dan buruk di daerah Timor Tengah Utara masih tinggi yaitu sebesar 3,3 Riyadi, dkk, 2011
Persentase tersebut ternyata lebih rendah dari penelitian Ninik tahun 2005 di Bentokan Demak Semarang dengan prevalensi gizi kurang sebesar 25,5.
Meskipun demikian, kejadian gizi kurang tetaplah menjadi masalah kesehatan di masyarakat yang dapat mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan di masa
yang akan datang Ninik, 2005.
5.1.2 Karakteristik Anak Balita
a. Umur Balita
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Umur Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun 2012
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Umur anak mempengaruhi
kuantitas ibu untuk pengasuhan. Pada anak di bawah dua tahun perhatian dan kasih saying ibu lebih tercurah kepada anak tersebut karena anak belum mandiri
dan sangat membutuhkan bantuan ibu sebagai pengasuh utama. Di atas umur dua
tahun anak makin mandiri dan mempunyai jaringan social yang lebih luas dan ketergantungan dengan sosok ibu mulai berkurang Sudjasmin, 1993.
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi umur balita tidak memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu pada umur 12-36 bulan sebesar 50
dan laki-laki juga sebesar 50. Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan
mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya Azrul, 2004. Hal ini diasumsikan bahwa proporsi berdasarkan umur tidak bervariasi.
b. Jenis Kelamin
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Jenis Kelamin Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun 2012
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa proporsi laki-laki dan perempuan relatif sama banyaknya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Hermansyah 2002 di Kota Sawah Lunto didapatkan bahwa perempuan 53 dan laki-laki 46,7.
Dari hasil penelitian Puspitasari tahun 2012 menunjukkan bahwa proporsi balita gizi kurus lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan dengan laki-
laki. Dalam Soetjiningsih, 1995 menyatakan bahwa pada masyarakat tradisional anak perempuan mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-
laki Puspitasari, 2012.
c. Diare
Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Rengas Pulau Kecamtan Medan Marelan Tahun
2012
Menurut Arisman, penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan makanan melalui muntah dan
diare sehingga menurunkan nafsu makan. Menurut Scrimshaw dalam penelitian Ernawati Menyatakan bahwa dampak diare terhadap keadaan gizi dan
pertumbuhan lebih dahsyat dari pada infeksi lain karena selama diare terjadi gangguan masukan, gangguan absorbs, dan gangguan metabolism secara
bersamaan Ernawati, 2006