Prosedur dan Syarat-Syarat Pengangkatan Anak.

40

C. Prosedur dan Syarat-Syarat Pengangkatan Anak.

Di negara Indonesia belum ada ketentuan hukum tentang pengangkatan anak yang bersifat nasional. Sedangkan dalam praktek, prosedur pengangkatan anak dilakukan dengan dua cara yaitu melalui: 1 Prosedur formal, yaitu dengan adanya penetapan dari PN. 2 Prosedur informal, yaitu menurut adatkebiasaan masyarakat. Pengangkatan anak secara informal sering menimbulkan sengketa di kemudian hari dalam penetapan apakah anak angkat tersebut menjadi ahli waris atau bukan dari subjek yang mengangkat adoptan karena tidak adanya bukti tertulis. Pengangkatan anak WNI keturunan Tionghoa menggunakan prosedur pengangkatan anak secara formal, yaitu melalui penetapan dari Pengadilan Negeri. 70 Prosedur formal pengangkatan anak bagi WNI golongan Tionghoa sebelum dikeluarkan SEMA No. 2 tahun 1979, yang kemudian disempurnakan dengan SEMA No. 6 tahun 1983 tentang pengangkatan anak, yang berwenang melakukan pengangkatan anak adalah Notaris. 71 Dalam Stbl. 1917 nomor 129, Bab II Pasal 10 ayat 1, diatur tentang pengangkatan anak, yang berisikan bahwa pengangkatan anak hanya dapat terjadi dengan adanya akta Notaris dan Pasal 10 ayat 4 Stbl. 1917 No. 129 menentukan bahwa “Setiap orang yang berkepentingan dapat meminta agar pada akta kelahiran orang yang diangkat, pada sisi akta itu dicantumkan tentang pengangkatan anak itu”. 70 Edison, Op.Cit, hal. 5. 71 Soedharyo Soimin, Op.Cit, hal. 67. Universitas Sumatera Utara 41 Penetapan Pengadilan Negeri tentang Pengangkatan Anak adalah salah satu dokumen hukum pengangkatan anak yang sangat penting, karena dengan ditetapkannya seorang anak menjadi anak angkat dari suatu pasangan suami isteri sebagai orang tua angkatnya, maka dapat dipandang bahwa anak angkat tersebut seolah-olah sebagai anak yang baru lahir di tengah-tengah keluarga itu, dengan segala hak dan kewajibannya yang dipersamakan dengan anak kandung. 72 Setelah dibuatnya akta Notaris mengenai pengangkatan anak, akta tersebut di daftarkan di Kantor Catatan Sipil dan di Kantor Catatan Sipil akta tersebut di catat pada marginpinggir akta lahir anak tersebut, kemudian akan dikeluarkan petikan akta kelahiran yang baru yang menyebutkan bahwa anak tersebut adalah anak dari orang tua angkat yang mengangkatnya. 73 Dalam hal terjadinya pemalsuan pada Akta Kelahiran misalnya merubah tempat kelahiran dan tahun kelahiran, dapat dikategorikan sebagai perbuatan memasukan sebuah keterangan yang tidak benar atau palsu ke dalam akta otentik, dimana akta lahir anak tersebut berisi keterangan yang tidak benar dapat diancam dengan ancaman pidana Pasal 266 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Namun hal penting yang harus diingat disini ialah, Akta kelahiran yang dikeluarkan tersebut harus tetap dianggap benar isinya sampai ada putusan 72 Rahmat Jhowanda, Op.Cit, hal. 42. 73 Pasal ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dinyatakan identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan dalam akta kelahiran. Universitas Sumatera Utara 42 pengadilan lainnya yang sudah berkekuatan hukum tetap, membatalkan Akta kelahiran tersebut atau menyatakan sebaliknya. Setelah dikeluarkannya SEMA No. 2 tahun 1979 yang kemudian disempurnakan dengan SEMA No. 6 tahun 1983 tentang pengangkatan anak, terdapat perubahan yang mendasar, di mana untuk sahnya pengangkatan anak bukan diharuskan dengan adanya akta Notaris, tetapi adanya putusan atau penetapan dari Pengadilan Negeri di mana anak tersebut berdomisili. 74 Sehingga bagi golongan WNI keturunan Tionghoa berlaku juga prosedur pengangkatan anak formal untuk sahnya pengangkatan anak, yaitu dengan adanya penetapan dari Pengadilan Negeri. Adapun prosedur pengangkatan dan syarat-syarat pengangkatan anak ditentukan sebagai berikut: 75 1. Syarat dan bentuk surat permohonan a. Surat permohonan bersifat voluntair. b. Permohonan pengangkatan anak hanya dapat diterima apabila ternyata telah ada urgensi yang memadai, misalnya ada ketentuan undang-undang. c. Permohonan pengangkatan anak dapat dilakukan secara lisan atau tertulis berdasarkan ketentuan hukum acara yang berlaku. d. Surat permohonan pengangkatan anak dapat ditandatangani oleh pemohon sendiri atau oleh kuasa hukumnya 74 Soedharyo Soimin, Op.Cit, hal. 70 75 Ahmad Kamil dan H.M Fauzan, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal.59 Universitas Sumatera Utara 43 e. Surat permohonan pengangkatan anak ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri atau Ketua Pengadilan Agama. 2. Isi surat permohonan pengangkatan anak a. Dalam bagian dasar hukum permohonan pengangkatan anak, harus secara jelas diuraikan motivasi yang mendorong niat untuk mengajukan permohonan pengangkatan anak b. Harus diuraikan secara jelas bahwa permohonan pengangkatan anak, terutama didorong oleh motivasi untuk kebaikan danatau kepentingan calon anak angkat, didukung dengan uraian yang memberikan kesan bahwa calon orang tua angkat benar-benar memiliki kemampuan dari berbagai aspek bagi masa depan anak angkat menjadi lebih baik. c. Isi petitum permohonan pengangkatan anak bersifat tunggal, yaitu hanya memohon “agar anak bernama A ditetapkan sebagai anak angkat dari B.” tanpa ditambah permintaan lain seperti “agar anak bernama A ditetapkan sebagai ahli waris dari si B.” Syarat bagi perbuatan pengangkatan anak antar WNI yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut: 76 1. Syarat bagi calon orang tua angkat pemohon: a. Pengangkatan anak yang langsung dilakukan antara orang tua kandung dengan orang tua angkat private adoption diperbolehkan. 76 Ibid, hal. 74 Universitas Sumatera Utara 44 b. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh orang tua yang berstatus kawin dan kurang lebih sudah menikah 5 tahun c. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh seorang yang tidak terikat dalam perkawinan sahbelum menikah single parent adoption diperbolehkan. d. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh orang tua tunggal duda janda. Tetapi bagi janda yang ditinggal mati suaminya dan terdapat wasiat dari suami yang tidak menginginkan untuk mengadopsi anak, maka janda tersebut tidak bisa melakukan adopsi anak posthumous adoptie. Harus mendapat persetujuan dari keluarga sedarah dalam garis laki-laki dari pihak mendiang suaminya. 2. Syarat bagi calon anak yang diangkat: a. Dalam hal calon anak angkat tersebut berada dalam asuhan suatu Yayasan Sosial harus dilampirkan surat izin tertulis Menteri Sosial bahwa Yayasan yang bersangkutan telah diizinkan bergerak di bidang kegiatan pengangkatan anak. b. Calon anak angkat yang berada dalam asuhan Yayasan Sosial yang dimaksud di atas harus pula mempunyai izin tertulis dari Menteri Sosial atau Pejabat yang ditunjuk bahwa anak tersebut diizinkan untuk diserahkan sebagai anak angkat. Setelah permohonan disetujui Pengadilan, akan menerima salinan Keputusan Pengadilan mengenai pengadopsian anak. Salinan tersebut harus dibawa ke kantor Catatan Sipil untuk menambahkan keterangan dalam Akta kelahirannya. Dalam akta Universitas Sumatera Utara 45 tersebut dinyatakan bahwa anak tersebut telah diadopsi dan di dalam tambahan itu disebutkan pula nama orang tua angkatnya. 77

D. Perlindungan Hak Waris Anak Angkat.