Letak Geografis dan Luas

KEADAAN UMUM LOKASI Keadaaan umum lokasi ini dikutip dari Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan RPKH KPH Bojonegoro Jangka Perusahaan 1 Januari 2002 – 31 Desember 2011.

A. Letak Geografis dan Luas

Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bojonegoro memiliki luas wilayah 50.145,4 Ha. Secara administratif, wilayah tersebut berada di Daerah Tingkat II Kabupaten Bojonegoro. KPH tersebut memiliki batasan-batasan yaitu di bagian Utara berbatasan dengan kota Kabupaten Bojonegoro, di bagian Timur dengan KPH Jombang, di bagian Selatan dengan KPH Saradan dan KPH Nganjuk, dan di bagian Barat dengan KPH Padangan. Secara Geografis atau berdasarkan garis lintang, wilayah KPH Bojonegoro berada di antara 7 °10’38” LS sampai 7°27’58” LS, dan di antara 4 °54’0” BT sampai 5°16’42” BT dari jakarta. B. Tanah dan Geologi Tanah di bagian Utara KPH Bojonegoro merupakan tanah dengan lapisan kapur dimana terdapat fosil-fosil yang turut membentuk lapisan kapur dan batu pasir. Batu-batu kapur yang sukar lapuk membentuk tanah yang dangkal, tetapi baik untuk jati. Tanah kapur tersebut banyak terdapat di Bagian Hutan Ngorogu- nung, Dander, Deling bagian Utara, bagian Barat Daya, bagian Timur dan bagian Selatan. Tanah di bagian Selatan KPH Bojonegoro merupakan lapisan mergel, yang dalam pelapukannya berubah menjadi tanah margalit yang liatlengket dan berwarna putih kelabu sampai kelabu kehitam-hitaman. Tanah seperti ini mudah terkena erosi, oleh sebab itu keadaan hutannya menjadi kurang baik, sehingga pada bagian-bagian tertentu tidak diadakan tebang habis untuk menghindari long- sornya tanah. Lembah kali Gondang, kali Tretes dan bagian atas Kalitidu memiliki tanah liat hitam dimana jenis tanah tersebut dapat mendukung petumbuhan jati dengan baik. Tanah di bagian paling selatan, yang mendekati Gunung Pandan termasuk kedalam kelompok tanah yang berasal dari pelapukan breccie yang dangkal, berwarna hitam, dan perlu dilindungi dari erosi. Di bagian tenggara dari Bagian Hutan Deling terdapat pula tanah-tanah yang berasal dari pelapukan tuf yang baik untuk jati. C. Iklim Wilayah hutan KPH Bojonegoro terletak pada daerah dengan musim hu- jan dan musim kemarau yang jelas. Pada beberapa tempat di sekitar wilayah hutan terdapat beberapa stasiun hujan, sehingga dari data stasiun hujan tersebut dapat diketahui adanya bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering. Menurut Schmidt dan Ferguson 1951 dalam RPKH 2002, kriteria bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering adalah sebagai berikut: a. Bulan Basah, dengan curah hujan 100 mmbln. b. Bulan lembab, dengan curah hujan 60-100 mmbln. c. Bulan kering, dengan curah hujan 60 mmbln. Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering, maka Schmidt dan Ferguson menetapkan type iklim di Indonesia dengan mempergunakan rumus nilai Q sebagai berikut : 100 ker x asah ratabulanb jumlahrata ing ratabulan jumlahrata Q − − = Wilayah hutan KPH Bojonegoro termasuk type iklim D. Menurut Prof. Ir. C. Grartner dalam bukunya “Country Reporty of Teak” FAO-1956 dalam RPKH 2002, daerah dengan type iklim C,D,dan E adalah baik untuk pertumbuhan Jati.

D. Keadaan Hutan Potensi, Jenis