Kesimpulan Saran KOPKARPEL (Studi Etnografi Dalam Menjalankan Tugas)

88 BAB VI PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pelindo sebagai pengelola unit usaha jasa kepelabuhanan milik negara dituntut harus mampu mengelola secara mandiri rumah tangga perusahannya dengan mengatur segala kebutuhannya baik fasilitas maupun sumber daya manusia. Proses bongkar muat di dalam dermaga BICT dan TPKD memiliki beberapa tahap-tahap. Setiap tahap memiliki cara tersendiri yang dilakukan baik sesuai prosedur kerja maupun diluar prosedur kerja. Peraturan tersebut dijalankan secara terus menerus dan diwariskan secara turun temurun melalui pergaulan kerja. Peraturan-peraturan yang tidak tertulis dan aturan main dilapangan dinilai sebagian pihak sebagai hal yang tidak memberatkan, hal ini dibuktikan dengan berjalannya aturan-aturan main tersebut dilapangan dan dijalankan meskipun bagi sebagian pihak peraturan tersebut dianggap salah. Landasan hukum berdirinya Kopkarpel mengalami perubahan dalam segi aturan-aturan yang dibuat. Aturan-aturan tersebut mengalami pergeseran kepentingan sejak pertama dibentuk yang mengakibatkan kekhawatiran tersendiri Universitas Sumatera Utara 89 bagi pihak karyawan Kopkarpel. Peraturan tersebut dinilai mereka sebagai upaya pemanipulasi status koperasi menjadi perusahaan outsourcing. Adanya ketidakpastian dalam mendapatkan hak membuat hubungan solidaritas antar sebagian pekerja untuk mencari pendapatan tambahan diluar kewajiban yang mereka lakukan, hal ini dibuktikan dengan adanya strategi- strategi yang mereka lakukan untuk mempertahankan eksistensi mereka. Adanya harapan yang ingin dicapai untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dinilai penting guna mengurangi praktek-praktek kecurangan yang terjadi dilapangan dan menjalankan fungsi koperasi yang baik dan diharapkan akan berdampak pada tercapainya tujuan bersama.

5.2. Saran

Adapun hal-hal yang disarankan melalui penelitian ini yakni : Perlunya penegasan terhadap kejelasan UUJBM Kopkarpel kepada seluruh anggota karyawan tentang kejelasan status, sistem-sistem yang dianut dan proses pengambilan keputusan serta aplikasinya. Hal ini diharapkan mengurangi rasa sentimen karyawan terhadap instansi tempat dia bekerja, yang nantinya akan menimbulkan lingkungan kerja yang baik. Perubahan sistem kerja dan pengawasan untuk mencegah atau mengurangi kecurangan-kecurangan yang terjadi di lapangan. Dampak yang ditimbulkan dari kecurangan tersebut dapat mengancam kinerja dan output yang dihasilkan serta ketidak tercapaiannya tujuan bersama. Agar segala produk kebijakan yang terkait dengan bongkar muat dapat mengakomodir pelayanan untuk kepentingan umum. Universitas Sumatera Utara 90 Dibutuhkan kerja sama antar semua golongan baik Perusahaan Bongkar Muat, Unit Usaha Jasa Bongkar Muat , Tenaga Kerja Bongkar Muat, Ekspedisi Muatan Kapal Laut dan Pihak Pengangkutan dalam mewujudkan hal-hal diatas. Universitas Sumatera Utara 12

BAB II KOPERASI KARYAWAN PELABUHAN

2.1. Sejarah Pembentukan Koperasi Karyawan Pelabuhan