4. Lain-lain PAD yang Sah X
4
Besar t
hitung
variabel lain-lain PAD yang sah adalah sebesar -0,958 dengan nilai signifikansi 0,346. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
-0,958 2.03951. Dilihat dari signifikansinya, kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
0,345 0,05. Maka dari hasil analisa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak
berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Ini menunjukkan bahwa H
diterima dan H
a
ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi Uji R
2
Koefisien determinasi R
2
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Apabila nilai R
2
semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil output SPSS dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Mode l
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .656
a
.430 .356
130602.095 1.101
a. Predictors: Constant, Lain_lain_PAD_yang_sah, Retribusi_daerah, Hasil_pengelolaan_kekayaan_daerah_yang_dipisahkan, Pajak_daerah
b. Dependent Variable: Belanja_modal
Sumber: Output SPSS 20,0, diolah peneliti, 2016 Dari tabel 4.7 diatas diketahui nilai koefisien korelasi R sebesar 0,656
yang berarti bahwa korelasi atau hubungan belanja modal variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
dengan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah variabel independen mempunyai
hubungan yang cukup erat, yaitu sebesar 65,6. Besarnya pengaruh variabel independen pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah terhadap variabel dependen yaitu belanja modal ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,356, artinya
variabel pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah berpengaruh terhadap belanja modal
sebesar 35,6 sisanya sebesar 64,4 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji statistik F yang dilakukan, menunjukkan bahwa variabel pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pad yang sah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap belanja modal pada kabupatenkota di provinsi Jawa Barat yang terdaftar di DJPK tahun
2010-2013. Pada pengujian statistik uji t, secara parsial pajak daerah berpengaruh
terhadap belanja modal, sedangkan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pad yang sah tidak berpengaruh terhadap
belanja modal pada kabupatenkota di provinsi Jawa Barat yang terdaftar di DJPK tahun 2010-2013.
Universitas Sumatera Utara
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2015, dimana secara parsial variabel lain-lain PAD yang sah
berpengaruh terhadap belanja modal, sedangkan secara simultan seluruh variabel independen Pendapatan Asli Daerah PAD, yaitu pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.
Santoso dan Rahayu 2005 menyebutkan bahwa PAD sebagai salah satu penerimaan daerah mencerminkan tingkat kemandirian daerah. Semakin besar
PAD, maka menunjukkan bahwa pemerintah daerah mampu melaksanakan desentralisasi fiskal dan ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat akan semakin
berkurang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan