Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 secara umum mengalami fluktuasi. Pada beberpa perusahaan memiliki tingkat LDR yang relatif tinggi hingga diatas
100 dan ditemukan beberapa bank dengan tingkat LDR yang relatif rendah 50 dengan nilai rata-rata sebesar 91,82 .
Pada beberapa perusahaan dengan tingkat LDR yang tinggi dari sisi likuiditas tergolong rendah namun dengan banyaknya kredit yang disalurkan bank
berpotensi meningkatkan pendapatannya melalui bunga kredit dan pada beberapa bank meskipun memiliki tingkat LDR yang tinggi tidak mampu mengelola kredit
yang diberikan hingga medatangkan keuntungan hal ini karena LDR yang tinggi juga diiringi dengan meningkatnya NPL sebaliknya pada beberapa bank dengan
LDR yang relatif rendah akan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi namun dengan rendahnya LDR mencerminkan masih kurang optimalnya bank
menyalurkan kredit sehingga laba yang diperoleh tidak optimal. Kondisi inilah yang menyebabkan Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Assets pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko 2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2013.
4.3.3 Pengaruh NPL Terhadap ROA
Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Assets ROA.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada Non Performing Loan akan menyebabkan penurunan pada Return on Assets pada perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Non Performin Loan merupakan tingkat kredit bermasalah pada
perusahaan perbankan yang diukur dengan membandingkan antara jumlah kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan perbankan. Semakin tinggi rasio
NPL mencerminkan besarnya jumlah kredit yang bermasalah atau kredit macet pada perusahaan perbankan.
Non Performing Loan memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap Return on Assets karena semakin tinggi rasio NPL menunjukkan banyaknya
jumlah kredit yang bermasalah sehingga jika rasio NPL tinggi akan menyebabkan laba perusahaan menurun karena sumber utama pemasukan bank berasal dari
bunga kredit yang disalurkan sehingga jika kredit yang diberikan bermasalah maka laba perusahaan akan menurun sebagai akibat dari tingginya risiko kredit
yang dialami perbankan. Tingkat Non Performing Loan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia secara umum berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 1,38. Pada beberapa perusahaan perbankan ditemukan tingkat NPL yang relatif rendah
hingga dibawah 1 namun pada beberapa bank lainnya ditemukan tingkat NPL yang tergolong tinggi hingga diatas 4. Meskipun secara keseluruhan tingkat
NPL perbankan masih dibawah 5, namun setiap peningkatan yang terjadi pada NPL memberikan dampak yang negatif signifikan terhadap Return on Assets.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ismail 2009: 226, yang menyatakan bahwa NPL Non Performing Loan adalah kredit
yang menunggak melebihi 90 hari. Dimana NPL terbagi menjadi Kredit Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula
risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Dengan demikian, Non Performing Loan dapat memberikan dampak negatif pada bank karena tidak risiko
tidak tertagihnya kredit yang diberikan pada nasabah sehingga menyebabkan kinerja mengalami penurunan dari sisi pendapatan.
Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azeem 2014. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL berpengaruh
negatif signifikan terhadap Return on Assets.
4.3.4 Pengaruh BOPO Terhadap ROA