diterapkan regresi. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinieritas, non-autokorelasi, dan homoskedastisitas.
3.7.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Ghozali, 2006 : 110. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini,
untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut:
1. Uji Kolmogrov Smirnov Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan melalui
analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test K-S. Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis: 1 Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi normal, dan
2 Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi tidak normal Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
2. Histogram Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa
data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan
Universitas Sumatera Utara
atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal.
3.7.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2006: 105, uji heteroskedastisitas bertujuan “menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan
melihat pada grafik scatter plot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.7.2.3. Uji Autokorelasi