2.4.1 Non Performing Loan
Non Performing Loan NPL merupakan saha satu rasio keuangan yang mencerminkan risiko kredit. NPL didefinisikan sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan atau sering disebut kredit macet pada bank Riyadi,
2006:161.
Menurut Ismail 2009 : 226, Non Performing Loan NPL adalah kredit yang menunggak melebihi 90 hari. Dimana NPL terbagi menjadi Kredit Kurang
Lancar, Diragukan, dan Macet. Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank.
Bank dalam melakukan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit
diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank
melakukan peninjauan dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit. Praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari NPL suatu bank
tidak boleh melebihi 5. Menurut Ismail 2009:228, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPL =
Kredit Bermasalah Total Kredit
x 100
2.4.2 Penggolongan Kredit Bermasalah
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.133PBI2011 tentang penerapan status dan tindak lanjutan pengawasan bank, bank dinilai memiliki potensi
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya apabila NPL secara netto
Universitas Sumatera Utara
lebih dari 5 dari total kredit atau total pembiayaan. Ketentuan Bank Indonesia, tentang kredit bermasalah digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Kredit kurang lancar Kredit kurang lancar terjadi apabila debitur tidak dapat
membayar angsuran pinjaman pokok atau bunga antara 91 samapai dengan 180 hari.
2. Kredit diragukan Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat
membayar angsuran pinjaman pokok atau pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari.
3. Kredit macet Kredit macet terjadi apabila debitur tidak mampu membayar
berturut-turut setelah 270 hari. 2.5 Efisiensi Operasional
2.5.1 Pengertian Efisiensi Operasional