n. Dosing Pomp, digunakan untuk mensuplai bahan kimia dalam
pengolahan limbah cair. o.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair seperti : PAC, Kaporit, Enzim, dan Flokulan.
Informan 1 Rista : Tanyak bang benny saja dek, mereka lebih paham, kakak kan bagian manajemen.
4.4.2 Influent Rumah Sakit X Kota Medan
Pemeriksaan influent dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengolahan limbah cair rumah sakit, pemeriksaan dilakukan peneliti di BTKL pada tanggal 24
Maret 2016 dengan acuan PerMenLH No.5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berikut hasil
pemeriksaan influent :
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Fisik, Kimia dan Biologi Influent Limbah Cair No.
Parameter Satuan
Baku Mutu
Hasil Analisa
Metode A.
Fisik
1. TSS
mgl 200
108 Spektrofometri
2. Suhu
C 38
28,3 SNI 06-6989.23:2005
B. Kimia
1. BOD
mgl 50
127,6 SNI 06-6989.14:2004
2. COD
mgl 80
354,6 Spektrofometri
3. pH
- 6-9
5,89 SNI 06-6989.11:2004
C Biologi
1. Total Coliform
MPN 100ml
5000 1700
APHA9221B.22nd ed. 2012
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Pengolahan limbah cair rumah sakit bertujuan untuk menghasilkan air limbah yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan. Pengolahan limbah cair dirumah sakit X telah melalui proses IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan metode Lumpur Aktif.
4.4.3.1 Saluran Air Limbah
Berikut hasil wawancara dengan informan. Informan 1 Rista
Setahu kakak Pvc, kedap air, dan kadang tersumbat. Informan 2 Benny
Kalau pipanya PVC, saluran tertutup, dan langsung dialirkan ke bak pengolahan masing-masing.
Informan 3 Erikson Pipanya pvc, tertutup dan terkadang juga tersumbat karna pasien ataupun
pengunjung mau buang sampah ke closet. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa
saluran air limbah dari tiap ruangan penghasil air limbah disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan menggunakan pipa PVC. Limbah dari setiap
ruangan langsung dialirkan ke bak pengolahan air limbah sesuai dengan bak pengolahan awal masing-masing. Namun sering terjadi penyumbatan dikarenakan
pasien ataupun pengunjung membuang sampah melalui closet kamar mandi. Air hujan langsung dialirkan ke saluran pembuangan drainase.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3.2 Sumber Limbah Cair
Berikut sumber-sumber limbah cair Rumah Sakit X :
Tabel 4.10 Sumber Limbah Cair dan Volume Limbah Cair No
Sumber Kapasitas Volume KgM
3
Hari Bulan
Semester Tahun
1. Ruang keperawatan 25 m
3
750 m
3
4500 m
3
9000 m
3
2. Ruang Operasi 1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
3. Laboratorium 1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
4. Haemodialisa 1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
5. Instalasi Gizi 2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
6. Laundry 3 m
3
90 m
3
540 m
3
1080 m
3
7. Karyawan 2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
8. Kafetaria 2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
9. Pengunjung 3 m
3
90 m
3
540 m
3
1080 m
3
Total 40 m
3
1200 m
3
7200 m
3
14400 m
3
Sumber : Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit X Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Rumah Sakit X menghasilkan limbah cair
dengan beberapa sumber. Sumber limbah cair terbesar adalah ruang keperawatan 25 m
3
per harinya, 750 m
3
perbulan, 4500 m
3
per semesternya, dan 9000 m
3
per tahunnya. Penghasil limbah cair paling sedikit berasal dari ruang operasi,
laboratorium dan Haemodialisa dengan volume 1 m
3
per hari, 30 m
3
per bulannya, 180 m
3
per semesternya dan 360 m
3
per tahunnya. Total volume limbah cair 40 m
3
per harinya, 1200 m
3
per bulannya, 7200 m
3
per semesternya, 14400 m
3
per tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Penggunaan Air Bersih Dirumah Sakit No
Sumber Kapasitas Volume KgM
3
Hari Bulan
Semester Tahun
1. Ruang keperawatan
50 m
3
1500 m
3
9000 m
3
18000 m
3
2. Ruang Operasi
2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
3. IGD
1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
4. Laboratorium
1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
5. Instalasi Gizi
4 m
3
120 m
3
720 m
3
1440 m
3
6. Laundry
5 m
3
150 m
3
900 m
3
1800 m
3
7. Karyawan
2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
8. Kafetaria
3 m
3
90 m
3
540 m
3
1080 m
3
9. Taman
2 m
3
60 m
3
360 m
3
720 m
3
10. Pengunjung 1 m
3
30 m
3
180 m
3
360 m
3
Total 71 m
3
2130 m
3
12780 m
3
25560 m
3
Sumber : Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit X Tabel 4.11 menunjukkan bahwa penggunaan air bersih di Rumah Sakit X
yang paling banyak digunakan adalah untuk ruang keperawatan dengan kapasitas pemakaian rata-rata 50 m
3
per harinya, 1500 m
3
perbulan, 9000 m
3
per semesternya, dan 18000 m
3
per tahunnya, dan penggunaan yang paling sedikit adalah laboratorium, IGD dan pengunjung dengan pemakaian rata-rata 1 m
3
per hari, 30 m
3
per bulan, 180 m
3
per semester, dan 360 m
3
per tahun. Total penggunaan rata-rata air bersih 71 m
3
per hari, 2130 m
3
per bulan, 12780 m
3
per semester, 25560 m
3
per tahun.
4.4.3.3 Penampungan Air Limbah
Cara pengaliran air limbah dari sumber menuju bak penampungan awal dilakukan dengan sistem gravitasi dan pompa, sistem gravitasi yaitu mengalirkan
air limbah dari tempat yang lebih tinggi ke saluran penampungan awal yang lebih rendah. Di rumah sakit X ini, memiliki sistem penampungan terpisah, sistem
penampungan terpisah diartikan dimana air limbah dan air bekas masing-masing dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah dan pengolahan awal juga secara
terpisah. Penampungan air limbah dari tiap sumber air limbah tidak disatukan.
Universitas Sumatera Utara
Penampungan pertama berasal dari laboratorium dan laundry. Penampungan yang kedua berasal dari Instalasi gizi, dan penampungan yang ketiga berasal dari toilet
dan kamar mandi. Air hujan tidak memiliki penampungan, karena langsung di salurkan ke drainase.
4.4.3.4 Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari rumah sakit dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, oleh sebab itu dibutuhkan pengolahan limbah
terlebih sebelum dibuang ke drainase untuk menurunkan tingkat resiko terhadap
manusia dan lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan Rumah sakit X kota Medan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah sendiri sebesar 120 m
3
hari dan flow meter, tetapi saat ini flow meter sedang mengalami kerusakan. Pengolahan limbah
cair yang berasal dari instalasi gizi dilengkapi dengan penangkap lemak. Rumah sakit X kota Medan juga melakukan pemeriksaan limbah cair tiap bulannya.
Berikut hasil wawancara dengan informan mengenai metode dalam pengolahan limbah cair rumah sakit.
Informan 1 : metode Lumpur aktif Informan 2 : metode Lumpur aktif
Infroman 3 : Metode Lumpur aktif Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan Metode yang digunakan
dalam pengolahan air limbah adalah metode lumpur aktif, dengan skema :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Skema Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit X kota Medan. Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit
Intalasi pengolahan air limbah terdiri dari bak pengumpulan awal yang terbagi menjadi 3 bak. Bak 1 merupakan limbah yang berasal dari laundry dan
laboratorium, bak ke-2 merupakan limbah yang berasal dari instalasi dapur dan bak ke-3 merupakan limbah yang berasal kamar mandi. Berikut pengolahan
limbah cair rumah sakit : a.
Limbah yang berasal dari dapur masuk ke dalam bak influent dapur lalu masuk ke bak Grase Trap terlebih dahulu, limbah cair dari laundry dan
lab masuk ke bak influent laboratorium dan laundry dan diendapkan terlebih dahulu dan di pompa ke bak grase trap, sedangkan bak yang
berasal dari toilat masuk kedalam bak influent toilet dan kamar mandi yang akan diolah terlebih dahulu akan diproses secara anaerob tetapi
pada saat ini bak anaerob rusak dan tidak digunakan lagi. Ketiga jenis limbah tersebut kemudian dikumpulkan di bak anaerob hanya untuk
pengendapan lalu di salurkan ke dalam bak ekualisasi. b.
Setelah melalui bak ekualisasi, semua limbah akan disatukan merata sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya dan diteruskan
Grase Trap
Lab + Laundry Instalasi Gizi
Kamar Mandi Bak
Penampungan Bak Ekualisasi
Bak aerasi O
2
dan Enzim
Bak sedimentasi Drainase
Bak Effluent Bak Anaerob
Bak Klorinasi
Universitas Sumatera Utara
ke bak aerasi. Pada bak aerasi terjadi proses biologis dengan penggunaan lumpur aktif, dimana pada bak aerasi air limbah akan
dikontakkan dengan oksigen menggunakan mesin blower dan diffuser dan ditambahkan bioenzim Biomech sebanyak 1 liter untuk
mempercepat pertumbuhan bakteri dalam menguraikan zat-zat organik yang ada didalam air limbah. Pemberian bioenzim dilakukan dan bak
aerasi dinyalakan selama 2 jam, kemudian mesin akan mati secara otomatis selama 1 jam dan kemudian otomatis hidup kembali selama 2
jam. Setelah ditambahkan bionzim kedalam bak aerasi bak tersebut harus ditutup kembali agar proses penguraian berjalan dengan baik.
c. Setelah itu, air dialirkan kedalam bak sedimentasi, diberikan PAC yang
berfungsi untuk membentuk padatan pada air limbah. Penggunaan PAC sebanyak 1 kg dan flocullan sebanyak 100 gram yang sudah dilarutkan
terlebih dahulu. PAC yang sudah dilarutkan dimasukkan kedalam drum berukuran 225 liter dan diisi dengan air sampai penuh agar PAC yang
sudah dilarutkan cukup untuk pengolahan limbah selama 1 hari. Pelarutan Flocullan juga sama dengan pelarutan PAC. Flocullan
berfungsi untuk menggumpalkan padatan yang mengapung diatas air agar terendap di bak.
d. Setelah melalui bak sedimentasi, limbah masuk kedalam bak klorinasi,
pada bak ini diberikan klorin sebanyak 200 gr per harinya. e.
Setelah melewati bak Klorinasi, air limbah akan di pompa dan masuk ke bak effluen bak indikator lalu air dialirkan ke drainase.
Universitas Sumatera Utara
Dan sampai saat ini, lumpur dan endapan hasil pengolahan limbah cair belum pernah di bersihkan oleh pihak rumah sakit.
4.3.4 Effluen Limbah Cair Rumah sakit.