Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Widyaiswara

47 bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan, 4 menginginkan produktivitas yang tinggi, 5 merasa bangga terhadap profesi dan lembaganya, 6 loyal terhadap profesi dan lembaganya, 7 selalu ingin berprestasi dan 8 bersifat jujur

2.4 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Widyaiswara

Kepemimpinan sebagai suatu “cara yang dipergunakan pemimpin untuk mempengaruhi terhadap bawahan, staf, atau pegawai timbul dari sejumlah hubungan yang kompleks antara si pemimpin, pihak yang dipimpin, organisasi yang bersangkutan, nilai sosial, kondisi ekonomi, dan politik situasi lainnya” Terry dalam Syamwill, 1999:183 tentu akan mempengaruhi terhadap berbagai hal, salah satunya adalah kinerja widyaiswara. Pemimpin yang menerapkan cara atau tipe kepemimpinan otoriter, dalam arti bahwa pegawai tidak diberi kesempatan untuk megembangkan diri karena semua dalam bentuk instruktif dan kadar kepercayaan pada bawahan rendah akan memberikan dampak rendahnya kualitas kerja. Widyaiswara hanya sebatas melaksanakan tugas dan menyelesaikan program-program kerja karena orientasi pimpinan adalah hasil. Rasa aman, ketenangan dalam kerja, dan pengakuan tidak ada. Sehingga Zainun 2004:83 menyatakan ”bahwa dalam membahas hubungan antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi antara lain perlu dibicarakan adalah beberapa segi yang mempengaruhi rasa ketenteraman dan ketenangan bekerja bagi setiap petugas bawahan dalam hubungan mereka dengan atasan masing-masing”. Dengan terjaminnya perasaan demikian diantara para bawahan, maka akan terjamin pula hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan. Jika hubungan atasan dan bawahan tidak hanya sebatas hubungan kerja namun humanis, bawahan pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi. 48 Para pemimpin hendaknya memberikan teladan pada bawahannya dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Jangan mengabaikan posisi anda. Bawahan anda akan dipengaruhi oleh sikap, perilaku, dan kinerja pribadi anda. Anda selalu perlu memberikan teladan yang baik pada orang lain. Jika tidak, anda tidak akan mendapat keterlibatan dan dukungan penuh mereka dan pencapian tujuan akan terbengkelai Stemp, 1993:2. Dengan rendahnya keterlibatan maka cenderung untuk menimbulkan rendahnya kinerja. Kepatuhan atau ketaatan, tanggung jawab, maupun kerjasama dalam bentuk semu. Inisiatif prakarsa rendah, dan cenderung statis. Pegawai tidak nyaman dalam bekerja. Suasana kerja menjadi kaku dan komunikasi menjadi tidak kondusif.

2.5 Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kinerja Widyaiswara