NICU sebanyak 23 tempat tidur, ICU sebanyak 11 tempat tidur, Ruang bersalin sebanyak 3 tempat tidur dan ruang bedah sebanyak 4 tempat tidur.
4.3 Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit
4.3.1 Sumber Daya Pengelola Limbah Cair Rumah Sakit
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, menghasilkan limbah khususnya limbah cair yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan sumberdaya dalam pengelolaan limbah cair.
4.3.1.1 Tenaga
Penyelenggara penyehatan lingkungan rumah sakit adalah Direksi rumah sakit dan dibantu oleh unit sanitasi. Upaya kesehatan rumah sakit dilakukan oleh :
a. Satu orang bagian kepala instalasi sanitasi dan kesehatan lingkungan dan
sekretaris dengan kualifikasi S-1 Kesehatan Masyarakat dan sudah pernah mengikuti pelatihan.
b. Dua orang sebagai pengolah limbah cair rumah sakit dengan kualifikasi
D-3 kesehatan lingkungan dan belum pernah mengikuti pelatihan. Informan dalam penelitian ini ada sebanyak 3 orang, yang terdiri dari
kepala sanitasi dan operator pengolahan limbah cair rumah sakit. Wawancara dilakukan pada tanggal 1 Juni 2016 di rumah sakit X. Adapun karakteriktik
informan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Karakteristik Informan No. Nama
Umur Jenis
Kelamin Pendidikan Lama
Bekerja Jabatan
1. Rista Saragi
27 P
S-1 Kesehatan
Masyarakat 10 bulan
Kepala Sanitasi dan
Sekretaris 2.
Benny Gultom
26 L
D-3 Kesehatan
Lingkungan 2 tahun
Operator dan Pengolah
Limbah Cair 3.
Erikson 26
L D-3
Kesehatan Lingkungan
2 bulan Pengolah
Limbah Cair Sumber : Informan di Rumah Sakit X
Tabel 4.6 menggambarkan Informan pertama merupakan kepala sanitasi dan sekretaris yang berpendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat dan bekerja selama
10 bulan. Informan yang kedua adalah operator dan pengolah limbah cair yang berpendidikan D-3 Kesehatan lingkungan dan bekerja selama 2 tahun. Informan
yang ketiga adalah pengolah limbah cair yang berpendidikan D-3 Kesehatan lingkungan dan bekerja selama 2 bulan.
Struktur organisasi Instalasi Sanitasi rumah sakit X dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bagian Sanitasi Dokumen Rumah Sakit X
Direktur Rumah Sakit Direktorat Adm Umum dan keuangan
Kepala Instalasi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Sekretaris
Penyehatan Higiene Sanitasi makanan
dan minuman Penyehatan Air
bersih dan air Minum
Pengelolaan Limbah Cair,
Padat, dan Gas Pengendalian dan
Pemberantasan Vektor dan Binatang pengganggu
Universitas Sumatera Utara
Pembagian tugas dalam unit sanitasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.7 Pembagian Tugas Unit Sanitasi No.
Jabatan Tugas
1. Kepala Sanitasi
Mengatur semua kegiatan pelayanan di unit sanitasi,
memimpin, mengkoordinir,
melaksanakan, membuat
perencanaan, mengevaluasi dan menyusun serta mengirim
laporan. 2.
Sekretaris Sanitasi Membuat semua laporan kegiatan, membantu
kepala sanitasi, mengatur jadwal pertemuan, administrasi, menyusun laporan, evaluasi kerja
harian, perkiraan biaya, menyusu kebutuhan serta peralatan kantor.
3. Bidang Higiene
Sanitasi Makanan dan Minuman
Inpeksi secara langsung, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan, pemeriksaan
personal higiene, membuat laporan, melalukan sosialisasi tentang higiene dan sanitasi makanan
dan minuman.
4. Bidang Penyehatan Air
Bersih dan Air Minum Melakukan inspeksi secara langsung, melakukan
pengambilan dan pemeriksaan sampel air, melakukan pemeriksaan personal higiene dan
membuat laporan.
5. Bidang Pengelolaan
Limbah Padat, Cair dan Gas
1. Limbah Padat
2. Limbah Cair
3. Limbah Gas
Melakukan pemeriksaan
tempat sampah,
melakukan inspeksi secara langsung, menyusun laporan, dan melalukan sosialisasi.
Melakukan Pemeriksaan IPAL, inspeksi terhadap tenaga, pengambilan dan pemeriksaan sampel
IPAL, menyusun laporan, dan sosialisasi. Melakukan pemeriksaan sumber, pengambilan
dan pemeriksaan emisi, modifikasi sumber.
6. Bidang Pengendalian
dan Pemberantasan Vektor dan Binatang
Pengganggu. Melakukan identifikasi vektor dan binatang
pengganggu, pengendalian vektor, melakukan evaluasi, dan menyusun laporan.
Sumber : Profil Rumah Sakit X
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan observasi dapat disimpulkan, tenaga kerja di unit sanitasi dalam pengelolaan limbah rumah sakit sudah mencukupi
4.3.1.2 Dana
Dana yang tersedia dalam penanganan limbah cair disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan limbah cair dan dikelola oleh bagian keuangan rumah
sakit. Informan 1 Rista
Kalau masalah dana, kakak kurang paham dek karna itu yang ngurus bagian keuangan, kami tinggal melapor apa yang perlu, nanti bagian keuangan yang
menyediakannya. Informan 2 Benny
Abang bisa perkirakan dana untuk pengolahan limbah cair, sekitar 4.680.000 dengan perincian sbb :
Tabel 4.8 Dana yang digunakan dalam pengolahan limbah cair
No. Guna Jumlah
Dana
1. Pemeriksaan Sampel air
limbah 2 sampel
Rp. 2.000.000 2.
Koagulan 30 kg
Rp. 300.000 3.
Kaporit 24 tablet
Rp. 250.000 4.
Oli 2 botol
Rp. 200.000 5.
WD 1 botol
Rp. 100.000 6.
Masker 1 kotak
Rp. 35.000 7.
Sarung tangan 1 Kotak
Rp. 45.000 8.
Flokulan 300gr
Rp. 100.000 9.
Enzim 30 L
Rp. 600.000 Total
Rp. 4.680.000 Sumber : Informan Rumah Sakit X
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dana yang paling banyak digunakan perbulannya untuk pemeriksaan sampel dan bahan-bahan yang diperlukan dalam
Universitas Sumatera Utara
pengolahan limbah cair. Total dana yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair perbulannya sebesar Rp. 4.680.000.
4.3.1.3 Sarana Dan Prasarana
Informan bagian yang mengolah limbah cair rumah sakit sudah mengetahui sarana dan prasana yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair
rumah sakit, terbukti dari petikan wawancara informan yang peneliti lakukan sebagai berikut :
Informan 2 dan 3 Benny dan Erikson Banyak sarana dan prasana yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair
mulai dari bahan kimia yang diperlukan koagualan, kaporit, enzim, alat yang digunakan dalam pengolahan limbah cair mesin blower, difuser, pompa celup,
flow meter, ruang kontrol, dll. Berikut penjelasan yang lebih lengkap : Sarana dan prasarana yang ada untuk pengolahan limbah cair di rumah
sakit X adalah : a.
Bak pengolahan limbah cair yang terdiri dari bak pengumpulan limbah yang berasal dari laboratorium dan Laundry, bak pengumpulan limbah
dari Instalasi Gizi, bak pengumpulan limbah yang berasal dari toilet dan kamar mandi, bak Ekualisasi, bak Aerasi, bak Sedimentasi, dan bak
indikatoreffluent. b.
Mesin Blower, yang digunakan untuk mensuplai udara kedalam bak aerasi.
c. Difuser, yang digunakan untuk memberi cahaya untuk pengolahan
limbah cair rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
d. Pompa Celup, digunakan untuk memompa limbah dari bak outlet ke
saluran pembungan air Drainase. e.
Flow Meter, digunakan untuk mengukur debit air limbah, untuk mengetahui limbah harian rumah sakit.
f. Alat Pelindung Diri, digunakan sebagai pelindung diri saat mengolah
limbah cair, terdiri dari : baju pelindung, Sepatu bot, masker dan sarung tangan.
g. APAR Alat Pemadam Api Ringan, digunakan untuk memadamkan api
saat terjadi kebakaran. h.
Panel Listrik, digunakan untuk mematikan listrik sendiri apabila terjadi kesalahan dengan listrik. Energi listrik bersumber dari PLN dengan
kapasitas yang tersedia sebesar 865.000 KVA dengan penggunaan perbulan ± 56.000 KVA untuk keseluruhan aktivitas rumah sakit.
i. Ruang Kontrol Limbah
j. Timbangan, digunakan untuk mengatur banyaknya bahan yang
digunakan untuk pengolahan limbah cair rumah sakit. k.
Gayung influent dan effluent, digunakan untuk mengambil sampel pada bak inlet dan outlet .
l. Tong, digunakan sebagai tempat untuk mencampur zat-zat yang
diperlukan dalam pengolahan limbah cair. Drum ada 3 buah dengan ukuran 250L, 1 buah untuk tempat pencampuran PAC, 1 buah untuk
tempat pencampuran Flokulan. m.
Ceret ukur, digunakan untuk mengukur campuran dalam pengolahan limbah cair.
Universitas Sumatera Utara
n. Dosing Pomp, digunakan untuk mensuplai bahan kimia dalam
pengolahan limbah cair. o.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair seperti : PAC, Kaporit, Enzim, dan Flokulan.
Informan 1 Rista : Tanyak bang benny saja dek, mereka lebih paham, kakak kan bagian manajemen.
4.4.2 Influent Rumah Sakit X Kota Medan