Rasio Likuiditas Likuiditas .1 Pengertian Likuiditas

memenuhi kewajibannya setiap saat. Pentingnya bank mengelola likuiditas secara baik terutama ditujukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan. Dalam mengelola likuiditas, selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditasnya akan cenderung memelihara alat likuid yang relatif besar dari yang diperlukannya dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas. Namun, disisi lain bank juga diharapkan pada biaya besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuid yang berlebihan. Oleh karena itu, dalam manajemen likuiditas perlu adanya keseimbangan antara dua kepentingan tersebut. Menurut Rivai et al. 2013 : 482 menyatakan bahwa likuiditas untuk memastikan dilaksanakannya manajemen aset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup. Selanjutnya, Rivai et al. 2013 : 482 menyatakan bahwa penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya.

2.3.2 Rasio Likuiditas

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan perbankan adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan salah satu rasio likuiditas. Rasio tersebut dipergunakan Universitas Sumatera Utara untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi tingkat kredit yang diminta dengan menggunakan dana pihak ketiga yang tertanam di bank tersebut. Menurut Rivai et al. 2013 : 484 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dendawijaya 2009 : 257 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio LDR dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tersebut tidak termasuk kredit yang diberikan terhadap bank lain. Dan dana pihak ketiga disini mencakup giro, tabungan dan deposito. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pendanaan pinjaman yang yang diberikan oleh bank yang bersumber dari pihak ketiga Rivai et al. 2013 : 484 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR dihitung dengan rumus sebagai berikut: ���� �� ������� ����� = Jumlah Kredit yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga x 100 Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit yang diberikan kepada bank lain. Dana pihak ketiga mencakup Universitas Sumatera Utara giro, tabungan, deposito, tidak termasuk antar bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 ketentuan dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan sebagai berikut: 1. Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. 2. Untuk rasio LDR dibawah 110 diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat. Rasio ini menjadi sangat penting karena juga menggambarkan intensitas fungsi intermediary bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat debitur.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

5 38 78

Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).

1 7 33

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 11

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 12

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 22

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 3

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 1

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 - POLSRI REPOSITORY

0 0 6