Latar Belakang Penentuan Daur Optimal dengan Faktor Pencurian Kayu di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumber kehidupan bagi komunitas yang ada di dalam dan di sekitar hutan. Berbagai macam manfaat hutan dapat dirasakan oleh mahluk hidup di bumi ini, baik itu manfaat tangible kayu dan nonkayu maupun manfaat intangible jasa lingkungan. Pemanfaatan dan pengelolaan hutan bertujuan untuk meningkatkan kese- jahteraan masyarakat, namun pemanfaatannya harus tetap mempertimbangkan ke- lestariannya agar menghasilkan hasil hutan yang kontinyu sehingga kebutuhan masyarakat dapat tercukupi secara terus menerus. Dengan demikian, keberadaan hutan akan selalu terjaga dan manfaatnya juga akan dapat terus dirasakan oleh mahluk hidup di bumi ini. Perusahaan Umum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki kewenangan untuk mengelola hutan di Pulau Jawa. Hutan yang dikelola adalah hutan negara yang berfungsi sebagai hutan produksi dan hutan lindung. Hutan yang dikelola tersebut merupakan hutan tanaman dengan tanaman utama- nya jati Tectona grandis Linn. f. Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang berkualitas tinggi dan merupakan jenis kayu mewah karena mempunyai garis lingkar tumbuh yang indah dan bernilai artistik tinggi. Disamping memiliki nilai artistik yang tinggi, kayu jati juga memiliki nilai kelas awet dan kelas kuat yang tinggi pula. Akan tetapi, untuk menghasilkan kayu jati yang berkualitas tinggi tersebut dibutuhkan daur yang panjang yaitu antara 40 – 80 tahun. Dalam pengelolaannya, tegakan jati sangat riskan terhadap gangguan se- perti pencurian, penggembalaan ternak, pembibrikan lahan, penyerobotan lahan, kebakaran, serangan hama penyakit, dan penurunan kualitas tempat tumbuh yang dapat berakibat terhadap penurunan potensi tegakan. Gangguan-gangguan terha- dap hutan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kerapatan bidang dasar sehingga mengakibatkan penurunan volume kayu dan berakibat pada menurunnya volume kayu yang akan dihasilkan atau dipanen. Gangguan hutan akibat pencurian adalah gangguan yang paling sering ter- jadi dan cenderung terus meningkat seiring berjalannya waktu dan gangguan ini- lah yang paling terasa akibatnya. Jumlah pencurian kayu yang terjadi dalam ling- kup perhutani sangat besar sekalipun telah ditanggulangi melalui berbagai upaya, baik preventif maupun represif. Kerusakan hutan yang disebabkan oleh meningkatnya pencurian tidak hanya berpengaruh terhadap potensi hutan itu sendiri, tetapi juga dapat berpenga- ruh terhadap pendapatan perusahaan. Hutan yang rusak karena pencurian akan mengakibatkan struktur tegakan hutan didominasi oleh tegakan dengan kelas umur KU muda sehingga kegiatan penebangan dilakukan sebelum daur. Jumlah pencurian kayu yang terjadi dalam lingkup Perhutani dapat me- ngurangi panjang daur sehingga dirasakan perlu diadakan kajian tentang panjang daur yang telah ada. Penentuan daur optimal yang dilakukan dalam penelitian ini dihitung dari segi biaya pengelolaan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan serta memasukkan pencurian kayu sebagai faktor pengganggunya.

B. Tujuan Penelitian