commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu usaha bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan itu
adalah usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan upaya untuk peningkatan Sumber Daya Manusia yang mamapu mengembangkan
dan merealisasikan gagasan dalam masyarakat adil dan makmur. Pendidikan pada dasarnya diberikan pa da siapa saja, bukan hanya untuk individu yang normal
tetapi juga untuk penderita cacat. Oleh karena itu pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu yang maju, sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas pasal 5 ayat 1 dan 2 menyatakan
bahwa : ”1 Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, 2 Warga yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, int elektual, dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas pasal 32 ayat 1 menyatakan bahwa : ”Pendidikan khusus dan pendidikan pelayanan khusus merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang Pendidikan
Luar Biasa pasal 2 menyatakan bahwa : ”Pendidikan Luar Biasa bertujuan membantu peserta didik yang
menyandang kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik de ngan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
dalam dunia kerja ata u mengikuti pendidikan lanjutan”.
commit to user
Dari sistem perundang-undangan diatas menunjukkan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam menerima pengajaran dan
pendidikan, tidak terkecuali anak luar biasa. Berkaitan dengan penjasorkes adaptif, perlu ditegaskan bahwa anak yang memiliki kecacatan mempunyai hak
yang sama dengan anak yang tidak cacat dalam memperoleh pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Anak yang cacat, sesuai dengan
kecacatannya akan memperoleh pembinaan melalui penjasorkes yang menjadi tugas utama guru. Layanan tersebut perlu diberikan secara elegan kepada mereka
yang kurang beruntung dan memiliki kecacatan sebab mereka juga merupakan anak-anak bangsa yang men jadi harapan orang tua, masyarakat dan negara.
Mereka juga dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa yang mempunyai percaya diri dan harga diri yang tinggi dalam memimpin dan mengabdikan dirinya
untuk pembangunan bangsa indonesia pada masa yang akan datang. Penjasorkes bagi anak cacat juga bersifat holistik, seperti tujuan
penjasorkes untuk anak-anak normal, yaitu mencakup tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, ketrampilan gerak dan intelektual.
Proses pendidikan itu penting untuk menanamkan nilai-nilai sikap positif terhadap keterbatasan kemampuan baik dari segi fisik maupun mentalnya sehinga mereka
mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya dan harga diri.
Menurut Beltasar Tarigan 2000: 10 menyatakan bahwa : ”Penjas adaptif bertujuan untuk merangsang perkembangan anak secara menyeluruh, dan diantara
aspek penting yang dikembangkan adalah konsep diri yan positif”. Oleh karena itu para guru penjasorkes adaptif sebaiknya membantu peserta didiknya agar tidak
merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Kepada peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan aktifitas jasmani malalui berbagai macam
olahraga dan permainan. Pemberian kesempatan itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yan sama dengan anak-anak normal, melalui
aktifitas penjasorkes adaptif yang mengandung unsur kegembiraan dan kesenangan, anak-anak dapat memahami dan mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya.
commit to user
Adanya beberapa macam cabang olahraga yang harus diajarkan dalam penjasorkes bagi peserta didik cacat membutuhkan prasarana dan sarana yang
memadai dan sesuai dengan karakteristiknya. Penyediaan prasarana dan sarana yang memadai akan mencerminkan kualitas pendidikan, sehingga tujuan
pendidikan akan tercapai dengan baik. Namun sebaliknya prasarana dan sarana yang kurang memadai dan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik akan
berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Prasarana dan sarana penjasorkes bagi peserta didik cacat pada dasarnya
sama dengan prasarana dan sarana penjasorkes bagi peserta didik normal. Agar pelaksanaan program penjasorkes bag] peserta didik cacat dapat berjalan dengan
baik, maka prasarana dan sarana penjasorkes bagi peserta didik cacat perlu dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sehingga dapat
memudahkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan penjasorkes di sekolahnya. Merencanakan dan melaksanakan program penjasorkes bagi peserta didik
cacat memerlukan pemikiran dan ketelitian. Program pembelajaran penjasorkes akan berhasil apabila fokus kegiatan ditujukan pada perbaikan tingkat kemampuan
dan meminimalkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam kehidupannya. Secara umum materi pembelajaran penjasorkes bagi peserta didik cacat
yang terdapat dalam kurikulum, sama dengan materi pembelajaran peserta didik normal. Namun yang membedakannya adalah strategi pengelolaan dan model
pembelajaran yang berbeda dan disesuaikan dengan jenis dan tingkat kecacatannya. Artinya jenis olahraga yang terdapat dalam kurikulum dapat
diberikan dengan berbagai penyesuaian. Di kota Surakarta terdapat 15 Sekolah Luar Biasa baik negeri maupun
swasta. Sekolah Luar Biasa yang ada di Kota Surakarta, yaitu : 1.
Yayasan Anak-Anak Tuna Rungu Wicara SLBAB YAAT 2.
Yayasan Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara SLBB YRTRW 3.
Yayasan Setia Dharma Tuna Grahita SLTP LBSMLB-C 4.
Yayasan Pendidikan Sosial Luar Biasa Tuna Grahita SLBC-YPSLB 5.
Yayasan Pendidikan Anak CacatSLB D YPAC Tuna Daksa 6.
Yayasan Bhina Putra, SLB E Cacat Tuna Laras
commit to user
7. Yayasan Prayuana, SLB E Cacat Tuna Laras
8. Yayasan Pemeliharaan Pendidikan Cacat Ganda SLB-CG – UPPCG
9. Panca Bakti Mulia Tuna Grahita SLB-BC
10. SLB Negeri Surakarta
Permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas melatar belakangi judul penelitian ”Studi Tentang Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah
Luar Biasa Se-Kota Surakarta Tahun 2009”.
B. Indentifikasi Masalah