Pengelolaan Pendapatan BUMN Pendapatan BUMN 3. Dasar Hukum dan Pengertian Pendapatan BUMN

4. Pengelolaan Pendapatan BUMN

Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Negara BUMN memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN diharapkan: 1 dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum, berupa penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; 2 memberikan sumbangan kepada penerimaan negara; dan 3 meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional. Untuk mengoptimalkan keberadaan BUMN, pengembangan dan pembinaan BUMN secara umum diarahkan untuk dapat mensinergikan kebijakan industrial dan pasar tempat BUMN tersebut beroperasi dengan kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai dengan potensi daya saing perusahaan. Oleh sebab itu pendapatan BUMN dari seluruh sektor diharapkan dapat dikelola dengan sebaik – baiknya. Pengelolaan pendapatan BUMN tidak terlepas dari peran serta Direksi, Komisaris, menteri BUMN, menteri Keuangan, serta pihak – pihak lain yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Pendapatan BUMN tersebut dikelola untuk perbaikan atau pengadaan infratruktur BUMN sedang devidennya dibagikan kepada seluruh pemengang saham seperti halnya pada perseroan selayaknya. Hanya saja dalam hal ini berbeda halnya, dikarenakan pada perusahaan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BUMN terdapat minimal 51 saham pemerintah, sehingga Negara berhak atas pembagian deviden dari perusahaan BUMN sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki Negara pada perusahaan tersebut. Pada UU BUMN dilihat bahwa pengangkatan dan pemberhentian direksi diatur dengan keputusan menteri, ini berarti direksi diminta untuk bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya di perusahaan BUMN. Ini dapat dilihat pada Pasal 21 UU BUMN yang berisikan: 1 Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Persero yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 lima tahun. 2 Rancangan rencana jangka panjang yang telah ditandatangani bersama dengan Komisaris disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan. Dari isi Pasal 21 UU BUMN tersebut tertera bahwa Direksi wajib membuat rancangan rencana yang ingin dicapai perusahaan dalam jangka waktu ke depan yang telah ditentukan UU BUMN, selanjutnya rancangan rencana tersebut disampaikan kepada RUPS, dimana pada RUPS terdapat Negara sebagai pemegang saham mayoritas. Pada Pasal 22 UU BUMN tertera : 1 Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka panjang. 2 Direksi wajib menyampaikan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. Pada Pasal 22 UU BUMN ini dapat dilihat peran direksi dalam pengelolaan pendapatan BUMN lewat rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran dari rencana tahunan. Pada Pasal 35 PP No. 45 Tahun Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara juga diatur Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP, dimana dikatakan juga bahwa direksi wajib menyiapkan RKAP yang memuat penjabaran tahunan, dan nantinya akan disahkan oleh RUPS. Tidak hanya untuk hal tersebut diatas, akan tetapi pendapatan BUMN juga digunakan untuk melakukan CSR terhadap lingkungan sekitar untuk mewujudkan aksi sosial perusahaan, dan digunakan dalam menyelenggarakan program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

G. Direksi Pada Perusahaan BUMN 4. Tugas dan Wewenang Direksi