4.3.9 Hubungan Jumlah Anak dengan Status Gizi Pada Anak Balita
Tabel 4.16 Tabulasi Silang Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi
Anak Balita di Wilayah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Jumlah Anak
Status Gizi Total
x
2
p RP
95 CI
Gizi Kurang
Tidak Gizi Kurang
f f
f
2 anak 5
20,8 19
79,2 24
100 5,172
0,023 3,854
1,125- 13,206
≤ 2 anak 4
5,4 70
94,6 74
100
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens status gizi
kurang pada anak balita dengan jumlah anak dalam keluarga 2 orang adalah 20,8, sedangkan pada anak dengan jumlah anak dalam keluarga
≤ 2 orang adalah 5,4. Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 1 sel 25 yang mempunyai expected count 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan status gizi anak balita. Rasio prevalens status gizi kurang anak balita pada jumlah
anak 2 orang dan ≤ 2 orang sebesar 3,854 dengan 95CI 1,125-13,206.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Univariat
5.1.1 Proporsi prevalens Status Gizi
Proporsi prevalens status gizi anak balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Pie Proporsi prevalens Status Gizi Anak Balita BBU di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2012
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa proporsi prevalens gizi kurang sebesar 9,2. Pada Tahun 2008, tercatat balita yang dinyatakan gizi
kurang di Desa Bajomulyo sebesar 24 dengan jumlah 12 balita dari 50 balita lutviana Budiono, 2009. Prevalensi anak balita yang mengalami gizi kurang
dan buruk di daerah Timor Tengah Utara masih tinggi yaitu sebesar 3,3 Riyadi, dkk, 2011
Persentase tersebut ternyata lebih rendah dari penelitian Ninik tahun 2005 di Bentokan Demak Semarang dengan prevalensi gizi kurang sebesar 25,5.
Meskipun demikian, kejadian gizi kurang tetaplah menjadi masalah kesehatan di masyarakat yang dapat mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan di masa
yang akan datang Ninik, 2005.
5.1.2 Karakteristik Anak Balita
a. Umur Balita
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Umur Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun 2012
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Umur anak mempengaruhi
kuantitas ibu untuk pengasuhan. Pada anak di bawah dua tahun perhatian dan kasih saying ibu lebih tercurah kepada anak tersebut karena anak belum mandiri
dan sangat membutuhkan bantuan ibu sebagai pengasuh utama. Di atas umur dua