dan subjek memberikan kesempatan pada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan subjek menyadari adanya orang yang mengamati apa yang subjek
kerjakan Moleong, 2011. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati seluruh potensi bahaya yang berisiko mengakibatkan kecelakaan kerja pada saat
pekerjaan itu dimulai hingga berakhir. Hal yang menjadi fokus pengamatan yakni pada instruksi kerja, serta kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan PT. Bakrie Sumatera Plantations,Tbk dan hasil penelitian yang berkaitan dengan HIRARC. Dokumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah data kecelakaan perusahaan, data jumlah karyawan dan data hasil pemeriksaan hiperkes untuk melihat keadaan
lingkungan kerja seperti hasil pemeriksaan pencahayaan, kebisingan, suhu ruangan dan lainnya sebagai indikator untuk mengisi lembar checklist yang
selanjutnya akan dibandingkan dengan standart faktor fisik yang telah ditentukan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13MENX2011
Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
3.6 Definisi Istilah
1. Tempat Kerja : Ruangan tertutup dan terbuka dimana
dilakukan proses pekerjaan dalam proses pembuatan lateks pekat.
Universitas Sumatera Utara
2. Aktivitas Kerja Rutin : Aktivitas yang dilakukan setiap hari kerja
mulai dari penerimaan bahan baku lateks, penerimaan bahan baku, proses pembuatan
lateks pekat hingga penyimpanan lateks pekat. 3. Aktivitas Non Rutin
: Aktivitas yang dilakukan pada waktu tertentu misalnya proses pelilinan tangki yang dilakukan
yang dilakukan 3 bulan sekali. 4. Sumber Bahaya
: Kondisi faktor kimia, fisik, dan ergonomi yang dapat merugikan pekerja pada proses produksi
pembuatan lateks pekat. 5. Identifikasi Bahaya
: Mengenal adanya potensi bahaya pada proses kerja pembuatan lateks pekat.
6. Penilaian Risiko : Proses penilaian kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan
tingkat keparahan
yang ditimbulkan pada pembuatan lateks pekat
sehingga didapat tingkat risiko.
3.7 Metode Pengolahan Data
Data diolah menggunakan HIRARC Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control. Pengolahan data dengan metode HIRARC diawali
dengan: 1.
Mengurutkan langkah-langkah kerja dalam pelaksanaan kegiatan produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan identifikasi risiko pada setiap langkah kerja, pengendalian
yang telah ada, undang-undang serta peraturan yang berlaku dan terkait dengan proses identifikasi tersebut.
3. Melakukan penilaian risiko untuk mengetahui tingkat bahaya dari
pekerjaan tersebut. Melakukan penilaian risiko meliputi penentuan probabilitas terjadinya suatu risiko occurrencelikelihood dan penentuan
tingkat keparahan jika risiko tersebut menjelma menjadi kecelakaan kerja severity. Penentuan likelihood dan severity dilakukan dengan cara
wawancara data kualitatif untuk memperoleh nilai likelihood dan nilai severity. Melakukan perhitungan score risiko dengan rumus :
Risk rating = likelihood x severity
3.8 Metode Analisis Data
Analisa data dimulai dengan menghitung nilai risiko yang diperoleh dari hasil perkalian likehood dan severity, sehingga diperoleh risk rating yang terdiri
dari 4 kategori yaitu kategori Extreme Risk, High Risk, Moderat Risk dan Low risk untuk melihat apakah nilai tersebut masih bisa diterima atau tidak dan apakah
perlu penanganan lain untuk mengurangi risiko tersebut sampai pada batas yang bisa diterima pekerja.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan