Bentuk Pergeseran fungsi Parhobas dalam acara pesta pada Sistem kekerabatan Batak Toba

80 mempermudah masyarakat untuk berinteraksi karena menjadi tempat bertemunya mereka yang satu garis keturunan atau satu oppung. Sejak dahulu kala etnis Batak Toba sangat setia melaksanakan upacara adat dalam berbagai kegiatan. Adat sebagai bagian dari kebudayaan elemen untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan merupakan identitas budaya dalam khasanah kebhinekaan Indonesia. Pada dasarnya adat di dalam implementasinya berfungsi menciptakan dan memelihara keteraturan, ketentuan-ketentuan adat dalam jaringan hubungan social diadakan untuk menciptakan keteraturan, sehingga tercapai harmonisasi hubungan secara horizontal sesamawarga dan hubungan vertical kepada Tuhan. Dengan demikian adat adalah aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia sehingga menciptakan keteraturan, ketentraman dan keharmonisan. Prof. DR. B. Sitinjak, 2001. Dalam kehidupan etnis Batak Toba terdapat adat dan budaya yang senantiasa mempengaruhi hidup mereka. Adat istiadat pada etnis Batak Toba memiliki tingkatan tertentu.

4.4. Bentuk Pergeseran fungsi Parhobas dalam acara pesta pada Sistem kekerabatan Batak Toba

Menurut Bintaro, desa merupakanperwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu suatu daerah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H.Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan cirri-ciri: Universitas Sumatera Utara 81 a Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa b Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan c Cara brusaha ekonomi adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim,keadaan alam. Kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Dalam kamus sosiologi kata tradisional berasal dari bahasa Inggris, Tradition artinya adat istiadat dan kepercayaan yang turun temurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desai itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsure-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standard an pemeliharaan system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat, kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai cirri yang jelas. Dalam UU Nomor 32 tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Repubik Indonesia. Gambaran kondisi kehidupan masyarakat desa terlihat dalam kebudaya Batak Toba seperti kebiasaan marhobas yaitu bentuk persaudaraan dan sikap tolong menolong. Universitas Sumatera Utara 82 Masyarakat senantiasa mengalami pergeseran, dan selalu berada pada tataran sistem dari pergeseran. Sehubungan dengan itu, Fungsi dari suatu masyarakat dalam kelompok juga tidak luput dari pergeseran. Namun yang mengalami pergeseran bukan pada nilai pada sistem kekerabatan dalam arti pergeseran pada tradisi sebenarnya. Pergeseran yang terjadi ialah fungsi dari gelleng dan dongan saulaon sebagai parhobas pada saat acara pesta adat batak diadakan. Hal ini tergambar dari pernyataan informan yang bernama T. Sitinjak lk, 49 tahun yang mengatakan : “semenjak dulu selalunya parhobas datang untuk mengerjakan persiapan pesta. Parhobas itu tugasnya gelleng dan dongan saulaon, marhobas itu sudah menjadi tanggung jawab gelleng dan dongan saulaon. Tetapi sekarang setelah catering ini jadi tak ada lagi parhobas kalo ada pesta. Semua sudah ditanggung jawabi par catering.tapi status boru dan dongan saulaon tetapnya ada tetapi kao ada pesta tugasnya sebagai parhobas itu gak ada lagi karena kan sudah ada catering”. Hal senada juga diungkapkan oleh Gultom lk,60 tahun “Dulu memang parhobas itu selalu nya ada setiap ada pesta, kalo ada pesta meskipun tidak ikut rapat pemilihan ketua parhobas udah langsung taunya apa yang harus dikerjakan.kan hamper Universitas Sumatera Utara 83 samanya persiapan yang dilakukan di setiap acara pesta adat. Tapi sekarang parhobas itu udah gak pernah lagi dilakukan kalau ada pesta sejak ada catering ini. Kalo status gelleng dari paradaton adanya dan dongan saulaon tapi pekerjaan marhobas yang biasanya dikerjakan gelleng dan dongan saulaon itu sudah diambil alih sama catering. Sebenarnya jadi kurang lengkapnya sebenarnya kelihatannya pesta itu kalo tidak ada parhobasnya”. wawancara, agustus 2014 Alfred Sztompka, 2004, menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses, bukan objek semu yang kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus –menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat kelompok, komunitas, organisasi, bangsa hanya dapat dikatakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu di dalamnya, seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Dalam setiap perubahan ataupun pergeseran yang terjadi dalam masyarakat, ada proses yang dilalui secara bertahap hingga pada akhirnya perubahan maupun pergeseran tersebut dapat terlihat dan disadari secara jelas oleh pihak yang terlibat didalamnya maupun masyarakat secara umum. Jika dilihat dengan apa yang menjadi makna parhobas yang sebenarnya adalah untuk memupuk kebersamaan, saling tolong menolong, menjaga Universitas Sumatera Utara 84 solidaritas, di desa Sitinjak telah terjadi pergeseran makna parhobas dimana sekarang tanggung jawab parhobas sudah diambil alih oleh catering seiring dengan semakin modernya jaman.hal ini sesuai dengan pendapat informan D. Sitinklk, 60 tahun menyatakan: “kalo makna parhobas yang saya tahu dari orang tua jaman dahulu adalah bertujuan untuk memupuk sikap saling membantu, saling menolong sesame manusia apalagi ditempat tinggal yang sama, berasal dari satu opung. Dan marhobas ini diwariskan secara turun temurun”. wawancara, agustus 2014 Hal yang sama juga diungkapkan oleh V. Sitinjak lk, 38 tahun informan ini mengatakan: “Maknanya marhobas itu adalah saling membantuberbagi beban dengan sesama kalo ada acara adat. Ini adalah warisan dari nenek moyang dan harusnya tetap dipertahankan ”. wawancara, agustus 2014 Tidak jauh berbeda dengan kedua informan diatas M. Boru Sitinjak pr,48 tahun “maknanya adalah untuk memupuk sikap tolong menolong, saling membantu, antar sesame manusia sama Universitas Sumatera Utara 85 seperti yang dilakukan para opung-opung jaman dulu yang pada akhirnya diwariskan kepada generasi penerus”. wawancara, agustus 2014. Pergeseran fungsi parhobas yang dialami masyarakat tidak terjadi secara mutlak dan dalam waktu yang singkat. Melainkan proses pergeseran tersebut terjadi secara bertahap dan dalam waktu yang lama. Gambaran diatas diperoleh dari nforman M. Sitinjak lk,65 Tahun. “ Sebenarnya pergeseran fungsi parhobas ini terjadi secara perlahan-lahan nya. Itu bukan dalam waktu yang singkat terjadi. Sedikit demi sedikitn ya prosesnta terjadi”. wawancara, agustus 2014. Dari jaman dahulu, masyarakat sangat setia dalam marhobas, masyarakat masih memahami dan mengerti apa fungsi dari parhobas, sehingga marhobas yang dilakukan masyarakat sesuai dengan nilai yang terkandung dalam nilai budaya Batak Toba. Kegiatan marhobas yang dilakukan pada setiap acara pesta adat selalu sama tidak ada yang berubah. Seiring berjalannya waktu, pengaruh dari dalam dan luar menghampiri keasrian budaya parhobas. Pekembangan jaman dan teknologi seperti barang elektronik telah memepengaruhi pikiran masyarakat untuk menciptakan suatu perubahan secara perlahan-lahan. Awalnya perubahan tersebut hanya dilakukan oleh orang atau pihak-pihak tertentu saja. Tetapi dengan interaksi rutin yang dilakukan dengan masyarakat sekitarnya, telah mempekenalkan sesuatu hal baru di dalam masyarakat. Oleh Universitas Sumatera Utara 86 karena manusia yang memiliki sifat penasaran yang tinggi, maka timbul niat untuk mencoba sampai pada akhirnya mereka menikmati apa yang mereka lakukan. Dengan demikian, pergeseran telah terjadi secara perlahan-lahan. Hal ini seperti dikatakan informan yang bernama J. Sitinjak lk, 42 tahun. “dulunya sikitnya orang memakai jasa catering ini. Paling- paling lah yang ekonominya lumayan karena kan awalnya orang mengira lebih banyak pengeluaran kalo catering.” wawancara, agustus 2014 Pernyataan diatas diperkuat lagi oleh M. Sitinjak lk, 50 tahun “dulu pertama-tama Cuma satu-satunya warga yang mau memakai jasa catering ini.tapi makin lama makin diperhatikan lebih simpel memakai jasa catering ini, jadi tidak terlalu repot. Akhirnya lama-lama makin berminat juga lah warga disini memakai catering. wawancara, agustus 2014

4.5. Faktor Penyebab Pergeseran Fungsi Parhobas