` tidak boleh dibuang ke badan air yang tidak mengalir atau yang alirannya
lambat. 4.
Isotop radioaktif Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang tepat sesuai
dengan karekteristik kimia dan radiologis, volume serta persyaratan penganganan dan penampungan WHO, 2002.
2.5.3 Sumber Limbah Cair Rumah Sakit
Limbah cair rumah sakit berasal dari kegiatan rumah sakit. Sumber
tersebut berasal dari kegiatan : 1.
Limbah cair dari ruang keperawatan 2.
Limbah cair dari laboratorium 3.
Limbah cair dari dapur 4.
Limbah cair dari laundry 5.
Limbah cair dari toilet Depkes, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Rata-rata aliran air limbah yang berasal dari daerah kelembagaan.
No. Sumber
Unit Jumlah aliran
1unithari
1. Rumah sakit medis
Tempat tidur Pekerja
500-950 20-60
2. Rumah sakit jiwa
Tempat tidur Pekerja
300-650 20-60
3. Rumah penjara
Pekerja Napi
20-60 300-600
4. Rumah peristirahatan
Penghuni Pekerja
200-450 20-60
5. Sekolahan dengan
asrama Murid
200-400
6. Sekolahan
Murid 60-115
Sumber : Sugiharto, 2008
2.5.4 Sifat Air Limbah Rumah Sakit
Ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan. Secara umum air limbah mengandung buangan pasien, otopsi
jaringan, berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun nontoksik. Apabila limbah laboratorium cukup besar lebih dari 1 pin atau 0,568 liter
disarankan untuk disediakan kontainer khusus dan dilakukan pengolahan khusus Dinkes RI,2002.
Universitas Sumatera Utara
2.5.5 Persyaratan Limbah Cair Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes RI No. 1204MENKESSKX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, limbah cair rumah sakit harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1.
Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume dan prosedur pananganan
dan penyimpanannya. 2.
Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan
saluran air hujan. 3.
Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
4. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan. 5.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapiditutup dengan grill.
6. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di instalasi
pengolahan air limbah IPAL, bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain yang
berwenang.
Universitas Sumatera Utara
7. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah effluent dilakukan setiap
bulan untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
8. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena
zat radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN 9.
Parameter radioaktif diperlukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan
Permenkes RI 1204 tahun 2004
2.5.6 Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit