Pertanggungjawaban Direksi Direksi Pada Perusahaan BUMN 4. Tugas dan Wewenang Direksi

3. Pengembangan kompetensi sumber daya manusia; 4. Pengembangan dan pemeliharaan budaya Perusahaan; 5. Pengelolaan aktivitas logistik, pengamanan aset Perusahaan dan aktivitas umum lainnya; 6. Pengelolaan fungsi pelayanan umum; 7. Pengelolaan Manajemen Risiko yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan di bidang pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, bidang umum dan bidang hukum.

5. Pertanggungjawaban Direksi

Pada Pasal 1 angka 9 UU BUMN mengatakan bahwa Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sama halnya dengan PT, Perusahaan BUMN yang berbentuk persero juga tunduk pada UU PT, hal ini dicantumkan pada Undang – undang BUMN. Agar suatu PT dapat menjalankan fungsinya sebagai rechtpersoon, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhinya. Pertama, para pendiri harus mendirikan PT berdasarkan akta pendirian PT yang dibuat dihadapan notaris, akta mana mencakup pula anggaran dasar dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara PT yang bersangkutan. Kedua, para pendiri dan Direksi harus mendapatkan pengesahan atas akta pendirian tersebut dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan. Ketiga, setelah mendapat surat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan, Direksi mendaftarkan PT beserta Akta Pendirian tersebut dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan dimana PT tersebut berdomisili untuk mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan, dan mengumumkan Akta Pendirian dalam Tambahan Berita Negara. 83 UUPT Pasal 97 mengatur bahwa kepengurusan mana yang dipercayakan kepada Direksi harus dilaksanakan dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab, maka Direksi mana terbukti salah atau lalai dalam menjalankan kepengurusannya beriktikad tidak baik mengakibatkan perseroan rugi, pemegang saham Perseroan sesuai ketentuan yang ada berhak menggugat direksi bersangkutan untuk dimintai per tanggung Bila suatu PT sudah mendapat surat pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan Perundangan namun belum melakukan proses pendaftaran, dikenakan sanksi perdata dan sanksi pidana. Sanksi perdata untuk hal ini diatur dalam UU PT, dimana untuk pelanggaran dan kelalaian ini maka anggota Direksi secara tanggung renteng betanggung jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan PT pasal 23 UU PT. Untuk sanksi pidana terdapat dalam pasal 32-35 Undang-undang No.3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. 83 Bismar Nasution, Op. cit., hlm. 41. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara jawaban secara penuh, sampai dengan harta pribadinya. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab atas kelalaian dan kesalahannya yang mengakibatkan Perseroan rugi.

6. Pelanggaran yang Dapat di Lakukan Direksi Terkait Pendapatan BUMN.