commit to user
3 Teknik Memodifikasi Aktifitas Belajar
Pada umumnya setiap aktifitas fisik dapat dimodifikasi, namun perlu diingat bahwa tujuan modifikasi adalah menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga anak-anak cacat berpartisipasi aktif. Modifikasi-modifikasi dalam pembelajaran penjasorkes adaptif perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan partisipasi aktif dan pengalaman belajar siswa. Teknik memodifikasi aktivitas belajar adalah sebagai berikut:
a Pengaturan posisi dan waktu berpartisipasi
b Modifikasi peralatan dan peraturan
B. Kerangka Pemikiran
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan
pelatihan. Penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Anak yang memiliki kecacatan mempunyai hak yang sama dengan anak
yang normal dalam memperoleh pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Tidak terkecuali penjasorkes, penjasorkes bagi anak cacat sering
disebut juga dengan penjasorkes adaptif. Penjasorkes adaptif merupakan salah satu bentuk layanan dalam bidang pendidikan, sehingga potensi orang cacat dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa penjasorkes adaptif, perlu diidentifikasikan dan dikategorikan sesuai
dengan kecacatannya. Tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, dan yang lainnya memerlukan prinsip pengajaran yang disesuaikan dengan
karakteristiknya. Prasarana dan sarana penjasorkes bagi anak cacat pada dasarnya sama
dengan prasarana dan sarana penjasorkes bagi anak normal. Agar pelaksanaan program penjasorkes bagi anak cacat dapat berjalan dengan baik, maka prasarana
commit to user
dan sarana penjasorkes bagi anak cacat perlu dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik pesertat didik sehingga dapat memudahkan peserta didik mengikuti
kegiatan penjasorkes di sekolahnya. Proses pencapaian tujuan pengajaran juga membutuhkan strategi pengelolaan dan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Dari penjelasan diatas para guru pendidikan jasmani adaptif sebaiknya
membantu peserta didiknya agar tidak merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Kepada peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan
aktivitas jasmani melalui berbagai macam olahraga dan permainan. Pemberian kesempatan itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban
yang sama dengan anak-anak normal. Melalui aktivitas pendidikan jasmani dan kesehatan adaptif yang mengandung unsur kegembiraan dan kesenangan, anak-
anak dapat memahami dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
commit to user
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1 . Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Se-Kota Surakarta, yang terdiri dari 10 Sekolah Luar Biasa baik negeri maupun swasta, yaitu :
1. Yayasan Anak-Anak Tuna Rungu Wicara SLBAB YAAT
2. Yayasan Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara SLBB YRTRW
3. Yayasan Setia Dharma Tuna Grahita SLTP LBSMLB-C
4. Yayasan Pendidikan Sosial Luar Biasa Tuna Grahita SLBC-YPSLB
5. Yayasan Pendidikan Anak CacatSLB D YPAC Tuna Daksa
6. Yayasan Bhina Putra, SLB E Cacat Tuna Laras
7. Yayasan Prayuana, SLB E Cacat Tuna Laras
8. Yayasan Pemeliharaan Pendidikan Cacat Ganda SLB-CG – UPPCG
9. Panca Bakti Mulia Tuna Grahita SLB-BC
10. SLB Negeri Surakarta
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian di dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 20 Januari 2010
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Menurut Sugiyanto 1995: 52 menyatakan bahwa
: ”Metode survei adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang jumlahnya relatif banyak, pada
dasarnya survei berguna untuk mengetahui apa yang ada tanpa mempertanyakan mengapa hal itu ada”.