Dari hasil penelitian Puspitasari tahun 2012 menunjukkan bahwa proporsi balita gizi kurus lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan dengan laki-
laki. Dalam Soetjiningsih, 1995 menyatakan bahwa pada masyarakat tradisional anak perempuan mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-
laki Puspitasari, 2012.
c. Diare
Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun
2012
Menurut Arisman, penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan makanan melalui muntah dan
diare sehingga menurunkan nafsu makan. Menurut Scrimshaw dalam penelitian Ernawati Menyatakan bahwa dampak diare terhadap keadaan gizi dan
pertumbuhan lebih dahsyat dari pada infeksi lain karena selama diare terjadi gangguan masukan, gangguan absorbs, dan gangguan metabolism secara
bersamaan Ernawati, 2006
Diare menjadi penyebab kematian terbanyak nomor dua pada anak berusia di bawah lima tahun dengan 1,5 juta anak meninggal tiap tahunnya. Diare juga
merupakan penyebab utama kejadian malnutrisi pada anak berusia di bawah lima tahun WHO, 2009.
Prevalensi diare pada kelompok umur 1 - 4 tahun di Indonesia sebanyak 16,7 dan merupakan prevalensi terbanyak dibandingkan kelompok umur
lainnya. Data yang dilaporkan dalam Riskesdas 2007 menunjukkan diare sudah menjadi penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia dengan proporsi
25,2 Riskesdas, 2007.
d. ISPA
Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Kejadian ISPA pada Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun
2012
Menurut penelitian Tarigan tahun 2001, penyakit infeksi dalam tubuh akan membawa pengaruh terhadap keadaan gizi pada anak. Akibat dari infeksi adalah
menurunnya nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan yang diberikan. Adanya infeksi mengakibatkan terjadinya penghancuran jaringan tubuh, baik oleh
bibit penyakit itu sendiri maupun penghancuran untuk memperoleh protein yang