4.3.4 Hubungan Kejadian ISPA dengan Status Gizi Pada Anak Balita
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Kejadian ISPA dengan Status Gizi Anak Balita
di Wilayah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
ISPA Status Gizi
Total x
2
p RP
95 CI
Gizi Kurang
Tidak Gizi Kurang
f f
f
Ya 8
15,4 44
84,6 52
100 5,107
0,024 7,077
0,920- 54,461
Tidak 1
2,2 45
97,8 46
100
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens status gizi
kurang pada anak balita yang menderita ISPA dalam satu bulan terakhir adalah 15,4, sedangkan pada anak balita yang tidak menderita ISPA adalah 2,2.
Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel 50 yang mempunyai expected count 5,
kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat ISPA dengan status
gizi anak balita. Rasio prevalens status gizi kurang anak balita yang menderita ISPA dalam satu bulan terakhir dan tidak menderita ISPA sebesar 7,077 dengan
95CI 0,920-54,461.
4.3.5 Hubungan Konsumsi Obat Cacing dengan Status Gizi Pada Anak
Balita Tabel 4.12
Tabulasi Silang Konsumsi Obat Cacing dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2012
Konsumsi Obat Cacing
Status Gizi Total
x
2
p RP
95 CI
Gizi Kurang
Tidak Gizi Kurang
f f
f
Tidak 6
14,6 35
85,4 41
100 2,511
0,113 0,360
0,095- 1,355
Ya 3
5,3 54
94,7 57
100
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens status gizi
kurang pada anak balita yang tidak mengonsumsi obat cacing adalah 14,6, sedangkan pada anak yang mengonsumsi obat cacing adalah 5,3. Hasil analisis
statistic dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 1 sel 25 yang mempunyai expected count 5,
kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi obat cacing
dengan status gizi anak balita.
4.3.6 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Balita
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Anak
Balita di Wilayah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Tingkat Pendidikan
Ibu Status Gizi
Total x
2
p RP
95 CI
Gizi Kurang
Tidak Gizi Kurang
f f
f
Rendah 6
28,6 15
71,4 21
100 12,046
0,001 7,333
2,000- 26,887
Tinggi 3
3,9 74
96,1 77
100
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens
status gizi kurang pada anak balita dengan pendidikan ibu rendah adalah 28,6, sedangkan pada anak dengan pendidikan ibu tinggi adalah 3,9. Hasil analisis
statistic dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 1 sel 25 yang mempunyai expected count 5,
kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status
gizi anak balita. Rasio prevalens status gizi kurang anak balita pada ibu yang berpendidikan rendah dan tinggi sebesar 7,333 dengan 95CI 2,000-26,887.
4.3.7 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Balita
Tabel 4.14 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita
di Wilayah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012
Pekerjaan Ibu
Status Gizi Total
x
2
p RP
95 CI
Gizi Kurang Tidak Gizi
Kurang f
f f
Bekerja 4
7,1 52
92,9 56
100 0,653
0,419 0,600
0,171- 2,099
Tidak Bekerja
5 11,9
37 88,1
42 100
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalens status gizi
kurang pada anak balita dengan ibu yang bekerja adalah 7,1, sedangkan pada anak bakita dengan ibu yang tidak bekerja adalah 11,9. Hasil analisis statistic
dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 1 sel 25 yang mempunyai expected count 5, kemudian
dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi anak balita.