72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk pabrik Bunut bagian Cenex Plant didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pembuatan lateks pekat terdapat 5 tahapan kerja, teridentifikasi 22 sumber bahaya dan hasil risk assessment di dapat 18 kegiatan termasuk kategori low
78, 3 kegiatan kategori moderate 13 dan 2 kegiatan kategori high 9 2. Potensi bahaya yang terdapat pada tahap persiapan yaitu pada kegiatan
pembuatan larutan kimia. 3. Potensi bahaya pada tahap pembo ngkaran lateks yaitu peledakan mesin
compressor. 4. Pada tahap pengolahan lateks di pabrik, kegiatan yang berisiko diantaranya :
a. Pemberian lauric acid di receiving tank berisiko terkena larutan kimia.
b. Pengoperasian mesin separator yang dapat menyebabkan mesin panas dan
pecah body mesin. c.
Penambahan NH3 gas di blending tank berisiko iritasi mata, kulit dan saluran pernafasan.
Universitas Sumatera Utara
5. Potensi bahaya yang teridentifikasi pada proses pembuatan lateks pekat rata- rata disebabkan oleh tindakan tidak aman pekerja dikarenakan tidak menggunakan
APD lengkap saat bekerja.
6.2 Saran
1. Bagi perusahaan hendaknya meningkatkan kegiatan sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja K3 di tempat kerja seperti memberikan pelatihan kepada pekerja
mengenai cara kerja yang aman, budaya keselamatan dan prosedur keselamatan. 2. Berikan penjelasan mengenai risiko-risiko kerja yang ada di tempat kerja dan
pekerja wajib memahaminya agar serta berikan pengarahan dan pengawasan rutin bagi penggunaan APD pada pekerja .
3. Berikan sanksi yang tegas kepada pekerja yang tidak mematuhi aturan kerja dan tidak menggunakan APD saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karet Alam Lateks 2.1.1 Sejarah Karet Lateks
Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan biji
karet. Lateks diperoleh dari tanaman Hevea brasiliensis, diolah dan diperdagangkan sebagai bahan industri dalam bentuk karet sheet, crepe, lateks
pekat dan karet remah Crumb rubber Tim Penulis PS, 1999.
Lateks dalam getah yang dikeluarkan oleh pohon karet, warnanya putih susu sampai kuning. Lateks mengandung 25-40 bahan karet mentah crude
rubber dan 60-77 serum air dan zat yang larut. Karet mentah mengandung 90-95 karet murni, 2-3 protein, 1-2 asam lemak, 0,2 gula, 0,5 garam
dari Na, K, Mg, P, Ca, Cu, Mn, dan Fe Wikipedia.
Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia
Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93 produksi karet alam, yang terbesar
adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20
jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring
dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik
sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet
tahan panas, dan lain-lain. Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah
penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar
dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun
pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu. 2.1.2 Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat. Lateks dari kebun atau disebut lateks kebun dapat diolah lebih lanjut menjadi lateks pekat
untuk pembuatan barang celup balon, sarung tangan, kondom. Lateks pekat merupakan lateks dari karet alam yang sekurang-kurangnya mengandung 60
kadar karet kering. Untuk membuat jadi lateks pekat , maka terlebih dahulu lateks
harus dipekatkan. Pemekatan lateks bertujuan untuk,
- Memperoleh kadar karet kering 60
- Mengurangi kenaikan biaya produksi
- Mengetahui jumlah air yang ditambahkan pada pengenceran lateks
sampai kadar yang dikehendaki.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa cara pemekatan lateks yang sering digunakan adalah dengan cara pemusingan centrifuging. Proses pemusingan adalah proses pemekatan lateks
dengan menggunakan centrifuge, lateks diberi amoniak dicentrifuge dengan kecepatan ± 6000-7000 rpm. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan
bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi Zuhra, 2006.
2.2 Tempat Kerja