77 merupakan perokok. Kondisi pelabuhan yang panas dan gersang juga
mengharuskan mereka untuk banyak minum, dari situlah istilah uang rokok dan uang minum muncul di kalangan pekerja pelabuhan. Hal yang sangat lumrah
mempertanyakan “uang rokok” atau “uang minum” kepada setiap jasa yang dilakukan dikalangan pekerja pelabuhan.
4.2.2. Pola Hubungan Antara Telly dengan Supir.
Hubungan antara Telly dengan supir tidak jauh berbeda dengan Telly dengan ekspedisi, masing-masing saling membutuhkan antara satu sama lain.
Supir adalah pengemudi head truck luar yang ditugaskan untuk mengambil dan membawa kontainer dari dalam kawasan BICT menuju lokasi-lokasi yang
ditentukan oleh ekspedisi. Biasanya ekspedisi menentukan penggunaan angkutan yang dipakai dalam
menyelesaikan delivery barang kepada pemilik barang. Perbandingan ongkos, serta kualitas pelayanan membuat ramainya kompetisi dikalangan pemilik
angkutan. Banyaknya pengangkutan-pengangkutan baru semakin meramaikan pertumbuhan dan perkembangan dunia kepelabuhanan .
Supir angkutan yang muat di dalam BICT akan berhubungan langsung dengan Telly, supir akan memberikan SP2 yang sebelumnya diberikan oleh
ekspedisi sebagai tiket masuk areal BICT kepada Telly untuk mencari lokasi dan nomor kontainer yang akan dimuat. Supir-supir biasanya memberikan uang muat
sebesar Rp 5000 kepada Telly yang bertugas di blok tersebut.
Universitas Sumatera Utara
78 Pemberian uang muat ini bertujuan untuk membantu supir tersebut dalam
mencari lokasi dan nomor kontainer yang dimuat. Supir seharusnya mencari nomor kontainer bersama kenek, namun peraturan baru yang dikeluarkan oleh
Pelindo yang hanya memperbolehkan supir untuk memasuki areal terminal penumpukan. Hal ini untuk menjaga keamanan kawasan dermaga dari
pengerusakan dan pencurian baik fasilitas maupun barang yang berada di dermaga.
Proses mencari nomor kontainer memang membutuhkan kecermatan, selain banyaknya kontainer yang berada di CY, merk dan pelayaran, nomor
kontainer juga harus benar-benar diperhatikan dan di cocokkan guna menghindari salah muat barang. Kesalahan memang sesekali terjadi akibat kelalaian dalam
proses muat kontainer, namun kontainer yang salah muat akan ketahuan dan ditolak oleh sistem komputer di gate. Proses muat memakan waktu tergantung
jumlah kendaraan yang mengantri. Peran aktif Telly sangat diperlukan dalam melakukan pelayanan. Kecermatan dan konsentrasi dibutuhkan untuk
menghindari kesalahan muat. Penagihan uang muat adalah salah satu bentuk pungutan liar yang
dilakukan di dalam CY, karena pihak ekspedisi telah sepenuhnya membayar semua biaya-biaya yang terkait dengan pelayanan pelabuhan yang ada pada nota
pembayaran. Sebagian supir mengeluhkan adanya uang muat yang harus mereka keluarkan per kontainer, berbeda dengan ekspedisi yang memang memiliki dana
tersendiri dari kantornya masing-masing. Keluhan ini diakibatkan karena para supir harus mengeluarkan uang pribadi mereka untuk membayar uang muat.
Universitas Sumatera Utara
79 Para supir juga banyak mengeluhkan Telly-Telly yang bertingkah, tidak
jarang Telly melakukan jual mahal dalam proses bongkar muat, kejadian seperti ketiadaan Telly di lokasi jaga, turunnya operator, serta penundaan proses muat.
Hal tersebut sering terjadi apabila barang yang akan dikerjakan Telly adalah milik ekspedisi yang bukan jointnya. Ekspedisi yang pelit, akan berimbas kepada Telly
yang malas-malasan mengerjakan tugasnya, dan akan berimbas pula pada jadwal trip serta pendapatan supir, dan berakhir pada berkurangnya tingkat pelayanan
Pelindo. Hal-hal seperti ini yang menjadi hambatan tersendiri bagi para supir sebagai pihak yang terkena dampak dari ketidak harmonisan antara Telly dan
ekspedisi. “kebanyakan Telly-Telly ini malas muatkan gara-gara
EMKL yang makan sendiri, orang lain yang makan uangnya, awak yang kena sialnya”
wawancara dengan Bang Gultom, Supir pengangkutan
Gambar 8 Pola Hubungan Antara Telly, Ekspedisi dan Supir Angkutan
Universitas Sumatera Utara
80
4.3. Hubungan Kerja Antar Telly