Maksimisasi Kepuasan Analisis pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap peluang permintaan kredit sepeda motor

4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-potensi ekonomi yang ada. Kredit bermasalah atau nonperforming loan NPL timbul karena kegagalan pihak debitor dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar sisa pembayaran cicilan pokok kredit besar bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit Dendawijaya, 2001. Kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan yang dibuat BI, pertama adalah kredit lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Kedua adalah kredit kurang lancar, kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan. Ketiga, kredit diragukan yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama enam bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. Kemudian keempat adalah kredit macet, kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pengembalian bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

2.4. Maksimisasi Kepuasan

Konsumen sebagai individu atau rumah tangga akan bertindak rasional yaitu dengan memaksimumkan kepuasan utility dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan keterbatasan tingkat pendapatananggaran yang dimiliki konsumen tersebut. Hal ini menguatkan sebuah hipotesis yaitu Life Cycle Permanent Income Hypothesis LCPIH. Nicholson 2001 menyatakan individu sebagai konsumen, dalam hal ini seseorang mengkonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk memperoleh kepuasan. Ada yang mengkonsumsi suatu barang untuk kelangsungan hidup seperti makanan, minuman, papan dan ada juga untuk bermewah-mewah, untuk menaikan gengsi, status, dan sebagainya. Pembedaan kedua kelompok barang diatas sulit dilakukan, terutama jika perekonomian negara tersebut semakin maju. Ukuran kepuasan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor Nicholson, 2001, jadi kepusan tidak hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis barang tersebut, tetapi juga oleh sikap psikologis psychological attitudes, tekanan kelompok group pressures, pengalaman pribadi dan lingkungan. Secara teknis kita hanya bisa mendefinisikan kepuasan secara transformasi monotonis monotonicorder-preserving transformation, yaitu menggambarkan preferensi secara kualtitaif, tetapi tidak kuantitatif Nicholson, 2001. Definisi yang sering digunakan untuk menerangkan kepuasan ini adalah preferensi seseorang diasumsikan bisa dipresentasikan oleh sebuah fungsi utilitas dalam bentuk ,......, , , 3 2 1 n x x x x U U = 1 dimana x 1 ,x 2 ,x 3 , ……, xn adalah jumlah barang yang dikonsumsi. Gambar 2 mengambarkan suatu keimbangan antara kepuasan pada titik E dimana terjadi persinggungan antara kurva Ui dan GAi, dimana tingkat kepuasan akan maksimal bila sama dengan anggaran yang dimiliki. Kurva U i menggambarkan kurva indiveren yaitu kombinasi antara dua barang X dan Y yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi individu i, kurva indiveren mengambarkan konsep diminishing marginal rate of substitution MRS atau tingkat kepuasan marginal yang semakin menurun. Kurva GA i mengambarkan anggaran yang dimiliki dan habis digunakan oleh individu i untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y. X U i GA i X E Y Y Gambar 2. Keseimbangan Tingkat Kepuasan Penelitian mengenai kredit konsumsi rumah tangga lebih sering didasarkan pada suatu hipotesis yang dikenal dengan Life Cycle Permanent Income Hypothesis LCPIH menyatakan bahwa individu atau rumah tangga akan memaksimumkan tingkat kepuasannya dengan dihadapkan pada kendala anggaran antar waktu yang dihadapinya Hadad et al., 2004. Menentukan suatu rumah tangga termasuk ke dalam kategori terkendala kredit atau tidak dilakukan dengan membandingkan konsumsi rumah tangga tersebut dengan suatu threshold value atau nilai ambang batas Hayashi, 1985 dalam Hadad et al., 2004. Pada umumnya model ekonometrika kualitatif, seperti model probit dan model tobit, menggunakan data threshold value. Nilai ambang batas ini dibutuhkan untuk menentukan suatu besaran indeks kegunaan yang tidak diobservasi unobservable utility index, indeks ini ditentukan oleh nilai variabel independen. Maka akan dibandingkan suatu besaran, apakah nilai unobservable utility index lebih besar atau lebih kecil dari threshold value Arief, 1993. Pada penelitian sebelumnya mengenai permintaan kredit konsumsi di Indonesia, threshold value didefinisikan sebagai saving rate dari kelompok rumah tangga yang memiliki pendapatan tinggi 40 tertinggi. Jika consumption rate suatu rumah tangga lebih kecil dari satu dikurangi saving rate, maka rumah tangga tersebut ke dalam rumah tangga yang tidak terkendala kredit Hadad et al., 2004.

2.5. Model Probit