Keadaan Hutan Potensi, Jenis Ketenagakerjaan

Hutan Deling terdapat pula tanah-tanah yang berasal dari pelapukan tuf yang baik untuk jati. C. Iklim Wilayah hutan KPH Bojonegoro terletak pada daerah dengan musim hu- jan dan musim kemarau yang jelas. Pada beberapa tempat di sekitar wilayah hutan terdapat beberapa stasiun hujan, sehingga dari data stasiun hujan tersebut dapat diketahui adanya bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering. Menurut Schmidt dan Ferguson 1951 dalam RPKH 2002, kriteria bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering adalah sebagai berikut: a. Bulan Basah, dengan curah hujan 100 mmbln. b. Bulan lembab, dengan curah hujan 60-100 mmbln. c. Bulan kering, dengan curah hujan 60 mmbln. Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering, maka Schmidt dan Ferguson menetapkan type iklim di Indonesia dengan mempergunakan rumus nilai Q sebagai berikut : 100 ker x asah ratabulanb jumlahrata ing ratabulan jumlahrata Q − − = Wilayah hutan KPH Bojonegoro termasuk type iklim D. Menurut Prof. Ir. C. Grartner dalam bukunya “Country Reporty of Teak” FAO-1956 dalam RPKH 2002, daerah dengan type iklim C,D,dan E adalah baik untuk pertumbuhan Jati.

D. Keadaan Hutan Potensi, Jenis

KPH Bojonegoro merupakan kelas perusahaan jati, meskipun juga mena- nam tanaman mahoni, sonokeling, sonosiso, sonobrit, dan johar. Susunan kelas hutan pada jangka lampau 1992-2001 tercatat bahwa untuk hutan produktif seluas 35.996,8 ha 72 dan hutan tidak produktif seluas 7.668,8 Ha 15 dari seluruh luas kawasan hutan KPH Bojonegoro. Distribusi jenis tanaman di KPH Bojonegoro adalah sebagai berikut : 1. Jati : 87 2. Mahoni : 7 3. Sonokeling : 2 4. Rimba : 3 Dalam pengelolaan direncanakan, jenis-jenis yang persentasenya kecil akan dirombak menjadi jenis jati, paling tidak diganti jenis-jenis yang merupakan substi-tusi kayu Jati misalnya Mahoni atau Sonokeling. Pada kawasan produktif, distribusi Kelas Umur KU seluas 30.014,2 Ha 83 dan Miskin Riap seluas 5.982,6 Ha 17.. Selebihnya berupa kawasan tidak produktif seperti Lapangan Tebang Habis Jangka Lampau LTJL, Tanah Kosong TK, Tanaman Kayu Lain TKL, Hutan Alam Jati Bertumbuhan Kurang HAJBK, dan Tegakan Jati Bertumbuhan Kurang TJBK seluas 7.688,8 Ha, bukan untuk produksi kayu jati seperti Tanaman Jenis Kayu Lain TJKL, Hutan Lindung HL, seluas 3.881,6 Ha, dan tak baik untuk penghasilan TBP, LDTI, SA HW,HL dan Alur seluas 2.578,2 Ha.

E. Ketenagakerjaan

Dalam rangka mencapai tujuan pengusahaan hutan yang baik diperlukan organisasi pelaksana yang akomodatif. KPH Bojonegoro dipimpin oleh seorang Administratur dan dibantu oleh 3 orang wakil, yang masing-masing secara struk- tural membawahi areal kerja KPH Bojonegoro yaitu : Bojonegoro Barat, Bojone- goro Tengah dan Bojonegoro Timur. Kinerja KPH Bojonegoro didukung oleh 723 orang yang terdiri dari pegawai negeri sipil yang diperbantukan, pegawai perusahaan, calon pegawai, pe- gawai harian, tenaga kontrak, dan tenaga borong. Tenaga kerja tersebut sebagian besar adalah tenaga lokal. Strategi mendasar yang harus dimiliki KPH Bojonegoro dalam pencapaian Pengelolaan Hutan Lestari ialah sikap memperhatikan tenaga kerja khususnya dalam perlindungan hak-hak mereka. Hak-hak tenaga kerja tersebut secara umum adalah sebagai berikut : a. Upah diatas UMR. b. Cuti tahunan. c. Jaminan sosial tenaga kerja. d. Alat perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. e. Peningkatan kapasitas serta hal lain sesuai peraturan perusahaan

F. Sosial Ekonomi dan Budaya Setempat