Struktur Organisasi Blue Bird Group Medan Budaya Kerja Blue Bird Group Medan

seragam batik sopir warna biru berlogo burung dan simbol yang sama pada interior sandaran kepala.

4.4 Blue Bird Group Medan

Blue Bird telah hadir di Medan sekitar tiga tahun yang lalu tepatnya mulai Oktober 2010 yang berlokasi di jalan kapten muslim. Blue Bird sampai saat ini masih tetap menjaga eksistensinya dalam penyediaan jasa trasnportasi bahkan mendapatkan berbagai penghargaan, diantaranya: 1. “Keris Panglima” Medan Tourism Award 2011 sebagai angkutan umum terbaik 2. Markplus Inc. Oktober 2012 sebagai The Best of Medan Service Exchellenge Champion Category: Taxi 3. Medan Tourism Awards 2012 sebagai Transportation Company of The Year 2012

4.5 Struktur Organisasi Blue Bird Group Medan

Sebelum menjalankan aktivitas perusahaan sangatlah penting membuat tata hubungan atas wewenang dan tugas masing-masing bagian pada perusahaan. Hal ini sangat berguna agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas oleh masing-masing pihak dalam perusahaan, sehingga tugas dari setiap bagian dapat diarahkan dan dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Struktur organisasi merupakan susunan pembagian kerja, wewenang dan sistem komunikasi dalam mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan. Struktur ini memberikan gambaran yang jelas mengenai pembagian dan batasan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Struktur Organisasi Blue Bird Group Medan GENERAL MANAGER Ka. Pool Kabag. Operasi Kabag. Adm. Keu Kabag. Bengkel Kabag. Pers. Umum Staff. Gudang Staff Adm Adm. Pemb AP Adm. TA Mekanik Tukang S. Security S. Umum Bangunan Kebersihan Cuci Tester KlaimPP Kasub. Operas Kasie. Operas Staff. Operasi Kasie Gudang Group Head Section Head Ka. TA Kanit. Security Universitas Sumatera Utara

4.6 Komponen Budaya Taksi Blue Bird

Taksi Blue Bird sebagai suatu perusahaan memiliki budaya yang telah terinternalisasi pada setiap anggotanya. Adapun perusahaan ini mendefinisikan budaya sebagai pedoman anggota perusahaan dalam melaksanakan pekerjaannya guna memberikan pelayanan yang terbaik demi tercapainya kesejahteraan seluruh stakeholder yang ada Majalah Blue Bird Group, 2008: 10. Berikut ini adalah komponen budaya dari taksi Blue Bird:

4.6.1 Simbol

Taksi Blue Bird sebagai perusahaan memiliki ide-ide abstrak yang hendak disampaikan sehingga para anggotanya mampu menerima pesan yang disampailan. Ide-ide abstrak tersebut divisualisasikan ke dalam simbol. Simbol tersebut dikenal dengan “Si burung biru Blue Bird”. Gambar burung biru ini kemudian dikenal sebagai simbol perusahaan. Simbol ini dapat dilihat pada bangunan perusahaan, taksi-taksi, seragam pengemudi. Selain gambar burung biru, warna burung biru itu pun sebenarnya simbol dari taksi Blue Bird. Perusahaan taksi Blue Bird sangat identik dengan warna birunya. Simbol ini pun telah dikenal masyarakat luas.

4.6.2 Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam perusahaan adalah bahasa Indonesia. Selain komunikasi lisan, istilah-istilah juga termasuk dalam komponen bahasa. Istilah- istilah bisa berupa akronim ataupun jargon. Berikut ini adalah akronim ataupun jargon yang dalam Blue Bird Group, yaitu: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Daftar Akronim Blue Bird Group No. Daftar Ankronim Keterangan 1. BBG Blue Bird Group 2. Kapool Kepala Pool 3. Kabag Kepala Bagian 4. ANDAL Aman, Nyaman, Mudal, Personalised 5. Pengemudi Batangan Istilah untuk pengemudi yang memiliki jadwal kerja dengan komposisi 2 hari kerja, 1 hari libur 6. Dispatcher Orang yang bertugas dalam mengatur lalu lintas taksi di pangkalan-pangkalan 7. Barket Barang ketinggalan 8. GPS Global Position System 9. SIO Surat Izin Operasional 10. CS Customer siang: istilah untuk pengemudi yang bekerja dari pukul 05.00-00.00, shift pagi 11. CM Customer malam: istilah untuk pengemudi yang bekerja dari pukul 01.00-12.00, shift malam 12. Batok Istilah untuk tips dari penumpang yang diterima oleh pengemudi, di luar bayaran tarif Sumber: Meliala 2009 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Jargon Blue Bird Group No. Jargon 1. Kejujuran Kunci Kesuksesan 2. Aman, Nyaman, Mudah, Personalised 3. Sukses Dari Semangat Kejujuran Sumber: Meliala 2009

4.6.3 Nilai

Blue Bird Group sebagai perusahaan juga memiliki nilai-nilai yang diterapkan kepada seluruh anggotanya, yaitu kejujuran, kedisiplinan, kerja keras dan kekeluargaan. Nilai-nilai yang telah diwarikan tersebut tetap dipertahankan karena dilihat bahwa pesan moral itu tidak akan lekang ditelan zaman. Keempat nilai tersebut bersifat universal sehingga sampai kapanpun dan di manapun akan tetap berlaku.

4.7 Budaya Kerja Blue Bird Group Medan

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Blue Bird sebagai salah satu perusahaan taksi terbaik di Medan diharuskan menjaga image yang baik sesuai dengan perusahaan induknya, yakni harus mengutakan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Setiap karyawan dari perusahaan harus menanamkan dalam dirinya bahwa pelanggan adalah raja, pelanggan adalah sumber kehidupan bagi perusahaan dan seluruh karyawan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan harus diberikan secara optimal, baik dari segi kualitas Universitas Sumatera Utara pelayanan maupun kenyamanan yang diberikan. Berikut merupakan budaya kerja yang diterapkan di Blue Bird yaitu: 1. Penerapan Nilai Kejujuran Kejujuran merupakan salah satu budaya kerja yang pada dasarnya memang merupakan bentuk formalisasi, yang berusaha ditanamkan perusahaan kepada para karyawannya, terutama pengemudi. Pada awalnya untuk membentuk kejujuran, perusahaan menerapkan suatu bentuk peraturan dimana diberlakukannya suatu sistem pengembalian barang ketinggalan, yaitu pengemudi diharuskan untuk memeriksa kembali kendaraan di saat penumpang meninggalkan taksi dan bila ada barang yang tertinggal pengemudi berkewajiban melaporkannya kepada poolnya. Untuk mengapresiasi sistem pengembalian barang tertinggal ini, pengemudi diberikan reward sesuai dengan barang yang dikembalikan. Dengan hal itulah perusahaan berusaha untuk membudayakan kejujuran sebagai budaya kerja yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh segenap karyawan. Kejujuran bukan lain hanya berupa formalitas namun telah masuk ke dalam diri karyawan. 2. Penerapan Nilai Kedisiplinan Nilai kedisiplinan di Blue Bird terkait dengan waktu dan penampilan. Dengan melihat pada jam kerja, karyawan memiliki jam kerja dari pukul 07.00 hingga 15.00, untuk pengemudi sendiri memiliki dua jam kerja, yaitu pengemudi siang dari jam 05.00 – 00.00 dan pengemudi malam dari pukul 13.00 – 05.00. pengaturan jam kerja sangat ketat, terutama bagi pengemudi. Bagi pengemudi yang telat mengembalikan taksi ke pool maka akan dikenai denda. Demikian juga halnya dalam berpenampilan. Pengemudi memiliki standar Universitas Sumatera Utara berpenampilan, apabila kemudian terdapat pelanggaran, maka poin yang dimiliki pengemudi akan berkurang. Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa kedisiplinan masih sebatas formalisasi, dimana perusahaan memang mengatur dengan ketat disiplin karyawan, terutama pengemudi dan juga dengan adanya kontrol sosial dengan diberlakukannya suatu sistem poin bagi pengmudi. Dengan kata lain, kedisiplinan masih berbetuk formalisasi karena karyawan dan pengemudi cenderung melakukannya karena adanya peraturan yang ketat yang diberlakukan oleh perusahaan dan juga adanya sanksi yang diberlakukan untuk pengemudi. 3. Penerapan Nilai Kerja Keras Kerja keras dalam perusahaan memiliki makna mencapai target atau melebihi target yang telah ditentukan. Kerja keras dilihat dari kekonsistenan karyawan dalam bekerja akan dinilai oleh perusahaan dengan pemberian reward. Maka, kerja keras bukan lagi berbentuk formalisasi tetapi telah terinternalisasi ke setiap karyawan. Seseorang yang bekerja di Blue Bird akan memulai rutinitas kerjanya, baik dengan datang lebih awal dari jam kerja yang telah ditetapkan ataupun karyawan akan bekerja melebihi jam kerjanya agar pekerjaan segera terselesaikan dengan tepat waktu dan hasilnya memuaskan. 4. Penerapan Nilai Loyalitas Nilai loyalitas dikondisikan sebagai suatu situasi agar para karyawan dapat lebih bertahan dengan sistem kerja dalam perusahaan. Perusahaan menjalin komunikasi dengan karyawan melalui komunikasi mengenai pekerjaan mereka, apa Universitas Sumatera Utara yang kurang, bagaimana agar lebih baik dan bahan pembahasan lainnya. Hal ini dilakuka noleh perusahaan agar karyawan merasa bahwa perusahaan memperhatikan mereka maka sepatutnya mereka loyal dengan perusahaan. 5. Penerapan Nilai Sopan Santun Nilai sopan santun tercermin dari kebudayaan orang Indonesia yang terbiasa bersikap sopan dan santun kepada orang lain. Hal tersebut juga berlaku di Blue Bird. Seluruh karyawan diharapkan dapat bersikap sopan atas sikap dan perbuatannya serta tolerir akan sikap orang lain. Hal ini dimaksudkan agar tercipta lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Selain itu dengan adanya sopan santun, maka para karyawan diharapkan dapat saling menjalin komunikasi yang baik satu sama lain dan bekerjasama dalam tim sebaik mungkin.

4.8 Kinerja Karyawan Blue Bird Group Medan