Pengangkatan Anak di Indonesia

79 angkatnya yang tidak merupakan harta yang diwarisi oleh orang tua angkat tersebut. 2. Yurisprudensi Mahkamah Agung No.27 KSip.1959 tanggal 18 Maret 1959 menyebutkan : Menurut hukum yang berlaku di Jawa Tengah, anak angkat hanya diperkenankan mewarisi harta gono-gini dari orangtua angkatnya, jadi terhadap barang pusaka barang asal anak angkat tidak berhak mewarisinya. 3. Yurisprudensi Mahkamah Agung No.516 KSip.1968 tanggal 4 Januari 1969, menyebutkan : Menurut hukum adat yang berlaku di Sumatera Timur, anak angkat tidak mempunyai hak mewarisi harta peninggalan orang tua angkatnya. Ia hanya dapat memperoleh hadiah hibah dari orang tua angkatnya selagi hidup. Dari contoh-contoh Yurisprudensi tersebut di atas, kedudukan anak angkat dari berbagai daerah mencerminkan bagaimana adat istiadat masyarakat setempat memberikan status hukum kepada anak yang diangkat.

B. Pengangkatan Anak di Indonesia

Alasan-alasan pengangkatan anak di Indonesia masih merupakan suatu permasalahan yang masih harus memerlukan berbagai pembahasan secara dini dan setuntas mungkin. Pada kenyataannya anak belum mendapat perlindungan yang memuaskan dalam berbagai bidang pada umumnya dan lebih penting lagi dalam bidang pengangkatan anak. Hal ini sebabkan anak angkat sebagai golongan yang Universitas Sumatera Utara 80 lemah tidak mampu melawan tindakan-tindakan yang negatif yang dilakukan oleh orang tuanya. 126 Sedang yang lebih khusus lagi, adalah menyangkut hak waris anak angkat tersebut terhadap harta peninggalan orang tua angkatnya yang kadang kala merugikan anak angkat tersebut. Selanjutnya dalam pasal 2 ayat 3 dan 4 Undang-undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan anak mengatakan bahwa anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah lahir. Anak angkat berhak atas perlindungan-perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak dengan wajar. Dalam Pasal 12 ayat 1 dan 3 UU tersebut mengatakan bahwa pengangkatan anak menurut hukum adat setempat dilaksanakan dengan mengutamakan kesejahteraan anak. Sedangkan pengangkatan anak untuk kepentingan kesejahteraan anak yang dilakukan di luar hukum adat setempat dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam pembahasan ini diuraikan mengenai pengangkatan anak yang dilakukan menurut hukum adat. Apabila kita menyimak ketentuan-ketentuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengangkatan anak dilakukan menurut hukum harus mengutamakan kesejahteraan anak tersebut. Salah satu kesejahteraan anak tersebut, adalah menyangkut hak waris anakangkat tersebut terhadap harta orang tua angkatnya ataupun harta orang tua kandungnya. 126 Arif Gosita, Op.Cit, hal.42 Universitas Sumatera Utara 81 Apabila masalah pengangkatan anak diamati menurut proporsi yang sebenarnya secara dimensional, maka kita akan melihat hal-hal yang sangat penting, antara lain : 127 1. Yang terlibat dalam pengangkatan anak tersebut, antara lain : a Pihak orang tua kandung, yang menyediakan anaknya untuk diangkat b Pihak orang tua baru, yang mengangkat anak; c Hakim atau petugas lain yang berwenang mengesahkan pengangkatan anak; d Pihak perantara, secara individual maupun kelompok; e Anggota kerabat masyarakat lain yang mendukung atau menghambat pengangkatan anak ; f Anak yang diangkat. 2. Sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya pengangkatan anak oleh orang tua baru, antara lain: a Ingin mernpunyai keturunan ; b Ingin mempunyai teman untuk dirinya sendiri atau untuk anak-nya karena kesepian ; c Ingin mewujudkan rasa sosial, belas kasihannya terhadap orang lain yang dalam kesulitan hidup sesuai dengan kemampuannya; d Anjuran dari pihak-pihak lain untuk kepentingan tertentu. 127 Ibid, hal. 44 Universitas Sumatera Utara 82 3. Sebab-sebab ikut sertanya orang tua kandung dalam pengangkatan anak, antara lain : a Merasa tidak mempunyai kemampuan membesarkan anaknya; b Melihat kesempatan untuk meringankan beban dirinya oleh karena ada yang ingin mengangkat anaknya ; c Adanya imbalan berdasarkan persetujuan dari orang yang mengangkat anaknya; d Nasehat atau pandangan orang lain; e Ingin agar selanjutnya anaknya tertolong secara materil; f Masih mempunyai beberapa anak lagi ; g Tidak mempunyai rasa tanggung jawab untuk membesarkan anaknya sendiri h Merasa bertanggung jawab atas masa depan anaknya; i T idak menghendaki lagi anak yang dikandungnya, karena hubungan yang tidak sah. Selanjutnya Djaja. S. Meliala, yang mengatakan alasan-alasan pengangkatan anak, adalah : 1. Rasa belas kasihan terhadap anak terlantar atau anak yang orang tuanya tidak mampu untuk memeliharanya; 2. Tidak mempunyai anak dan ingin mempunyai anak untuk menjaga dan memeliharanya di kemudian hari; Universitas Sumatera Utara 83 3. Adanya kepercayaan bahwa dengan adanya anak di rumah, maka akan mempunyai anak sendiri; 4. Untuk mendapatkan teman bagi anaknya yang sudah ada; 5. Untuk menambah atau mendapatkan tenaga kerja; 6. Untuk mempertahankan ikatan perkawinan. 128 Berdasarkan data-data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa alternatif yang digunakan sebagai dasar dilaksanakannya suatu pengangkatan anak : 129 1. Dilihat dari sisi adoptan, karena adanya alasan: a. Keinginan untuk mempunyai keturunan atau anak b. Keinginan untuk mendapatkan teman bagi dirinya sendiri atau anaknya c. Kemauan untuk menyalurkan rasa belas kasihan terhadap anak orang lain yang membutuhkan d. Adanya ketentuan hukum yang memberikan peluang untuk melakukan pengangkatan anak e. Adanya pihak yang menganjurkan pelaksanaan pengangkatan anak untuk kepentingan pihak tertentu 2. Dilihat dari sisi orang tua anak, karena adanya alasan: a. Perasaan tidak mampu untuk membesarkan anaknya sendiri 128 Djaja S. Meliala, Op.Cit, hal. 4. 129 Irma Setyowati Soemitro, Op.Cit, hal. 40. Universitas Sumatera Utara 84 b. Kesempatan untuk meringankan beban sebagai orang tua karena ada pihak yang ingin mengangkat anaknya c. Imbalan-imbalan yang dijanjikan dalam hal penyerahan anak d. Saran-saran dan nasihat pihak keluarga atau orang lain e. Keinginan agar anaknya hidup lebih baik dari orang tuanya f. Ingin anaknya terjamin materiel selanjutnya g. Masih mempunyai beberapa anak lagi h. Tidak mempunyai rasa tanggung jawab untuk membesarkan anak sendiri i. Keinginan melepaskan anaknya karena rasa malu sebagai akibat hubungan tidak sah j. Keinginan melepas anaknya karena rasa malu mempunyai anak yang tidak sempurna fisiknya.

C. Motivasi Masyarakat Warga Keturunan Tionghoa Mengangkat Anak