Suatu Pendekatan Model Gravitasi menyimpulkan bahwa model panel data yang digunakan dalam estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao dan CPO adalah model pooled Least Square atau PLS tanpa uji Chow. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian Fixed Effect Model dengan data yang digunakan sehingga terjadi near singular matrix. Adapun variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao dari negara importir ke negara tujuan ekspor adalah variabel populasi negara pengimpor POP i , populasi negara pengekspor POP j sedangkan variabel PDB negara pengimpor memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan, dan PDB negara pengekspor, nilai tukar ER juga jarak memiliki pengaruh negatif dan signifikan sedangkan variabel yang signifikan pada ekspor CPO adalah variabel PDB negara pengekspor dan pengimpor, populasi negara pengekspor dan pengimpor serta jarak. Sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata. Hadi 2009 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan dengan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif menjelaskan potensi ekonomi negara tujuan pada masa yang akan datang dari perdagangan pisang dan mangga sedangkan metode kuantitatif menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kedua komoditas tersebut menggunakan Gravity Model dengan variabel-variabel penariknya antara lain pendapatan per kapita negara Universitas Sumatera Utara tujuan, populasi, jarak antar negara, nilai tukar, harga ekspor komoditi di negara tujuan ekspor, dan ekspor komoditi ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Karomah 2011 yang melakukan penelitian terhadap analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor nenas Indonesia di pasar internasional menyimpulkan bahwa Variabel pendapatan perkapita negara tujuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap aliran ekspor nenas dari Indonesia. Artinya, apabila pendapatan perkapita negara importir meningkat maka akan meningkatkan ekspor nenas Indonesia. Selanjutnya pada variabel jarak Indonesia dengan negara tujuan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aliran ekspor nenas dari Indonesia. Artinya, apabila jarak Indonesia dengan negara tujuan semakin jauh maka akan menurunkan ekspor nenas Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andelisa 2011 yang melakukan penelitian terhadap analisis daya saing dan aliran ekspor produk Crude Coconut Oil CCO Indonesia menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor CCO adalah variabel populasi, PDB Indonesia, nilai tukar dan jarak sedangkan variabel yang berpengaruh positif dan signifikan adalah variabel PDB.

2.2. Landasan Teori