Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman pada saat ini ditandai dengan adanya perkembangan yang sangat cepat dari berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Dengan adanya berbagai tantangan yang ada menuntut dunia pendidikan khususnya IPS untuk diperbaiki kualitas pendidikan agar sesuai dengan perkembangan jaman. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan SNP pada Pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunannya dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP. KTSP merupakan kurikulum yang memuat semua unsur desain kurikulum yang meliputi desain kurikulum disiplin ilmu atau yang dikenal dengan kurikulum subjek akademik, kurikulum pengembangan individu, kurikulum berorientasi pada kehidupan masyarakat, dan kurikulum teknologi. Penyusunan KTSP oleh sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, Standar kompetensi pada KTSP dalam muatan pembelajaran IPS merupakan kualitas kemampuan minimal siswa dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan berbagai tantangan hidup yang ada. Ilmu Pengetahuan Sosial memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia dan pemahaman sosial. Berdasarkan KTSP, tujuan dari mata pelajaran IPS y a i t u untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupanya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab Sardjiyo dkk, 2009: 1.32. Menurut Nursid Sumaatmaja dalam Rudy Gunawan, 2013:18 mata pelajaran IPS bertujuan membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Berdasarkan refleksi guru pada saat Praktek Pengalaman Lapangan PPL di Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang menunjukkan bahwa kondisi kelas VA saat pembelajaran IPS masih belum optimal, hal ini dalam faktor guru, guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran dan model yanf digunakan belum sesuai dengan keadaan siswa, belum maksimal menggunakan media sehingga siswa kurang aktif dan cepat merasa bosan saat pembelajaran dan kurang mengenalkan materi kongkrit. Selaim itu dalam faktor siswa, siswa cederung berbicara sendiri dengan siswa lain, siswa hanya mendengarkan tanpa disertai praktik nyata sehungga mengakibatkan siswa kurang tertarik pada mata pelajaran IPS. Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah yang ditunjukkan data dari hasil observasi dan evaluasi pada mata pelajaran IPS masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan sekolah yaitu 62. Dari data nilai rata-rata ulangan IPS siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang semester 1 tahun pelajaran 20142015, didapatkan 24 siswa 63,15 dari 38 siswa belum mencapai KKM dan siswa yang tuntas KKM sebanyak 36,85 atau 14 siswa. Dari data yang ditemukan di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Permasalahan mengenai rendahnya tingkat pemahaman siswa tersebut menjadi masalah yang sangat penting dan mendesak untuk segera dicari solusi pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut di atas, peneliti sebagai guru bersama kolaborator menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualiatas muatan pembelajaran IPS dengan model Caurse Review Horay dengan media Audio Visual karena model dan media ini memiliki kelebihan-kelebihan sehingga permasalahan yang didapatkan guru dapat teratasi. Peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif seperti diatas dengan melakukan tindakan pembelajaran inovatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan juga hasil belajar. Dalam Miftahul Huda 2014:227 kelebihan model pembelajaran Course Review Horay yaitu dapat memciptakan pembelajaran lebih menarik, mampu mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran, pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan dan terciptanya komunikasi dua arah. Berbekal dari kelebihan-kelebihan model pembelajaran Course Review Horay , model ini dapat menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak Horay, untuk meningkatkan konsentrasi, minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti menggunakan media Audio Visual. Menurut Hamdani 2011:249 media Audio Visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif pendengaran maupun visual penglihatan yang dapat dipandang maupun didengar suaranya. Media Audio Visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Menggunakan media Audio Visual, guru dapat menyajikan pokok masalah lebih realistis konkret dan dapat memperjelas suatu masalah pokok bahasan dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas kegiatan pembelajaran akan optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cara menerapkan model Caurse Review Horay berbantuan media Audio Visual pada siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang. Beberapa hasil penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang telah peneliti lakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh May Winarsih pada tahun 2013 di kelas V SDN 1 Karangasari yang berjul “Penggunaan Metode Course Review Horay Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS tentang Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas V SDN 1 Karngasari Tahun Ajaran 20132014 ”. Dalam penelitianya, May melakukan observasi pada guru dengan mendapatkan skor rata-rata pas siklus I mencapai 3,3. Siklus II 3,8 dan siklus III mencapai 3,9. Observasi pada siswa mendapatkan skor rata-rata pada siklus I mencapai 3,0; siklus II 3,8; dam siklus III 3,9. Perolehan hasil belajar IPS juga menunjukan ketuntasan pada siklus I mencapai 28,6, siklus II meningkat menjadi 89,3 dan pada siklus III mencapai hasil maksimal yaitu 100. Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret: 2013 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Jusman dkk pada tahun 2013 yang berjudul “Peningatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu ” , didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Inpres Sintuwu dikategorikan baik, dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa awal hingga akhir didapatkan peningkatan yang baik yaitu pada aktifira siswa siklus I presentase ketuntasan 61,36 dan dikategorikan cukup. Mengalami peningkatan pada siklus II dengan kategori sangat baik yaitu 90,90. Hasil belajar pra tindakan dengan daya serap klasikal yaitu 58,75 dan ketuntasan klasikal 30. Hasil belajar siklus I yaitu daya serap klasikal 64,75 dan ketuntasan klasikal 55, serta siklus II yaitu daya serap klasikal 86 dan ketuntasan klasikal 90. Jurnal Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako : 2014. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Marteni Dewi, dkk pada tahun 2014 pada siswa kelas V SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng yang berjud ul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay CRH Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Tahun Pelajaran 20132014 Di Gugus IV Kecamatan Buleleng” . Dalam penelitiannya Made dkk mengungkapkan bahwa IPA di lapangan masih jauh dari harapan sebab pembelajaran belum mencerminkan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan karena guru selalu menggunakan menggunakan model konvensional yaitu berupa ceramah, latihan soal, kemudian memberikan tugas. Sehingga guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa, dan mengakibatkan membuat siswa tidak menyukai IPA. Melihat dari permasalahan tersebut salah satu solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model course review Horay CRH, pembelajaran CRH adalah pembelajaran yang diharapkan siswa dapat berlatih untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompoknya. Penggunaan model ini mengakibatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan ketrampilan guru yang dilihat dari analisis varians satu jalur Jurnal Mimbar PGSD FKIP Universitas Pendidikan Ganesha : 2014. Berdasarkan latar belakang masalah dari penelitian-penelitian yang terdahulu tersebut, maka peneliti mengkaji tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang ”

1.2 Perumusan dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 11 358

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 10 344

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 5 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

5 47 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337