Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

kelompoknya dan memudahkan menyelesaikan tugas-tugas yang ada. b. Setiap kelompok ada yang ahli terhadap topik tertentu, sehingga anggota kelompok dapat saling mengajar materi yang ada menjadi guru bagi temannya, dengan demikian waktu yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif untuk menguasai materi yang ada. c. Adanya follow up yang dilakukan diantara sesama anggota tim, sehingga siswa lebih mengetahui kekurangan sejak dini. d. Adanya penghargaan baik perorangan maupun kelompok akan mendorong setiap siswa berperan aktif memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran turnamen belajar yang merupakan gabungan dari beberapa model pembelajaran kooperatif dikatakan efektif apabila. 1. Model pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Model pembelajaran menghasilkan pembelajaran yang efektif, ditandai dengan tercapainya daya serap ketuntasan belajar sesuai dengan tuntutan kurikukulum.

J. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, apabila proses itu direncanakan dengan baik. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik. Perencanaan itu meliputi pembuatan rencana pembelajaran dan menyiapkan bahan ajar buku siswa yang baik. Perencanaan yang baik mengacu pada model pembelajaran yang akan diterapkan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe turnamen belajar dapat berjalan dengan efektif, apabila disertai pengembangan perangkat yang sesuai dengan model itu. Dengan demikian, pengembangan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe turnamen belajar diduga menghasilkan pembelajaran yang efektif. Dalam model pembelajaran turnamen belajar, setiap anggota kelompok memperoleh tanggung jawab yang berbeda-beda, tetapi keberhasilan kelompok menjadi tanggung jawab bersama. Penyelesaian tugas yang menjadi tanggungjwabnya dapat diselesaikan dengan berdiskusi baik sesama anggota kelompoknya diskusi kelompok asal maupun diskusi kelompok ahli. Diskusi antar siswa baik yang dilakukan pada kelompok asal maupun kelompok ahli serta kegiatan penularan dari siswa yang telah ahli dalam menguasai materi tertentu ke anggota kelompoknya, dimungkinkan terjadi peningkatan aktivitas belajar pada siswa, sehingga akan mendorong peningkatan hasil belajar. Model ini dapat memotivasi siswa untuk belajar sub topik lain yang belum dikuasai dengan bertanya kepada anggota kelompoknya. Hal ini disebabkan dalam diri siswa ada rasa ikut bertanggung jawab terhadap kesuksesan kelompoknya. Dengan demikian, aktivitas siswa meningkat dan diduga mendominasi proses pembalajaran yang ada. Pada umumnya materi matematika disusun secara hirarkis, materi yang satu merupakan prasyarat unuk materi berikutnya. Apabila siswa tidak menguasai materi prasyarat pengetahuan awal, siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang memerlukan materi prasyarat tersebut. Banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika karena materi prasyarat untuk hal-hal yang dipelajari belum dikuasai. Oleh karena itu, proses pembelajaran akan berjalan optimal apabila para siswa menguasai materi prasyarat yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik 2003:17 yang mengatakan bahwa pengalaman dasar berfungsi mempermudah siswa memperoleh pengalaman baru dan siswa merasa sulit memahami suatu generalisasi jika ia belum mempunyai suatu konsep sebagai pengalaman dasar. Dengan demikian siswa yang mempunyai pengetahuan awal yang baik akan memperoleh hasil belajar yang baik dan sebaliknya. Pengelompokkan siswa berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki menjadi kelompok atas, menengah, dan bawah diduga mengakibatkan hasil belajar yang berbeda antar kelompok tersebut. Belajar tidak hanya dilihat dari segi hasil akhir, tetapi perlu diperhatikan dari segi proses yang dilakukan siswa. Kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, perlu dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan siswa yang ditunjukkan dalam proses pembelajaran menunjukkan kemahiran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan penguasaan siswa terhadap materi yang ada. Siswa yang aktif bertanya atau menanggapi pertanyaan yang ada, berperan dalam kegiatan diskusi baik pada kelompok asal maupun kelompok ahli, kemampuan menyelesaikan tugas rumah yang diberikan, dan kemampuan menyelesaikan tes-tes yang diberikan, menunjukkan tingkat kemahiran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang ada. Siswa yang mempunyai kemahiran berproses tinggi diduga mempunyai hasil belajar yang tinggi, dan sebaliknya. Pembelajaran model turnamen belajar merupakan gabungan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division, Jigsaw dan TGT Teams games Tournaments yang dalam tahap evaluasi memberikan kesempatan jeda untuk belajar kembali dalam kelompoknya sebelum melanjutkan tahapronde berikutnya, sehingga diharapkan siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini disebabkan secara garis besar materi pelajaran telah diberikan oleh guru melalui pembelajaran klasikal di awal, sehingga siswa mempunyai modal awal untuk mengikuti proses pembelajaran berikutnya. Model pembelajaran turnamen belajar memungkinkan siswa menjadi guru bagi siswa lainnya, sehingga apabila siswa mengalami kesulitan didalam memahami suatu materi dapat bertanya kepada siswa yang lain. Dengan demikian, kesulitan dalam belajar dapat segera teratasi. Di samping itu, model pembelajaran turnamen belajar memungkinkan siswa saling mendukung, saling membantu dan peduli. Siswa yang kurang pandai mendapat masukan dari siswa yang lebih pandai, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajarnya dan diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat dan mencapai standar ketuntasan belajar. Pada evaluasi yang memberi kesempatan belajar antar rondebabak dalam tes turnamen belajar dimungkinkan siswa saling mengevaluasi dan memfollow up terhadap kekurangan masing-masing anggota terhadap topik tertentu, sehingga diharapkan pada ronde berikutnya menghasilkan prestasi yang lebih baik. Dengan demikian, model pembelajaran turnamen belajar diharapkan dapat meningkatkan standar ketuntasan belajar yang dicapai siswa.

K. Hipotesis