Kegiatan Import Kegiatan Belawan International Container Terminal BICT

38 BAB IV AKTIFITAS BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL BICT dan TERMINAL PENUMPUKAN KONTAINER DOMESTIK TPKD

3.1. Kegiatan Belawan International Container Terminal BICT

Terdapat Dua kegiatan penting yang ada di Dermaga BICT, yaitu proses Import dan Eksport Barang, kegiatan Import adalah kegiatan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam negeri, sedangkan kegiatan Eksport adalah kebalikan dari kegiatan Import yakni kegiatan mengeluarkan barang dari dalam ke luar negeri. Kedua kegiatan ini merupakan kegiatan pokok mengingatfungsi utama didirikannya dermaga ini dikhususkan untuk aktifitas perdagangan Internasional.

3.1.1. Kegiatan Import

Kegiatan Import memiliki 3 Kegiatan Penting, Kegiatan tersebut meliputi Pembongkaran, Penumpukan, Pemuatan Kontainer. Ketiga kegiatan tersebut tidak lepas dari tenaga kerja borongan yang disediakan oleh KOPKARPEL. Telly, Foreman, Driver, merupakan unit penting dalam kegiatan ini mereka dianggap sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan dilapangan. Proses import dilakukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku maupun barang jadi yang di butuhkan di dalam negeri, dengan pihak importir dan eksportir dari negara asal melakukan persetujuan jual beli. Pembebanan pembayaran biasanya dilakukan di pelabuhan terakhir dimana barang tersebut akan di kirim. Universitas Sumatera Utara 39 Proses import membutuhkan waktu yang bervariatif, proses tersebut dapat berlangsung sekitar dua atau tiga bulan bahkan lebih, tergantung pada jarak yang ditempuh, cepat tidaknya kantor otoritas negara asal dalam memeriksa dokumen, kondisi cuaca, ketersediaan barang, arus pelayaran serta maskapai pelayaran itu sendiri. Kapal yang membawa barang untuk di import di pelabuhan Belawan harus transit terlebih dahulu di dermaga Singapura dan Malaysia, biasanya kapal yang bersandar disana merupakan kapal-kapal besar yang melayani pengiriman antar negara.Sebagian kontainer-kontainer barang akan di turunkan dan di urutkan sesuai dengan tujuan masing-masing, kontainer-kontainer tersebut nantinya akan dikirim ke berbagai pelabuhan yang ada di Indonesia.Kapal yang membawa kontainer dari pelabuhan-pelabuhan besar di negara tetangga ke Indonesia relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kapal lintas negara, mengingat kondisi geografis Indonesia merupakan negara kepulauan. Kapal yang telah diperiksa sebelumnya segala surat dan dokumennya oleh pihak Bea dan Cukai, Pengecekan kesehatan oleh dinas Karantina, dan pengecekan-pengecekan lain sesuai dinas terpadu diperbolehkan bersandar oleh Dinas Syahbandar dan dipandu oleh Kapal Pandu Pelindo untuk bersandar di dermaga BICT. Lamanya proses ini tergantung pada kesiapan dokumen dan tidak ditemukannya masalah yang berarti, biasanya waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama atau lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara 40 Beberapa dokumen-dokumen yang dibutuhkan Shipping lines 4 dalam proses clearance kapal kepihak Pelabuhan Syahbandar, Dinas Karantina, Direktorat Imigrasi, serta Inspektorat Angkutan Laut antara lain : 1. Buku Kesehatan 2. Sertifikat Bebas Penyakit 3. Kartu Vaksinasi 4. Sertifikat layak laut 5. Sertifikat lambung timbul 6. Sertifikat keamanan radio, telephone, telegraph 7. Sertifikat keamanan bangunan kapal 8. Sertifikat permesinan 9. Sertifikat klasifikasi lambung timbul 10. Sertifikat permesinan kapal 11. Surat ukur 12. Surat sijil 13. Daftar nama anak buah kapal 14. Daftar manifest 5 perbekalan kapal. 4 Perusahaan pelayaran disebut juga sebagai Shipping Company atau populer juga disebut dengan istilah Shippig Lines. Dalam operasionalnya tugas utama dari Shipping Lines adalah mengangkut barang dari pelabuhan awal ke pelabuhan tujuan berdasarkan instruksi pengiriman Shipping Instruction barang dari Shipper. 5 Manifest adalah suatu dokumen di kapal yang menerangkan seluruh jumlah dan jenis-jenis barang yang diangkut oleh kapal tersebut. Universitas Sumatera Utara 41 Kapal yang telah memenuhi syarat untuk bersandar di dermaga Belawan kemudian dikeluarkan pembongkaran kontainer pada kapal yang bersandar tersebut, pembukaan dan penurunan palka, Kontainer yang telah berstatus Openstack 6 Pembukaan Penumpukan lalu dipindahkan ke tempat penumpukan petikemas, proses pengangkatan kontainer sering disebut dengan proses LoLo 7 Lift Off Lift On. Supervisi Stevedoring 8 Pelindo bertugas Memantau Foreman dalam membongkar muatan. Foreman dan Operator Container Crane bekerja sama dalam membongkar muatan kapal. Container Crane 9 . Crane ini terletak dipingir dermaga, bertugas hanya untuk memindahkan kontainer ke kapal maupun dari kapal dikarenakan mobilisasinya terbatas hanya maju dan mundur. Crane ini memiliki kapasitas yang besar, mampu mengangkat beban kurang lebih 40 ton. BICT sendiri memiliki 6 unit crane berkapasitas 35 Ton, dan 5 unit crane berkapasitas 40 Ton. Dengan total 11 Crane kapal yang siap melayani kapal yang bersandar. 6 Openstack, adalah status dimana kontainer diperbolehkan untuk dipindahkan ketempat penumpukan. 7 Lift On Lift Off adalah gerakan menaikkan dan menurunkan kontainer menggunakan alat. 8 Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermagatongkang truck atau membuat barang dari dermagatongkang truck kedalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan derek kapal atau crane darat. 9 Container Crane adalah Alat berat yang digunakan untuk membongkar container dari kapal, atau yang biasa disebut Crane Kapal. Universitas Sumatera Utara 42 Supervisi Stevedoring dan Operator Crane Kapal sendiri merupakan pegawai tetap BICT, mereka merupakan tenaga kerja direkrut dan dilatih oleh BICT. Pekerjaan ini membutuhkan tenaga kerja ahli, mengingat proses pemindahan dan pengoperasian alat berat membutuhkan pengalaman, pelatihan dan sertifikat khusus dibidangnya. Sedangkan Foreman adalah tenaga kerja borongan yang dimiliki KOPKARPEL, Foreman hanya bertugas menghandle proses stacking dan pemuatan kontainer mobil Trailer. Tahapan kemudian berlanjut ke bagian penumpukan, kontainer yg sedang dalam proses LoLo ditempatkan keatas trailer kontainer, proses memindahan kontainer ke tempat penumpukan dilakukan menggunakan mobil trailer. Mobil yang memiliki 2 bagian yaitu kepala tempat pengemudi dan mesin dan gandengan tempat membawa kontainer ini sering disebut dengan mobil langsir karena tugas Gambar 4Container Crane Universitas Sumatera Utara 43 utamanya adalah membawa kontainer dari dermaga ketempat penumpukan Langsir. Driver Supir yang melangsir adalah tenaga kerja Kopkarpel, tidak ada keahlian khusus yang dituntut, mereka hanya diwajibkan mampu menguasai mengemudikan Truck Trailer dan memiliki Surat Ijin Mengemudi. Untuk Truck Langsir sendiri BICT memiliki sekitar 43 unit kepala mobil dan 56 gandengan. Mobil langsir dilarang keluar dari areal BICT, semua pekerjaan termasuk perbaikan dilakukan di areal BICT, mobil hanya beraktifitas seputaran dermaga. Proses LoLo juga dilakukan di areal penumpukan, kontainer diangkat kedalam blok-blok penumpukan didalam Container Yard 10 , terdapat 3 blok setiap blok memiliki 22 slot dan 4 row, sebuah row dapat diisi oleh 4 sampai 5 tumpukan kontainer. Blok tersebut dimulai dari Blok A0 sampai A1 untuk barang khusus Rusak, atau berkebutuhan khusus, Blok B1, B2, C1, C2 untuk tempat penumpukan sementara kontainer yang akan di eksport, Blok D1, D2, D3, E1, E2, E3 dan seterusnya sampai Blok I2. Sementara Blok B3 dan C3 digunakan untuk barang beracun dan berbahaya. Total kapasitas yang sanggup ditangani oleh BICT adalah 15.726 TEU Twentyfoot Equivalent Unit, atau sekitar 15 ribu lebih kontainer berukuran 20 feet. 10 Container Yardadalah lapangan penumpukan container dimana containerdisusun rapi memakai top leader atau side loader secara berbaris. CFS container freight station adalah tempat dimana muatan dimuat ke dalam container stuffing atau muatan dikeluarkan dari container stripping. Universitas Sumatera Utara 44 Proses pengangkatan kontainer dan penyusunannya kedalam blok sendiri menggunakan alat berat bernama Rubber Tired Gantry Crane 11 atau yang biasa disebut dengan Tenggo, tenggo sendiri berbentuk crane, memiliki empat tiang raksasa yang berfungsi sebagai kaki berbentuk persegi yang dikemudikan oleh seorang operator. Tenggo dapat mengangkat beban hingga 40 ton, alat angkat utamanya adalah lengan persegi yang dapat memanjang maupun mengecil menyesuaikan panjang kontainer yang akan diangkat. Tenggo memiliki mobilitas yang sama dengan crane kapal dengan menyusuri blok satu persatu, perbedaannya adalah tenggo dapat berpindah blok dengan memutar ke delapan rodanya 90 derajat. 11 Rubber Tyred Gantry adalah gantry mobile crane digunakan untuk penumpukan peti kemas dalam lapangan penumpukan terminal peti kemas. Gambar 5Rubber Tired Gantry Tenggo Universitas Sumatera Utara 45 BICT memiliki 22 unit tenggo yang bertugas melayani disetiap blok CY. Tenggo dikemudikan oleh operator,tidak ada yang berbeda antara operator tenggo dengan crane kapal keduanya merupakan pegawai Pelindo, hanya jenis sertifikasinya dan pelatihannya yang berbeda. Operator bertugas diatas tenggo untuk itu para operator membutuhkan asisten yang berada dibawah. Telly adalah Orang yang bertugas melakukan penghitungan dan pencatatan jumlah, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkandokumen serta membuat laporan. Telly juga bertanggung jawab dalam pencatatan letak dan penempatan lokasi penumpukan container Setelah di CY Telly BICT memberitahu Operator Tenggo untuk mengangkat dan meletakkan kontainer di blok yang masih kosong sekaligus mencatat merk, nomor seri dan dimana lokasi kontainer itu ditumpuk. Setelah dipenumpukan status kontainer berubah dari status 01 dimana kontainer masih berada diatas kapal, 02 kontainer dalam proses disposisi ke tempat penumpukan, ke status 03 yaitu kontainer yang sudah selesai disposisi dan menunggu untuk dikeluarkan. Proses kemudian berlanjut dengan pemuatan kontainer dari CY BICT ke lokasi pengiriman. Namun hal yang pertama dilakukan adalah pencetakan SP2 Surat Perintah Pengeluaran. Disini pihak Ekspedisi berperan dalam semua proses pelengkapan dokumen, dan penyelesaian pembayaran administrasi lain dengan dinas atau pihak terkait lainnya. Pencetakan SP2 sendiri dilakukan oleh Pelindo, dimana SP2 menggunakan sistem komputerisasi yang hanya dimiliki pihak Pelindo. Setiap SP2 memiliki Universitas Sumatera Utara 46 keunikan pada Barcode yang terletak di atas, kode ini digunakan untuk merubah status kontainer di sistem menjadi 09 dimana kontainer siap untuk dipindahkan. Gambar 6 Contoh Surat SP2 Tempo waktu yang diberikan oleh pihak Pelindo adalah 3 hari sejak perubahan status Kontainer menjadi 03, apabila telah lewat waktu yang ditentukan maka Ekspedisi akan dikenakan TB tambah bayar dan Pelindo akan menaikkan tarif biaya penumpukan sesuai dengan tarif yang ditentukan sebelumnya. Biaya ini akan terus dinaikkan kelipatannya sampai waktu tenggang terakhir, bila waktu tenggang terakhir barang tersebut akan disita dan dilelang oleh negara. Proses ini dimulai ketika mobil trailer atau biasa disebut trado memasuki areal dermaga BICT, petugas Operator Gate memeriksa, menscan SP2 dan Universitas Sumatera Utara 47 NomorPlat kendaraan yang masuk kedalam areal dermaga, operator gate kemudian memberikan kertas print out pass gate untuk kendaraan trailer. Setelah melewati gate, trado harus berjalan sekitar 500 m untuk melakukan pemeriksaan di gate Bea Cukai BC. Di gate Bea Cukai ini trado diperiksa bagian kabin oleh petugas keamanan dermaga, kernet, ataupun orang lain dilarang menumpang kedalam areal dermaga, untuk menghindari masuknya pihak yang tidak berkepentingan dan melakukan kegiatan kriminal di dalam dermaga, tidak ada yang diperbolehkan masuk selain supir trado. Para kernet diharuskan turun dari trado dan menunggu di depan gate BC, tidak banyak yang bisa mereka lakukan karena areal terbatas,. Di areal CY supir harus memarkirkan tradonya tepat di blok dimana kontainer tersebut berada, tidak mengganggu jalur tenggo. Petugas Telly Muat menanyakan lokasi barang kepada supir dan meminta kertas pass masuk gate BICT yang diberikan sebelumnya Putih Asli dan Merah Copy. Adalah hal yang wajar seorang Telly menanyakan lokasi kontainer yang seharusnya merupakan bagian dari tugasnya melihat banyaknya jumlah trado yang masuk kedalam areal ini. Proses muat berlangsung sekitar 10 menit sampai 10 jam tergantung padatnya dan ketersediaan alat di CY. Hal ini dikarenakan banyaknya kendaraan yang muat petugas Telly harus menyisir satu persatu blok penumpukan untuk proses muat yang teratur. Supir harus membayar uang muat sebesar Rp.3000 kepada Telly sebagai uang jasa muat kontainer. Setelah lokasi kontainer ketemu dan tenggo berada di posisi, Telly memberitahu operator untuk mengambil Universitas Sumatera Utara 48 kontainer merek apa dan nomor seri berapa, Telly juga memberitahu lokasi slot, row, dan tier berapa container tersebut berada. Dalam proses import, eksport maupun antar pulau supir dari pihak pengangkutan juga membayar Rp 3000 kepada Telly muat di dalam BICT sebagai uang muat dalam proses pemuatan kontainer import, uang tersebut biasanya dibagi dua dengan operator RTG sebagai uang tambahan harian atau uang masuk mereka disamping gaji pokok. Hal tersebut dirasa tidak memberatkan bagi supir pengangkutan karena Telly banyak membantu mereka dalam mencari dan menentukan letak kontainer yang akan di muat. “kalo aku sih gak masalah bang, 3000 perak yang penting awak lancar muat didalam, kadang kontainer kita gak nampak dicarikan orang itu sekalian, ya sekalian jaga hubungan aja sama orang itu” wawancara dengan Bang Hombing Supir Pengangkutan Hal yang tersulit dari proses muat adalah bila trado yang membawa kontainer bertipe 2 x 20 feet harus muat di 2 lokasi yang berbeda atau yang sering disebut beda slot. Hal ini dapat membuat proses muat semakin lama karena tenggo bekerja dengan cara menyisir area. Supir harus menunggu dua kali untuk proses muat jika tango sudah melewati salah satu kontainer yang harus ia bawa atau istilahnya “kelewatan alat”. Kelewatan alat dapat dicurangi bila ekspedisi memiliki kedekatan dengan Telly, alat yang lewat dapat dicegah dengan bantuan Telly yang bertugas di dalam masing-masing blok. Kedekatan antara Telly dengan pihak ekspedisi dapat dibilang menjadi kunci proses pemuatan kontainer. Pengaturan alat dan mobilitas Universitas Sumatera Utara 49 tenggo sepenuhnya diatur oleh supervisi, namun kenyataan dilapangan dapat diatur, Telly bisa melakukan curi-curi posisi untuk menyelamatkan pemuatan barang. Curi-curi ini sebenarnya melanggar ketentuan yang telah diatur dalam aturan proses bongkar muat kontainer, namun ekspedisi juga sering memberi imbalan terhadap Telly yang bertugas di blok penumpukan dimana barang mereka banyak ditempatkan. Pemberian imbalan diluar kewajiban ini dimaksudkan agar Telly memprioritaskan barang milik ekspedisi tertentu. “bisa diatur kalo didalam, asal sama-sama ngerti aja sama satu lagi jangan pas lagi banyak motor yang ngantri, payah nanti ketauan sama supervisi” wawancara dengan Farell, Telly “ya, kita ngasih orang itu bukan apa, untuk kita juganya, barang kita cepat dimuatnya, kalo ada apa-apa cepat dibantu orang itu, misalnya gak ada alat orang itu mau pindah blok sendiri tanpa tau supervisi” wawancara dengan Bang Bembeng, Ekspedisi Import Selain masalah kelewatan alat, kebutuhan-kebutuhan ekspedisi terhadap orang dalam juga dinilai sangat penting guna mempermudah pekerjaan mereka. Banyak dari ekspedisi yang memiliki “gacok” Telly maupun orang dalam lainnya. Hal ini seperti sudah sangat wajar di kalangan ekspedisi, dan menjadi hal yang biasa. Pemberian prioritas ini bukan ta npa imbalan, adanya istilah “Uang Pelancar” menjadikan kebiasaan tersendiri bagi Ekspedisi sebagai ucapan terima kasih. Uang pelancar tersendiri didapat dari produsen maupun perusahaan Ekspedisi yang memang bersedia memberikan uang pelancar ini asalkan urusan mereka dipercepat. Hampir semua aspek yang berhubungan dengan jasa mulai Universitas Sumatera Utara 50 dari yang besar hingga yang terkecil menganut sistem kebiasaan ini, kebiasaan yang sepertinya telah menjadi kewajiban dikawasan Pelabuhan Belawan. Memang tidak semua pegawai maupun instansi yang terkait menjalankan sistem tersebut, namun pemberian sebagai ucapan terima kasih tetap dilakukan untuk menjaga hubungan kerja di pelabuhan. Beberapa orang memang tidak mengharapkan imbalan uang sebagai rasa terima kasih, pemberian bisa berupa parsel, barang, makanan maupun hanya sekedar pulsa handphone. Para Telly dan operator alat biasanya melakukan penyisiran satu persatu setiap bloknya mulai dari slot rendah sampai slot tertinggi kemudian kembali lagi ke slot rendah, penyisiran memakan waktu berkisar antara satu sampai empat jam tergantung dengan kepadatan jumlah kendaraan yang antri, pelayanan terhadap kendaraan tergantung dengan kerjasama antara Telly dengan operator RTG. “tergantung orang itu bang, kadang mau kompak orang itu, cepat muatnya, kadang Telly nya sendiri ntah kemana” wawancara dengan Barat, Supir Pengangkutan Ketersediaan sarana serta juga menjadi masalah tersendiri dalam proses muat, sering ditemukan RTG yang rusak akibat terbatasnya waktu perawatan karena jam operasional 24 jam selama 7 hari penuh. Tenggo yang rusak menjadi kendala tersendiri mengingat RTG merupakan instrumen utama dalam proses muat kontainer. Dalam kasus kerusakan RTG atau barang menunggu RTG yang Universitas Sumatera Utara 51 telah lewat bloknya, dalam kondisi ini Kalmar 12 memiliki peran penting dalam proses muat. Penggunaan kalmar juga memiliki aturan tersendiri dari supervisi. Fungsi utama kalmar adalah membantu proses langsir eksport kedalam blok penumpukan sebelum dimuat kedalam kapal. Kalmar dilarang melewati blok-blok tertentu hanya beberapa blok yang memiliki ruang yang cukup untuk mobilisasi yang di perbolehkan di lewati oleh kalmar. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan kontainer barang akibat tersenggol atau tertabrak oleh kalmar, hal ini juga membuat penggunaan kalmar terbatas pada bagian-bagian penumpukan tertentu karena kalmar tidak dapat menjangkau kontainer yang berada pada tengah blok penumpukan. Meskipun terbatas namun penggunaan kalmar dalam situasi genting juga dapat dilakukan diluar sepengetahuan supervisi. Hal ini sering dilakukan karena beberapa hal seperti urgensi barang yang harus segera diantar kepada konsumen, kerusakan RTG, lamanya waktu tunggu yang dialami supir. Aturan main biaya penggunaan kalmar dikenai biaya muat sebesar Rp 10.000, aturan mainnya sama dengan RTG, ada yang membayar ditempat, maupun setelah selesai kerja. “kalo supir-supir ini yang minta kalmar biasanya orang itu bayar sendiri, karena orang itu biasanya ngejar trip, ekspedisi jarang ngasi kalmar kalo barangnya gak penting-penting kali, tau sendiri lah kami gaji per trip, bukan gaji bulanan” wawancara dengan Nababan, Supir Pengangkutan. 12 Kalmar adalah mobil raksasa yang dapat bergerak bebas dengan gantry yang dapat disesuaikan untuk mengangkat kontainer 40ft maupun 20ft Universitas Sumatera Utara 52 “kadang kami malas muatkannya bukan apa, kadang ekspedisinya tak mau bayar, kebanyakan ditokohin kami, kalo ketauan supervisi kami juga yang kena, padahal sama- sama enaknya” wawancara dengan Gondrong, Telly. “kalo gak mau orang itu muatkan, protes aja langsung sama supervisi, minta tambah alat di blok yang rusak alatnya, itu kalo rusak, kalo kelewatan alat ya tahankan la macam mana mau dibilang” wawancara dengan Bang Tommy, Ekspedisi Import Pemberian imbalan terima kasih ini berbeda setiap individu, baik cara maupun intensitasnya, biasanya para ekspedisi memberi lebih kepada personal masing-masing Telly. Tergantung bagaimana mereka menjaga hubungan kedekatan kerja. Umumnya para Telly mengumpulkan kertas copy pass gate pelabuhan atau yang sering biasa disebut kertas merah, yang dibawa oleh truck saat memasuki areal pelabuhan. Kertas tersebut menjadi bukti bagi Telly untuk melakukan penagihan kepada Ekspedisi. Tidak ada tarif patokan nominal pasti untuk setiap kertas merah yang diberikan, semua sekali lagi tergantung kepada hubungan baik Telly dengan ekspedisi. Nominal angka yang di berikan ke Telly didapat resmi dari kantor ekspedisi, setiap perusahaan ekspedisi punya budget tersendiri untuk urusan uang pelancar lapangan. Namun soal penyampaiannya kepada pihak tertentu tetap dikontrol oleh karyawan lapangan perusahaan ekspedisi tersebut. “suka hati kita ngasih berapa, itu kan bukan kewajiban, cuman rasa terima kasih aja, mau gak kau kasi pun gak apa, gak ada hak orang itu maksa kita, kalo aku mainnya sikit banyak ku kasih cepek, gak pernah protes orang itu, mau party banyak mau party sikit tetap cepek Rp. Universitas Sumatera Utara 53 100.000 yang penting gak ada masalah di dalam. wawancara dengan Bang Tommy, Ekspedisi Import. “tengok-tengok orangnya juga, kalo tengik malas aku ngasihnya, iya kita kan sama-sama butuhnya, iya baik- baik la mintaknya, jangan ada pemaksaan, ngapain kita kasi kalo dia tengik sama kita” wawancara dengan Bang Bob, Ekspedisi Import. Setelah proses muat selesai Telly mengambil kertas copy pass gate untuk disimpan sebagai bukti pekerjaan yang mereka lakukan, kertas merah ini biasanya dijadikan bukti oleh Telly sebagai hasil kerja yang nantinya ditunjukkan kepada ekspedisi-ekspedisi yang barangnya sudah dikerjakan Telly tersebut. “kalo aku main fair, aku main kertas merah, selembar goceng panjang pendek container 40ft dan 20ft, itupun ku periksa dulu kertas merahnya, punya aku apa bukan, nanti ntah punya siapa- siapa aku pulak yang bayar”. wawancara dengan Bang Juna, Ekspedisi Import. Waktu pengutipan sendiri beragam, sebagian Telly mendatangi ekspedisi- ekpedisi maupun mandor-mandor pengangkutan pada saat istirahat, biasanya Tellylangsung mendatangi pangkalan-pangkalan yang dijadikan tempat mangkal ekspedisi maupun mandor angkutan. Masing-masing memiliki semacam trik tersendiri ada yang menentukan lokasi, sampai dirumah pribadi. “aku gak mau ngutip-ngutip ke pangkalan gitu, apalagi bawa-bawa kertas merah, lucu ditengok orang, bagus kita telpon aja langsung orangnya janjian dimana, gak malu- maluin datang kepangkalan”wawancara dengan Bang Sadli, Telli. Universitas Sumatera Utara 54 Tidak ada yang tahu persis kapan kebiasaan yang sudah seperti kewajiban ini mulai dilakukan, Pelindo melarang tegas bagi pihaknya yang melakukan pengutipan liar diluar hak pegawainya. Tidak sedikit ekspedisi yang melakukan praktek ini, namun tidak sedikit pula yang menerapkan sistem yang dijalankan oleh Pelindo. Ada semacam sanksi tersendiri yang diberlakukan di kalangan Telly kepada ekspedisi- ekspedisi yang “pelit”. Sebutan-sebutan seperti ekspedisi koboy, sampai ketidak pedulian Telly terhadap barang menjadi hal biasa yang dialami ekspedisi. Hal ini berujung pada terlantarnya supir pengangkutan di dalam CY, yang bukan menjadi “prioritas”Telly. “memang ini kerjaan kami, tapi masa gak ada pengertiannya sama sekali, ntah kasi kek uang rokok sama kami, enggak mungkin uang lapangan gak dikasi dari kantor” wawancara dengan Pak Edo, Telly “kadang bukan apa, gondok ya gondok juga liatnya, kami jadi lama ngantri, kalo mau ikut aturan ya ujung- ujungnya kami pun ikut aturan, orang kalian enak gajinya bulanan, kerja gak kerja digaji, kami gaji per trip, lama muat makin sikit trip kami, rugi di waktu aja kami jadinya gara-gara uang pelancar, mau kami bayar kan gak cocok, orang dananya ada dari kantor kalian” wawancara dengan Buaya, Supir Pengangkutan. Setelah selesai proses muat Telly mengembalikan kertas putih kepada supir untuk di kembalikan ke Operator Gate sebagai pass keluar gate BICT dan mengganti status kontainer menjadi 010 yang artinya kontainer telah keluar dari areal dermaga BICT. Pihak ekspedisi kemudian meminta SP2 dan memberikan surat jalan kemana barang ini harus diantar. Setelah kontainer tersebut Universitas Sumatera Utara 55 dikosongkan di pabrik gudang angkutan wajib membawa kembali kontainer tersebut ke dalam depo petikemas, masing-masing depo petikemas berbeda tergantung dengan pelayaran mana yang digunakan eksportir di negara asal. Proses ini disebut dengan pengembalian empty kosongan.

3.1.2. Kegiatan Eksport