Harapan Para Pekerja Dalam Bekerja

85 biasanya di dalam BICT. Ekspedisi - ekspedisi ini biasanya ditandai oleh para Telly sebagai Ekspedisi pelit, karena mereka memakan sendiri Uang Pelancar Lapangan yang diberikan kantor mereka.

4.4.4. Dampak Bagi Supir Angkutan

Dampak positif yang dirasakan supir angkutan yang membayar uang tip salah satunya adalah waktu muat dan pelayanan yang diberikan berbeda dengan para supir yang tidak memberikan uang tip. Urusan separti mencari Kontainer yang dislokasi atau tidak pada tempatnya maupun urusan pemuatan Kontainer menjadi lebih mudah karena dibantu oleh para Telly. Hal ini dinilai positif karena pendapatan mereka tergantung pada banyaknya trip barang yang mereka antar. Semakin banyak trip mereka semakin banyak pula pendapatan yang mereka terima. Proses muat menjadi salah satu kendala yang dialami para supir, karena harus menunggu antrian jika menjalankan sesuai aturan, namun hal tersebut bisa ditekan dengan permainan antara Telly, Ekspedisi dan Supir.

4.5. Harapan Para Pekerja Dalam Bekerja

Setiap lingkungan kerja selalu memiliki kekurangan-kekurangan baik dari segi fisik dan materil maupun dalam tatanan sistem. Harapan akan terciptanya kinerja dan lingkungan kerja yang baik pasti di impikan oleh tiap-tiap pekerja di instansi manapun, sebab perubahan sistem kerja dan lingkugan kerja tidak akan bisa terjadi bila perubahan tersebut hanya berada di tarap bawah atau atas saja. Universitas Sumatera Utara 86 Dibutuhkan sinergi yang sempurna antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan, agar kebijakan yang dibuat mampu berjalan dengan baik. Harapan seperti tepat waktunya segala jenis pembayaran hak karyawan, gaji, bonus, uang lembur dan lain-lain menjadi hal yang di harapkan para pekerja Kopkarpel dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka juga berharap para pembuat kebijakan mau mendengar aspirasi mereka dan mempertimbangkan aspek kesejahteraan keluarga mereka. Kelayakan alat kerja dan ketersediaan alat pelindung diri juga menjadi kebutuhan dasar yang harus diperhatikan. Hal ini guna mencegah kecelakaan fatal yang terjadi saat bekerja, dan diharapkan mampu meningkatkan gairah kerja mereka, seringnya terjadi kerusakan alat membuat tersendatnya proses kerja. Perhatian akan kelayakan alat menjadi harapan mereka sebab pekerjaan mereka tergantung pada alat yang mereka gunakan. “enggak usah muluk-muluk lah, yang penting tepat waktu aja pembayaran angka-angka gaji, uang lembur sama kami. Udah senangnya kami, cari kerja susah, giliran kerja pun dipersusah” wawancara dengan Bang Gondrong, Tally “kalo alatnya rusak macem manamau kerja, pake apa ngangkatnya, berkurang la omset awak jadinya, nunggu alatnya diperbaiki” wawancara dengan Wak Edo, Tally Harapan ditujukan pula kepada pihak ekspedisi sebagai mitra kerja. Mereka berharap pengertian yang diberikan kepada hasil kerja mereka, yang mereka akui hal itu sudah merupakan bagian dari tugas mereka, mereka tidak mematok harga yang harus dibayar, hanya untuk sekedar menjaga kebersamaan Universitas Sumatera Utara 87 dan kedekatan hubungan, baik sebagai mitra kerja maupun sebagai kawan dekat antar individu. “yang penting ada, gak kami patok angkanya, kalo enggak mberatin kalian ya sukur. Ada dari kalian ya alhamdulilah, kalo nggak ada ya ada-adakan la, gak mungkin gak ada, parah kali pulak klen, sekedar pulsa hp aja gk sanggup, klen juganya yang kami telpon ngasi tau alat dimana” wawancara dengan Wak Edo, Telly Harapan yang sama juga mereka utarakan kepada pihak supir-supir angkutan, mereka berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi para supir sebagai pengguna langsung jasa mereka. Keberadaan uang muat yang dikeluhkan para supir menurut mereka tidak dapat di hapuskan karena hal tersebut sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun. “ya cemana kadang supir-supir itu yang mentiko, sok-sok keras, macam dia aja yang capek, masalah uang muat kan udah dari dulu ada, kenapa baru ini pula protes orang itu” wawancara dengan Bang Sadli, Telly Universitas Sumatera Utara 88 BAB VI PENUTUP

5.1. Kesimpulan