Tenaga Kerja Sumber Daya dalam Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit X Kota Medan

91

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Sumber Daya dalam Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit X Kota Medan

5.1.1 Tenaga Kerja

Unit sanitasi bertugas untuk mengelola penyehatan higiene sanitasi makanan dan minuman, penyehatan air bersih dan air minum, pengelolaan limbah cair, padat dan gas, dan pengendalian dan pemberantasan vektor dan binatang pengganggu. Rumah Sakit X sudah memiliki struktur organisasi, khususnya bagian sanitasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah petugas sanitasi di Rumah Sakit X berjumlah 3 orang untuk menangani pengolahan limbah cair. Berdasarkan wawancara dengan tenaga kerja bahwa jumlah tenaga kerja bagian pengolahan limbah cair sudah mencukupi. Jumlah petugas di unit sanitasi memiliki jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah perempuan. Dalam pembagian tugas pokok, petugas laki-laki lebih berperan dalam tugas yang lebih berat khususnya dalam pengolahan limbah cair, pemeriksaan air bersih dan air minum, dan merapikan kamar penyimpanan sementara limbah padat medis karena diperlukan tenaga yang lebih besar. Tenaga pengelola limbah cair ada yang sudah mengikuti pelatihan khusus yaitu kepala sanitasi koordinator, sementara untuk informan 2 dan 3 Benny dan Erikson tidak pernah mengikuti pelatihan. Tenaga sanitasi rumah sakit adalah unsur provider utama yang bertanggung jawab terhadap layanan sanitasi rumah sakit. Upaya penyehatan Universitas Sumatera Utara lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan yang kompleks sehingga memerlukan tenaga dengan kualifikasi yang telah di tetapkan. Penanggung jawab kesehatan lingkungan di rumah sakit kelas B adalah seorang tenaga yang memiliki kualifikasi sanitarian serendah-rendahnya berijazah D1 dan D3 yang ditambah dengan pelatihan khusus di bidang kesehatan lingkungan, dan teknik lingkungan. Depkes RI, 2004. Berdasarkan hasil penelitian, tenaga kerja sanitasi sudah memenuhi kualifikasi dalam hal pendidikan, informan 1 berpendidikan S1 Kesehatan Masyarakat, informan ke 2 dan 3 memiliki pendidikan D3 kesehatan lingkungan yang belum pernah mengikuti pelatihan khusus, sehingga pengetahuan mereka tentang pengolahan limbah cair masih minim. Dalam melaksanakan tugasnya, pihak rumah sakit menyediakan alat pelindung diri seperti, baju pelindung, topi, sepatu, masker, sepatu bot dan sarung tangan agar terhindar dari kecelakaan kerja, tetapi pada proses pengolahan limbah cair tenaga kerja belum menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, pada umumnya mereka hanya menggunakan masker, sarung tangan, sepatu bot dan topi.

5.1.2 Dana