G. Langkah-langkah Pembelajaran Turnamen Belajar
Turnamen belajar dalam penelitian ini merupakan gabungan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement
Division, Jigsaw dan TGT Teams games Tournaments yang dalam
tahap evaluasi memberikan kesempatan setiap siswa untuk belajar kembali dalam kelompoknya sebelum melanjutkan tahapronde berikutnya.
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah. Langkah 1 : Pemberian materi secara klasikal oleh guru.
Langkah 2 : Pembentukan kelompok dengan beranggotakan 4 orang yang hete- rogen.
Langkah 3 : Guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan berupa tugas latihan soal yang ada pada buku siswa dan
mendistribusikan kepada kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab menyelesaikan
tugas yang berbeda. Selanjutnya didiskusikan dengan anggota kelompok lain yang memiliki tugas yang sama
diskusi kelompok ahli. Langkah 4 : Setelah menjadi ahli siswa kembali ke kelompoknya untuk
menularkan cara menyelesaikan tugas yang adamateri penting yang ada kaitannya dengan tugas tersebut kepada
anggota kelompoknya.
Langkah 5 : Tes individu. Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan hasilnya
digunakan untuk menentukan perkembangan prestasi individu dan kelompoknya. Tes ini berupa pop quiz dan tes
turnamen belajar. Pop quiz diberikan pada setiap akhir pertemuan, sedangkan tes turnamen belajar diberikan
setelah beberapa pokok bahasan kompetensi dasar. Pada tes turnamen belajar terdiri beberapa ronde babak dengan
jeda waktu antar rondebabak untuk memberi kesempatan belajar kembali sesuai dengan kelompoknya. Tes turnamen
belajar minimal terdiri dua rondebabak. Langkah
6 : Pemberian penghargaan berdasar nilai tertinggi dari peningkatan skor seluruh anggota kelompok dengan pijakan
adalah jumlah skor kelompok pada pretes tahap pertama tes sebelumnya.
Langkah-langkah tersebut lebih condong ke model Jigsaw, tetapi pada awal pertemuan pemberian materi secara klasikal dan lebih fokus,
sehingga siswa mempunyai gambaran awal. Hal ini akan memudahkan menerima materi dari
anggota kelompoknya yang telah menjadi ahli dalam sub topik tertentu. Model ini dapat memotivasi siswa untuk mengetahui sub topik yang lain
dengan bertanya kepada anggota kelompoknya. Hal ini akan meningkatkan aktivitas siswa karena dirinya merasa ikut bertanggung jawab terhadap
kesuksesan kelompoknya. Di samping itu, model ini dapat saling mengevaluasi dan saling memfollow up hasil belajar yang dicapai oleh
setiap anggota tim, sehingga prestasinya pada ronde babak berikutnya dapat meningkat. Hal ini dikarenakan ada waktu untuk mengadakan
perbaikan antar ronde, sehingga kelemahan-kelemahan kesulitan- kesulitan yang ada dapat teratasi.
H. Pengembangan Perangkat Pembelajaran