Kegiatan Eksport Kegiatan Belawan International Container Terminal BICT

55 dikosongkan di pabrik gudang angkutan wajib membawa kembali kontainer tersebut ke dalam depo petikemas, masing-masing depo petikemas berbeda tergantung dengan pelayaran mana yang digunakan eksportir di negara asal. Proses ini disebut dengan pengembalian empty kosongan.

3.1.2. Kegiatan Eksport

Kegiatan eksport pada dasarnya kebalikan dari kegiatan Import, kegiatan tersebut dimulai dari pengambilan kontainer kosong di depo petikemas untuk dibawa ke pabrik gudang untuk diisi komoditi yang akan di eksport. Kegiatan ekspor tidak lain bertujuan untuk mengirim barang keluar negeri.Kegiatan ekspor dilanjutkan dengan membawa kontainer tersebut kedalam BICT, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses ekspor, OpenStacking adalah penentuan waktu penumpukan kontainer eksport yang telah ditentukan oleh Pelindo, dan Closing Time 13 . Open stacking yang biasanya disebut dengan open kapal biasanya waktu dimana sebuah kapal yang membawa muatan impor telah selesai dibongkar dan bersiap untuk berganti muatan untuk mengangkut barang eksport. Waktu open kapal biasanya bervariasi tergantung jadwal pelayaran, pada open kapal biasanya ekspedisi sudah mulai memasukkan barang yang akan di eksport kedalam dermaga penumpukan BICT. Closing time atau yang biasa disebut sebagai jam klosing merupakan deadline atau jam terakhir pemasukan kontainer kedalam dermaga penumpukan. 13 Closing Time adalah waktu penutupan gate untuk kapal yang telah dijadwalkan. Universitas Sumatera Utara 56 Pada waktu klosing PELINDO menutup penerimaan kontainer dan mulai memasukkan kontainer-kontainer ekspor ke kapal, sedangkan kontainer eksport yang belum berada didermaga sudah dilarang melewati pintu gate BICT. Kontainer yang melewati jam klosing mengharuskan ekspedisi mengganti kapal yang akan digunakan, penggantian kapal biasanya sudah ditentukan oleh pihak pelayaran, hal ini juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan impor barang di negara tujuan. Untuk memasuki areal dermaga supir harus terlebih dahulu meminta NPE Nota Pelayanan Eksport dari ekspedisi untuk ditunjukkan kepada Operator Gate dan petugas Gate Bea dan Cukai. Setelah menunjukkan NPE kepada petugas pintu selanjutnya truck melewati pos Bea Cukai, disini petugas akan memeriksa kondisi fisik kontainer, kelengkapan surat, dan pengecekan nomor seal yang terpasang di kontainer. Tidak jauh berbeda dengan proses import, proses eksport memiliki atura- aturan yang dapat di rubah tergantung dengan situasi. Jam klosing sendiri bisa di perpanjang tergantung negosisasi. Istilah “Tembus Klosing” yang biasa dilakukan ekspedisi untuk memasukkan barang meskipun telah lewat jam klosing, ekspedisi biasanya memberitahukan perihal keterlambatan dengan petugas yang melakukan penumpukan. Keterlambatan maksimal yang dapat di tolerir adalah sampai 2 jam dari jam klosing, keterlambatan tersebut dapat di tebus dengan memberikan sejumlah “Angka” kepada petugas. Tentu saja ini merupakan hal yang salah mengingat Pelindo dengan tegas melarang setiap anggotanya untuk menerima uang dan melakukan korupsi. Universitas Sumatera Utara 57 “Kita bisa tembus klosing, asal kita pastikan motor kita sampe jam berapa, pokoknya maksimal 2 jam dari jam klosing, biasanya bayar 400 ribu tergantung kau pande- pande lobi” wawancara dengan Pak Adek, Mandor Angkutan. Kemudian supir mencari dan bertanya lokasi penurunan kontainer tersebut kepada Telly bongkar, penentuan lokasi penumpukan tergantung kapal yang akan digunakan, jadwal keberangkatan, dan pelayaran. Ada total 4 Blok dengan total 44 slot yang disediakan Pelindo untuk kegiatan stacking, penumpukan ini dilakukan oleh Telly dan operator tenggo. Lamanya waktu pembongkaran kontainer kedalam blok penumpukan dipengaruhi oleh jumlah trado yang mengantri pada blok pembongkaran dan ketersediaan alat bongkar. Alat bongkar yang dipakai biasanya menggunakan kalmar namun hal tersebut dapat dikondisikan dengan keadaan di lapangan, tenggo dapat diperbantukan atas perintah supervisi bila blok penumpukan sudah mulai padat. Pembongkaran dilakukan secara bergiliran, satu persatu kontainer diturunkan dan ditempatkan, tenggo menyisir lokasi satu persatu diikuti trado- trado yang membawa Kontainer eksport. Proses ini memang cukup memakan waktu, namun proses ini dianggap lebih mudah karena sifatnya hanya menyusun dibandingkan proses muat yang harus mencari dan memindahkan tumpukan- tumpukan kontainer. Proses penumpukan dilakukan jika ada Delay atau keterlambatan kapal yang datang atau waktu menunggu kapal selanjutnya masih yang memungkinkan untuk dilakukannya proses penumpukan. Universitas Sumatera Utara 58 Setelah proses penumpukan, pada waktu yang telah ditentukan proses dilanjutkan ke proses pemuatan Kontainer kedalam kapal. Ada dua tipe pembongkaran yang dilakukan, tipe pertama yaitu pembongkaran langsung dari trado angkutan ke kapal menggunakan crane kapal, tipe kedua adalah melakukan estafet dari blok penumpukan sementara ke atas kapal. Tipe pemuatan kedalam kapal ini digunakan tergantung pada keadaan dan urgensi barang tersebut. Proses memuat muatan kapal dari blok penumpukan biasanya dilakukan dengan kerjasama antara pengemudi head truck Pelindo dengan foreman dan operator crane serta Telly yang bertugas. Pengemudi mobil langsir, Telly, operator crane kapal dan tenggo, dan foreman bekerja sama dalam melakukan estafet kontainer dari blok penumpukan ke dalam kapal. Proses-proses ini menjadi cerminan kinerja yang mempengeruhi Pelindo dalam segi pelayanan, baik pelayanan untuk pihak pelayaran maupun pihak ekspedisi dan supir yang akan berdampak besar pada proses eksport di pelabuhan Belawan.

3.2. Kegiatan Terminal Penumpukan Kontainer Domestik TPKD