Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sarana Penjasorkes

commit to user Olahraga yang cocok bag] mereka adalah olahraga yang sifatnya non kompetitif. Dalam setiap aktivitas, lebih banyak ditekankan pada permainan yang dapat menimbulkan kesenangan dan perkecil aktifitas yang bersifat kompetisi.

e. Cacat Fisik atau Tuna Daksa

Menurut Beltasar Tarigan 2000 : 26 menyatakan bahwa : ”Seorang yang memiliki kondisi fisik fungsional tidak berfungsi, baik disebabkkan oleh salah satu struktur anatomi hilang, atau satu dari beberapa bagian tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana fungsinya, maka orang tersebut dikatakan cacat fisik. Misalnya lumpuh, kaki atau tangan tidak sempurna, atau adanya kelainan anggota badan” . Cacat fisik dapat terjadi akibat kecelakaan, adanya penyakit tertentu gangguan selama dalam kandungan, atau gangguan pada saat lahir dan setelah lahir. Secara umum, anak yang memiliki cacat fisik dapat dilibatkan dalam aktifitas penjasorkes, namun perlu dilakukan penyesuaian baik jenis atau intensitasnya termasuk juga peralatan yang digunakan harus disesuaikan. Sekarang ini kita melihat bahwa banyak anak-anak atau orang dewasa cacat yang berprestasi dalam bidang olahraga. Organisasi yang membina olahraga bagi anak- anak cacat disebut BPOC Badan Pembina Olahraga Cacat dan anggotanya dalam KONI adalah mewakili badan fungsional.

4. Prasarana dan Sarana Penjasorkes Adaptif

a. Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelangsungan proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak terlepas dari prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang memadai baik kualitas dan kuantitasnya mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga dapat berjalan dengan baik. Menurut Ratal Wirjosantoso 1984 : 112 menyatakan bahwa : ”Prasarana atau fasilitaas olahraga adalah suatu bentuk yang tetap atau permanen, baik untuk ruangan-ruangan di dalam indoor maupun untuk ruangan di luar outdoor, misalnya gymnasium., kolam renang, lapangan-lapangan permainan dan sebagainya”. commit to user Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001 : 893 menyatakan bahwa : ”Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek, dan lain sebagainya”. Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, prasarana merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan olahraga dan sebagai faktor utama terselenggaranya kegiatan olahraga yang sifatnya permanen seperti gedung, lapangan, kolam renang, aula, dan lain sebagainya. Prasarana tidak dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat ketempat yang lain. Tesedianya prasarana yang baik dan ideal maka kegiatan penjasorkes dapat berjalan dengan baik.

b. Sarana Penjasorkes

Menurut Ratal Wijasantoso 1984 : 113 menyatakan bahwa : ”Sarana pendidikan jasmani dapat berbentuk perlengkapan-perlengkapan atau equipment dan alat-alat atau supplies. Perlengkapan adalah perkakas yang kurang permanen dibandingkan dengan prasarana atau fasilitas. Berbagai perlengkapan dapat dikemukakan disini antara lain : bangku Swedia, jenjang, peti lompat, kuda-kuda, palang sejajar, palang titian, trampolin, matras, palang tunggal, dan lain-lain. Sedangkan alat-alat supplies adalah sarana olahraga yang dipakai relatif dalam waktu pendek misalnya bola, baik bola besar maupun bola kecil, raket, net atau jaring, jaring bola basket, pemukul kasti, softball dan baseball”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001 : 999 menyatakan bahwa : ”Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Berdasarkan pendarat diatas carana penjasorkes merupakan perlengkapan- perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran penjasorkes yang sifatnya dinamis dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Sarana penjasorkes merupakan media atau alat peraga dalam penjasorkes. Tersedianya sarana penjasorkes yang ideal dan sesuai dengan peserta didik, maka proses pembelajaran akan berjalan secara baik. commit to user

c. Prasarana dan Sarana Pen jasorkes Adaptif

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUARBIASA SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

0 3 127

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA Penanaman Karakter Kemandirian Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Negeri Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 15

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA Penanaman Karakter Kemandirian Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Negeri Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 9

KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON: Studi Deskriptif Survey Pada Guru Pendidikan Jasmani Di Sekolah Luar Biasa se-Kabupaten Cirebon.

1 1 30

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH LUAR BIASA TUNAGRAHITA Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (Studi Fenomenologi Slb-C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (Studi Fenomenologi Slb-C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 9

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 2 13

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 6 10

PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA

0 0 7