Kerangka Penelitian Analisis Determinan Ekspor Karet Indonesia dengan Pendekatan Gravity Model

hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan permintaan karet alam berkurang, dan untuk mengambalikan permintaan pada posisi semula, akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal yang perlu dicermati pula adalah bahwa meski harga minyak bumi melonjak tajam, yang dampaknya akan meningkatkan harga karet sintetis, bukan berarti konsumen akan beralih ke karet alam. Oleh karena itu, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, IRCo harus jeli dan dapat menentukan reference price pada tingkat yang menguntungkan. Tingkat harga minimal sama dengan harga sebelum terjadinya krisis moneter US 102,75 centkg. Hal yang lebih penting lagi, bahwa bilamana target harga tersebut dapat dicapai, diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pertemuan Tingkat Menteri di Bangkok pada tanggal 9 Maret 2004 telah disepakati bahwa referensi harga FOB karet alam adalah US 1,10kg. Mengingat harga karet alam saat itu masih di atas US 1,10kg, yaitu berkisar antara US 1,25 hingga US 1,30 per kg, maka tidak perlu ada tindakan apapun dari pemerintah maupun IRCo. Apabila harga karet alam nantinya turun hingga menyentuh US 1,10, maka perlu dilaksanakan langkah SMS dan AETS.

2.3. Kerangka Penelitian

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya bagi masyarakat dengan pengolahan perkebunan karet yang baik, maka tanaman karet akan dapat bermanfaat untuk membuka berbagai lapangan kerja sehingga dapat dijadiikan sebagai sumber mata pecaharian rakyat. Selain itu, karet juga merupakan sumber devisa negara. Nilai ekspor karet Indonesia keberbagai negara tujuan eksor dari tahun 2001 - 2010 terus mengalami peningkatan. Namun, pada Universitas Sumatera Utara tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 nilai ekspor karet mengalami penurunan, setelah itu nilai ekspor karet kembali naik pada tahun 2010. Karet Indonesia di ekspor ke berbagai belahan dunia. Permintaan akan ekspor Indonesia terbesar berturut-turut adalah Amerika, Cina dan Jepang. Adanya perbedaan nilai dan volume ekspor ke berbagai negara dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti nilai PDB Indonesia, nilai PDB negara importir, jumlah populasi, adanya perbedaan jarak dan nilai tukar riil. Penentuan kemana prioritas utama dan faktor apa yang memengaruhi nilai ekspor karet perlu untuk diteliti. Adapun pengaruh jarak dalam penelitian adalah negatif karena semakin jauh jarak maka biaya yang semakin tinggi, sehingga akan mengurangi keuntungan bila dilakukan kegiatan ekspor maupun impor dari negara tersebut. Pada variabel PDB Indonesia dan PDB negara tujuan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan karena PDB menunjukkan kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang dan jasa sehingga, bila dilakukan kegiatan ekspor ke negara yang memiliki PDB yang tinggi maka dapat meningkatkan nilai ekspor karet Indonesia. Variabel selanjutnya adalah kebijakan “International Rubber Consortium Limited ” IRCo, dimana kebijakan IRCo ini akan menahan penjualan atau ekspor karet ketika harga karet dibawah dari harga minimal dari kesepakatan sejak diberlakukannya IRCo ini, maka akan nilai ekspor karet Indonesia diasumsikan dapat meningkatkan, untuk lebih jelas maka dapat dilihat alur kerangka pemikiran pada penelitian ada pada Gambar 6. Universitas Sumatera Utara 2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut : Produk Domestik Bruto PDB Indonesia, Produk Domestik Bruto PDB negara tujuan, populasi negara tujuan, dan kebijakan perdagangan IRCo berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia sedangkan nilai tukar riil negara importir dan jarak Indonesia dengan negara tujuan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor karet Indonesia. Nilai PDB Indonesia + Jarak - Jumlah Populasi Negara Importir + Nilai PDB Negara Importir + Nilai Tukar Riil Negara Importir - Kebijakan IRCo + Nilai Ekspor Karet Indonesia Keterangan: berpengaruh signifikan + berpengaruh positif - berpengaruh negatif Gambar 6. Kerangka Penelitian Universitas Sumatera Utara III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi