86
karena manusia yang memiliki sifat penasaran yang tinggi, maka timbul niat untuk mencoba sampai pada akhirnya mereka menikmati apa yang mereka
lakukan. Dengan demikian, pergeseran telah terjadi secara perlahan-lahan. Hal ini seperti dikatakan informan yang bernama J. Sitinjak lk, 42 tahun.
“dulunya sikitnya orang memakai jasa catering ini. Paling- paling lah yang ekonominya lumayan karena kan awalnya orang
mengira lebih banyak pengeluaran kalo catering.”
wawancara, agustus 2014 Pernyataan diatas diperkuat lagi oleh M. Sitinjak lk, 50 tahun
“dulu pertama-tama Cuma satu-satunya warga yang mau memakai jasa catering ini.tapi makin lama makin diperhatikan lebih
simpel memakai jasa catering ini, jadi tidak terlalu repot. Akhirnya lama-lama makin berminat juga lah warga disini memakai catering.
wawancara, agustus 2014
4.5. Faktor Penyebab Pergeseran Fungsi Parhobas
Pergeseran senantiasa mewarnai kehidupan manusia. Pergeseran itu sendiri tidak dapat ditahan kehadirannya, karena cepat atau lambat pergeseran itu
akan datang dengan sendirinnya. Terjadinya pergeseran budaya secara umum disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Universitas Sumatera Utara
87
Yang dimaksud secara eksternal adalah perubahan yang didorong oleh terjadinya akulturasi budaya lokal dengan budaya luar. Semakin luasnya mobilitas
maka masyarakat secara tidak langsung akan memproses terjadinya interaksi antar individu dengan latar budaya yang berbeda. Selanjutnya akan menghasilkan
individu yang berpikiran moderat dalam melakukan suatu aturan-aturan adat, budaya, termasuk dalam menentukan fungsi parhobas dalam acara pesta adat
batak. Secara internal perubahan ini lebih didorong oleh semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat yang membawa kesadaran baru dalam menyikapi hukum
adat dan budaya yang berlaku serta dapat dipatuhi oleh masyarakat. Gultom Dj Dalam Sibarani, 2005 : 6 mengemukakan bahwa
perkembangan jaman mempengaruhi terjadinya perubahan dalam setiap bagian baik itu dalam adat dan budaya, dimana perubahan-perubahan yang dimaksud
yaitu menambah atau mengurangi kewajiban-kewajiban tertentu dalam adat dan budaya tersebut, baik upacaranya, unsur upacara maupun hakekat yang
terkandung didalam setiap upacara yang mengalami perubahan dan pembaharuan. Dari semua sikap atau tindakan, itu merupakan penyesuaian yang terdapat dalam
nilai maupun makna tersendiri yang suatu keharusan bagi setiap kehidupan bersama akan terikat pada keteraturan sikap yang tidaklah bersifat statis.
Penyesuaian disini adalah kesediaan individu untuk meyesuaikan dirinya ataupun berubah secara alami sesuai dengan perubhan menurut waktu serta jaman.
Berikut ini akan dipaparkan faktor yang menjawab penyebab pergeseran fungsi parhobas dalam acara pesta adat Batak Toba. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
88
1. Penemuan baru dan kemajuan teknologi informasi
Teknologi merupakan hasil kreasi manusia yang ditujukan untuk membantu atau mempermudah proses hidup dan kehidupan manusia. Namun
disisi lain teknologi juga membawa dampak negatif yang dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri seperti hilangnya nilai-nilai atau ikatan sosial
masyarakat. Dampak teknologi dalam hal ini juga telah membawa akibat terhadap hilangnya tradisi, peribadatan etnis Batak Toba. Simanjuntak, B. 2001.
Pergeseran adat batak toba bagian I online. www.silaban.net
. Diakses 12 agustus 2014, pukul 09.15.
Dengan ditemukannya catering sebagai cara baru dalam menyediakan makanan dan snack dalam acara pesta yang pada awalnya semua persiapan acara
pesta dilakukan dan dikerjakan parhobas beralih menjadi menggunakan jasa catering.
Adapun yang menjadi alasan mereka adalah lebih praktisnya jika menggunakan jasa catering karena semua bahan dan barang yang diperlukan
untuk menjamu tamu undangan sudah disediakan pihak catering. Hal diatas diungkapkan oleh informan kunci yang bernama M. Sitinjak
lk,65 tahun. Berikut pernyataan informan : “dari dulu sejak saya kecil, setiap acara adat batak
toba selalunya persiapan dilakukan dan dikerjakan oleh parhobas. Biasanya yang bertugas sebagai parhobas itu
adalah gelleng dan dongan saulaon atau dongan sahuta. Persiapan sudah dilakukan sehari sebelum hari pesta
diadakan mulai dari mengumpulkan barang-barang yang
Universitas Sumatera Utara
89
diperlukan, menyiapkan bumbu untuk daging dan persiapan lainnya. Semenjak masyarakat disini sudah
mengenal catering, mulailah masyarakat disini melihat- lihat daerah-daerah lain yang menggunakan jasa catering
juga. Mereka melihat bagaimana catering bisa membantu dan mempermudah yang punya pesta dalam menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk menjamu para tamu undangan pesta. Tidak perlu repot lagi menjemput dang-
dang dan alat masak lainnya sehari sebelum pesta karena pihak catering sudah membawa masakan yang sudah
matang di hari pesta diadakan. Pihak yang sedang mengadakan pesta sangat terbantu dengan adanya jasa
catering tersebut.”
wawancara agustus 2014 Hal senada juga diungkapkan oleh V. Sitinjak lk,38 tahun:
“Kalo dulu setiap acara pesta adat khususnya pesta besar atau yang mengndang banyak orang selalunya
mengandalkan jasa parhobas. Parhobas ini adalah gelleng dan dongan sahuta. Tetapi sekarang ini dengan adanya
catering, masyarakat disini pun jadi menggunakan jasa catering alasannya katanya lebih simpel, lebih hemat, gak
terlalu repot. Makanan yang disediakan juga gak kalah nikmatnya dari yang dikerjakan langsung oleh parhobas.
Universitas Sumatera Utara
90
Itulah sebabnya masyarakat pun jadinya lebih memilih jasa catering terjadilah pergeseran fungsi parhobas itu
sekarang karena sudah ada catering ini”.
wawancara,agustus 2014. Perkembangan teknologi dalam dunia informasi juga telah membawa
dampak negatif, selain dampak positifnya. Teknologi informasi yang dimaksud disini adalah televisi. Munculnya televisi dalam kehidupan manusia tidak jarang
juga menghadirkan suatu efek sosial yatu perubahan nilai-nilai social dan budaya suatu kelompok masyarakat. Televisi memberikan informasi sekaligus dengan
adanya penayangan gambar sehingga memudahkan penyerapan informasi tersebut. Tidak jarang siaran-siaran dari televisi tersebut mempengaruhi pola piker
masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi tatanan kehidupan sosial mereka. http:id.wikipedia.orgwikitelevise diakses pada tanggal 21 agustus,2014.
Adanya tayangan-tayangan yang disiarkan melalui televisi banyak mempengaruhi pandangan dan pola pikir masyarakat desa Sitinjak, dan
budayanya sendiri. Informasi yang diperoleh melalui televisi membawa akibat pada perilaku masyarakat desa Sitinjak, khususnya pada generasi mudanya.
Dampak perilaku tersebut yaitu dalam proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang ditayangkan oleh televisi yang kemudian diterapkan dan dijadikan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dari cara berpakaian, cara bergaul, cara bertindak, dan sebagainya yang dapat diistilahkan dengan gaya hidup modern,
dimana hal ini pada akhirnya akan menciptakan image kesan bagi masyarakat desa Sitinjak, khususnya generasi mudanya bahwa kebudayaan masyarakat desa
Universitas Sumatera Utara
91
Sitinjak termasuk kebiasaan marhobas tanpa dibarengi dengan hal-hal yang baru setiap tahunnya merupakan hal yang ketinggalan jaman, atau dengan kata lain
kuno. Berikut merupakan pernyataan dari ibu M. boru Sitinjak pr, 48 tahun: “sekarang ini televisi bukan lagi merupakan barang
mewah, karena hampir semua masyarakat di desa ini memperoleh informasi dari televisi sebagai media
utamanya. Dan kalau pengalaman saya pribadi kadang saya tertarik mengikuta hal baru yang saya lihat dari
televisi itu. Terlebih jika saya lihat banyak nilai positifnya untuk saya. Dan sepertinya bukan saya saja yang seperti
itu, karena saya lihat orang-orang disini juga banyak yang berubah semenjak televisi masuk disini. Dan saya lihat,
kepedulian orang juga udah berubah sama marhobas. Dulunya orang sangat senang marhobas di persiapan dan
acara pesta, tapi sekarang kebanyakan orang lebih memilih nonton dirumah dan semakin tidak suka marhobas,
makanya ini adalah salah satu alasan masyarakat disini lebih mengandalkan jasa catering daripada tenaga
parhobas, karena pernah juga kejadian hanya sedikit orang yang datang marhobas sehari sebelum hari pestanya
diadakan, karena hanya sedikit orang yang datang marhobas maka persiapannya butuh waktu yang lebih lama
bahkan sampai malam. Padahal kalo misalnya semua dongan saulaon dating pasti gak sampai malam siap semua
Universitas Sumatera Utara
92
dikerjakan. Karena udah semakin malas masyarakat disini marhobas makanya sekarang orang-orang disini jadi lebih
memilih catering. Gaya hidup orang-orang dsini juga berubah karena p
engaruh dari televise itu”.
wawancara agustus 2014. T.Gultom lk, 50 tahun
“Semenjak televise udah masuk dikampung ini, makin sombong kulihat orang-orang disini. Tingkah orang-
orang disini pun makin berubah, udah banyak yang macam di tipi- tipi itu. Gak ada lagi yang peduli untuk marhobas, semua sibuk
dengan urusan pribadi, bahkan adanya yang memang betul-betul gak peduli padahal gak nya ada kesibukannya. Dirumah aja gitu
nonton tipi, kalo udah begini kekmana lagi masyarakat disini saling membantu kalo udah gak peduli lagi satu sama lain. Padahal
seharusnya dari pardongan sahutaon harusnya ikut serta marhobas kalo ada pesta dikampung ini, apalagi yang statusnya gelleng dan
dongan saulaon harus ikut lah marhobas, kalo pun para orang tua gak bisa hadir marhobas misalnya kan bisanya diwakilkan anaknya
yang sudah besar. Tapi yang kulihat udah gak seperti yang dulu lagi saling peduli. Udah lebih pentingnya sekarang menonton tipi
daripada marhobas. Apalagi misalnya kalo pas pesta si A, si B gak datang marhobas yah otomatis di pests si B si A gak daang lagi itu
Universitas Sumatera Utara
93
marhobas, jadi udah makin sombonglah masyarakat disini seperti yang di tipi-
tipi itu”.
wawancara agustus 2014. 2.
Faktor ekonomi dan efisiensi waktu
Sebagian masyarakat desa Sitinjak sekarang ini menganggap bahwa parhobas tidak lagi efisien karena memakan waktu yang lama dan juga memerlukan
persiapan biaya yang banyak. Masyarakat desa Sitinjak menganggap kebiasaan marhobas
tidak efisien lagi dengan kondisi masyarakat yang sekarang, yang menuntut segala pekerjaan harus dilakukan dengan cepat. Mereka lebih memilih
mengadakan kebiasaan marhobas dengan cara yang lebih sederhana dan mengerjakan segala sesuatunya dengan serba instan. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh salah satu informan yang bernama D. Sitinjak lk,60 tahun infoman ini mengatakan:
“karena sulitnya mencari uang sekarang ini, orang-orang udah kurang semangat memakai jasa
parhobas. Karena parhobas itu juga harus ditanggung jatah makannya selesai bekerja disore
hari sebelu hari H pesta. Belum lagi kalo parhobas bawa anak masing-masing otomatis persediaan
makanan harus lebih banyak. Sebelum pesta aja udah banyak pengeluaran ditambah lagi hari H
pesta tambah lagi banyak pengeluaran kan jadinya dua kali lipat pengeluarannya. Belum lagi banyak
Universitas Sumatera Utara
94
parhobas ini yang kesempatan dalam kesempitan yang
sukak membawa
persediaan pesta
kerumahnya, misalnya gula yang disediakan untuk acara pesta besok diambil parhobas dan dibawa
pulang kerumahnya kan terpaksa harus beli lagi, gitu juga daging tak jarang hilang dari dapur
parhobas. Sekarang
banyak orang
yang menganggap marhobas itu hanya buang-buang
waktu. Jadi sekarang ini sudah banyak orang yang yang menggunakan jasa catering untuk menghemat
waktu dan biaya. Kalo udah di cateringkan kan jadi gak merepotkan waktu orang lain lagi, semua
pekerjaan ditanggung jawabi oleh pihak catering jadi
gak repot
lagi. Dan
mereka juga
mengerjakannya gak di tempat pesta jadi sudah simpel kali jadinya”.
wawancara agustus 2014 Hal yang sama juga diungkapkan oleh M. Sitinjak lk,50 tahun
“Kalo untuk sekarang ini udah banyak yang tidak perduli dengan marhobas. Semua keknya
mementingkan kepentingan pribadi. Ada juga yang bilang pekerjaan ini membuang-buang waktu saja,
sehingga mereka
memilih tidak
datang
Universitas Sumatera Utara
95
marhobas.kalopun dibutuhkan hanya di hari H nya lah datang itupun hanya beberapa orang saja gak
semua dongan sahuta dan boru lagi”.
wawancara agustus 2014. 3.
Pengaruh kebudayaan lain
Adanya kontak dengan kelompok masyarakat lain akan menyebabkan terjadinya interaksi yang dapat mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari antara
satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan yang terjadi pada masyarakat desa Sitinjak dewasa ini. Hal ini sangat terlihat jelas adalah terjadinya perkawinan
campur dengan orang yan bukan berasal dari daerah ataupun budaya yang sama. Jika salah satu pasangan pengantin terutama pihak laki-laki bukan berasal dari
etnis Batak Toba maka akan terjadi tradisi bercampur dengan budaya yang dibawa suami. Dari pihak pengantin perempuan biasanya akan mengikuti budaya yang
dibawa oleh pengantin laki-laki. Pernyataan ini diperoleh dari informan yang bernama N. Sitinjak lk, 55 tahun informan ini menyatakan:
“Aku rasa penyebabnya karna udah banyak orang yang sekolah keluar daerah
atau keluar kota, kenapa saya bilang begitu karena dari anak-anak muda yang sekolah
keluar, sudah jarang diantara mereka yang menikah dengan orang asli sini, tara-rata
diantara mereka menikah dengan orang luar dan mereka juga tinggal disni”.
Universitas Sumatera Utara
96
wawancara, agustus 2014 Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat yang
memiliki adat budaya masing-masing, mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik artinya masing-masing masyarakat
mempengaruhi masyarakat lainnya, dan juga menerima pengaruh dari masyarakat tersebut. Hal ini disebut dengan difusi, yaitu suatu penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari orang perorangan kepada orang lain, dan dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya, karena penerimaan budaya dalam proses difusi tersebut.
Faktor internal yang menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi parhobas dalam masyarakat Desa Sitinjak adalah dengan adanya penyedia jasa catering
untuk acara besar seperti pesta adat Batak. Dimana setiap acara pesta adat Batak dibutuhkan tenaga parhobas untuk melakukan pekerjaan persiapan pesta yang
dimulai dari sehari sebelum pesta diadakan. Dengan adanya jasa catering ini masyarakat masyarakat menjadi merasa sangat terbantu dalam hal waktu dan
ekonomi. Dengan adanya jasa catering ini menyebabkan masyarakat menjadi lupa dengan makna marhobas yang sebenarnya. Hal ini besar kemungkinannya
menyebabkan bergesernya fungsi parhobas dalam acara pesta pada masyarakat desa Sitinjak.
Universitas Sumatera Utara
97
4.6 Dampak pergeseran fungsi parhobas terhadap solidaritas sosial masyarakat Batak Toba