Pengembangan Strategi Pembelajaran Strategi Pengelolaan dan Model Pembelajaran Penjasorkes Adaptif

commit to user Melalui penjelasan baru dan demonstrasi, para siswa penyandang cacat lebih terdorong dan termotivasi untuk melakukan tugas gerak, sehingga memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh hasil dalam setiap pembelajaran. Bagi sebagian anak, terutama yang tidak bisa berbicara tuna wicara atau bisu, tuli tuna rungu dan keterbelakangan mental, penjelasan-penjelasan yang diberikan secara sistematis dan runtut kelihatannya kurang bermanfaat. Namun demikian, peragaan dan demonstrasi yang dapat dilihat dan diamati dari berbagai arah, sangat membantu terhadap pemantapan persepsi tentang suatu tugas gerak yang tidak dapat mereka tangkap melalui penjelasan. Se baliknya bagi anak-anak yang mengalami kelainan visual, akan lebih bermakna informasi melalui penjelasan dibandingkan melalui peragaan atau domonstrasi. Untuk menghadapi berbagai kasus lainnya seperti gangguan emosional yang berat, tuna rungu, tuna netra, keterbelakangan mental yang parah atau penyandang cacat ganda, diperlukan tambahan dan penyesuaian dalam memberikan instruksi. Oleh karena itu dituntut kreatifitas dan kejelian dari seorang guru penjasorkes dalam memilih suatu metode yang paling cocok sesuai dengan jenis dan tingkat kecacatan siswa.

e. Pengembangan Strategi Pembelajaran

Pengembangan strategi pembelajaran dalam upaya memenuhi kebutuhan- kebutuhan setiap siswa, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan perlu melakukan modifikasi, baik pendekatan lingkungan maupun fasilitas belajar. 1 Teknik Memodifikasi Pembelajaran Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para siswa penyandang cacat dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, para guru sebaiknya malakukan modifikasi dan penyesuaia n-penyesuaian terutama mengenai sifat-sifat perilaku yang berkaitan dengan suasana dan kondisi yang dihadapi dalam pembelajaran. Jenis dan taraf modifikasi yang dilakukan dapat bervariasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan, keterbatasan-keterbatasan yang commit to user dimiliki anak penyandang cacat. Sebagai dampak penyesuaian tersebut akan terjadi berbagai variasi yang akan menambah semarak suasana pembelajaran penjasorkes adaptif. Kelihatannya masalah ini erat hubungannya dengan metode yang telah dibahas sebelumnya, namun teknik-teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran sering tidak diperhatikan guru penjasorkes. Apabila seorang guru telah memiliki keterampilan dalam melaksanakan teknik-teknik penguraian pembelajaran, maka sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Faktor-faktor yang perlu dimodifikasi dan disesuaikan para guru dalam meningkatkan komunikasi dengan siswa adalah sebagai berikut: a Penggunaan bahasa b Membuat konsep yang konkret c Membuat urutan tugas d Ketersediaan waktu belajar e Pendekatan ”multisensori” 2 Teknik Memodifikasi Lingkungan Belajar Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bag] siswa yang memungkinkan mengalami kesulitan belajar, tidak mampu berkonsentrasi dalam waktu lama, atau mengalami keterbelakangan mental, maka suasana dan lingkungan belajar perlu diubah sehingga kebutuhan- kebutuhan anak dapat terpenuhi secara baik untuk memperoleh hasil yang maksimal. Beberapa teknik memodifikasi lingkungan belajar siswa sehingga tercipta suasana belajar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa adalah sebagai berikut: a Modifikasi fasilitas dan peralatan b Memanfaatkan ruang secara maksimal c Menghindarkan gangguan dan pemusatan konsentrasi d Melaksanakan pengajaran individual commit to user 3 Teknik Memodifikasi Aktifitas Belajar Pada umumnya setiap aktifitas fisik dapat dimodifikasi, namun perlu diingat bahwa tujuan modifikasi adalah menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga anak-anak cacat berpartisipasi aktif. Modifikasi-modifikasi dalam pembelajaran penjasorkes adaptif perlu dilakukan dengan mempertimbangkan partisipasi aktif dan pengalaman belajar siswa. Teknik memodifikasi aktivitas belajar adalah sebagai berikut: a Pengaturan posisi dan waktu berpartisipasi b Modifikasi peralatan dan peraturan

B. Kerangka Pemikiran

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Anak yang memiliki kecacatan mempunyai hak yang sama dengan anak yang normal dalam memperoleh pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Tidak terkecuali penjasorkes, penjasorkes bagi anak cacat sering disebut juga dengan penjasorkes adaptif. Penjasorkes adaptif merupakan salah satu bentuk layanan dalam bidang pendidikan, sehingga potensi orang cacat dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa penjasorkes adaptif, perlu diidentifikasikan dan dikategorikan sesuai dengan kecacatannya. Tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, dan yang lainnya memerlukan prinsip pengajaran yang disesuaikan dengan karakteristiknya. Prasarana dan sarana penjasorkes bagi anak cacat pada dasarnya sama dengan prasarana dan sarana penjasorkes bagi anak normal. Agar pelaksanaan program penjasorkes bagi anak cacat dapat berjalan dengan baik, maka prasarana

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUARBIASA SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

0 3 127

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA Penanaman Karakter Kemandirian Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Negeri Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 15

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA Penanaman Karakter Kemandirian Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Negeri Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 9

KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON: Studi Deskriptif Survey Pada Guru Pendidikan Jasmani Di Sekolah Luar Biasa se-Kabupaten Cirebon.

1 1 30

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH LUAR BIASA TUNAGRAHITA Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (Studi Fenomenologi Slb-C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (Studi Fenomenologi Slb-C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 9

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 2 13

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 6 10

PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA

0 0 7