Definisi Etos Kerja Etos Kerja

44 yang negatif terhadap pimpinan, kinerjanya dapat menjadi rendah dan kurang produktif. Kediklatan dapat saja tidak mencerminkan lembaga sumber dan inspirator bagi unit kerja yang lain. Semua itu kontradiksi dengan pemahaman dan pengertian setiap orang tentang lembaga kediklatan yang identik dengan kedisiplinan, produktif, profesional, kerjasama yang solid, dan beberapa hal lain. Terkait penelitian yang dilakukan tentang kepemimpinan dirahkan kepada 1 sifat kepemimpinan kejujuran, berpengetahuan, berani, mampu mengambil keputusan, dapat dipercaya, berinisiatif, bijaksana, tegas, adil, bisa menjadi teladan, ulet, loyalitas, tidak mementingkan diri sendiri, simpatik, dan rendah hati, 2 tipe kepemimpinan otokratis, demokratis, ekskutif, dan cerminan intelektual, 3 orientasi kepemimpinan tidak berorientasi pada kekuasaan, humanis, kekeluargaan, berorientasi pada proses dan hasil yang berkualitas, .dan 4 penerapan kewenangan pengetahuannya, kesetiaannya, keterampilannya, dan integritasnya.

2.3 Etos Kerja

2.3.1 Definisi Etos Kerja

Etos kerja adalah ‘’sikap mental dalam mengerjakan atau menghadapi segala hal atau sesuatu yang berhubungan dengan kerja’’ Lichert dan Willits, dalam Vroom 1964:45. Sedangkan Ananta 1994:13 menyebutkan bahwa ’’etos kerja mengandung makna watak, semangat, dan karakter’’. Kata etos kerja merupakan gabungan dari dua kata: etos dan kerja, yang masing-masing memiliki makna yang cukup luas. Kata etos berasal dari kata Ethos , yang di dalam bahasa Yunani mengandung pengertian bagian dari falsafah 45 yang menilai perilaku manusia menurut tolok ukur tertentu sehingga tidak mudah untuk dirumuskan dalam kalimat yang operasional. ’’Tetapi sebagai gambaran awal dapat diungkapkan di dalam ungkapan etos kerja mengandung makna ’watak, semangat dan karakter’’ Ananta, 1994:13. Sedangkan kata kerja mengandung makna melakukan sesuatu tugas yang diakhiri dengan buah yang dapat dinikmati oleh yang bersangkutan maupun orang lain. Untuk dapat membuahkan karya yang dapat dinikmati, diperlukan semangat, watak dan karakter. Lichert dan Willits dalam Vroom 1964:45 memberikan batasan pengertian tentang etos kerja sebagai ’’sikap mental di dalam mengerjakan atau menghadapi segala sesuatu yang berhubungan dengan kerja.’’ Cherington 1984 mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja, yaitu 1 ada usaha keras sebagai kewajiban moral dan religius bagi setiap orang untuk mengisi hidupnya, 2 menghargai waktu kerja, 3 bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan, 4 menginginkan produktivitas yang tinggi, 5 merasa bangga terhadap profesi dan lembaganya, 6 loyal terhadap profesi dan lembaganya, 7 selalu ingin berprestasi dan 8 bersifat jujur. Dari ciri-ciri yang dikemukakan oleh Cherington ini dapat menjelaskan bahwa etos kerja mencakup keseluruhan proses kerja, dari partisipasi kerja hingga kualitas hasil kerja. Etos kerja adalah pandangan dan sikap setiap orang bahwa bekerja adalah sesuatu yang penting dalam hidup mereka. Mereka cenderung menyukai kerja dan memperoleh kepuasan dari pekerjaannya. Mereka mempunyai komitmen yang lebih kuat terhadap organisasi dan tujuannya. Dengan demikian 46 makna etos kerja berbeda dengan semangat kerja, karena semangat kerja hanya mencakup kawasan partisipasi kerja saja. Menurut Warella 1993:10 ”untuk mengembangkan etos kerja perlu ditekankan pentingnya disiplin, kerja keras, pandangan bekerja adalah suatu yang mulia, efisiensi, kejujuran, loyalitas tanggungjawab, kerjasama, hidup hemat, integritas, mandiri, kreativitas, inovasi, dan menghargai waktu’’. Dalam penelitian ini setelah mengkaji berbagai pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan, etos kerja adalah kondisi psikologis yang berkenaan dengan sikap mental, semangat, karakter, kemauan, dan motivasi seseorang dalam mengerjakan atau menghadapi segala sesuatu yang berhubungan dengan kerja

2.3.2 Ciri-Ciri Etos Kerja